Sabtu, 05 Maret 2016

POLA KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS

PUBLIC RELATIONS
POLA KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS


DOSEN PENGAMPU:
EVI HAFIZAH, M. Si





OLEH:
MARYAMATUL MUNAWWARAH
1113111006


JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM  (KPI)
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONTIANAK
2014

POLA KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS
A.    Pengertian Komunikasi[1]
Komunikasi secara terminologis adalah proses penyampaian pernyataan atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Dapat diartikan bahwa yang terlibat komunikasi adalah manusia. Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan manusia lain untuk berinteraksi. Dalam berinteraksi antara satu manusia dengan manusia lainnya memerlukan komunikasi. Komunikasi antar manusia (Human Communication) sering juga disebut sebagai komunikasi sosial. (Effendy, 1992:4).
Beberapa definisi komunikasi menurut para ahli yaitu : Everett M. Rogers “Komunikasi adalah suatu proses dimana ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah perilaku mereka”. Shannon & Weaver menyatakan bahwa “Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, baik sengaja maupun tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi” (dalam Cangara, 1998:20).
Wan Xiao (1997) mengatakan: ”Interaksi sosial membentuk sebuah peran yang dimainkan setiap orang dalam wujud kewenngan dan tanggungjawab yang telah memiliki pola-pola tertentu. Pola-pola itu ditegakkan dalam institusi sosial (social institution) yang mengatur bagaimana cara orang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain, dan organisasi sosial memberikan wadah, serta mengatur mekanisme kumpulan orang-orang dalam suatu masyarakat.” (Liliweri, 2004: 6).

B.     Pengertian Public Relation (Humas)
Menurut IPRA (International Public Relations Association, humas merupakan bagian dari organisasi atau lembaga yang fungsinya terencana dan berkelanjutan untuk memperoleh simpati atau dukungan dari pihak yang terkait dan bisa mengetahui opini public. Humas sendiri bisa dikatakan sebagai bagian organisasi atau lembaga yang bisa menciptakan kepercayaan public terhadap organisasi tersebut.
Humas merupakan jembatan penghubung antara sekelompok manusia di suatu organisasi dengan sekelompok manusia lain. Keberagaman karakter dan sifat manusia lebur menjadi satu dalam memahami organisasi atau perusahaan tertentu karena adanya hubungan masyarakat atau humas yang menerangkan tentang fungsi dari kelembagaan tersebut. Oleh karena itu, humas bisa di katakan sebagai bagian dari ilmu sosial.

C.    Pola Komunikasi[2]
Pola komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses pengriman dan penerimaan pesan yang mengaitkan dua komponen, yaitu gambaran atau rencana yang meliputi langkah-langkah pada suatu aktifitas, dengan komponen-komponen yang merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan komunikasi antar manusia atau kelompok dan organisasi. Pola komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses mengkaitkan dua komponen yaitu gambaran atau rencana yang menjadi langkah – langkah pada suatu aktifitas dengan komponen – komponen yang merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan antar organisasi ataupun juga manusia
Sudah diketahui bahwa komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan atau pun informasi dari seseorang kepada orang lain. Pada perkembangannya pihak penyampai pesan atau dalam istilah komunikasi disebut komunikator, dapat berupa sebuah kelompok atau pun perorangan. Begitu pula dengan penerima (komunikan) dapat berupa perorangan atau pun kelompok.
Diketahui pula, bahwa komunikasi itu bagaikan udara, bahwa dalam melakukan setiap kegiatan dan aktivitasnya, manusia tidak akan pernah dapat dipisahkan dari komunikasi. Apabila proses komunikasi ini dihubungkan dengan salah satu formula atau model klasik dalam komunikasi, maka dapat dihubungkan dengan Formula Lasswell ”Who says what in wich channel to whom whit what effect (Siapa mengatakan apa, dengan saluran yang mana, kepada siapa dan dengan efek bagaimana)” (dalam McQuail, 1981:12).
Di dalam formula Lasswell tersebut, diketahui bahwa pada dasarnya formula ini menunjukkan kecenderungan-kecenderungan adanya anggapan bahwa komunikator pasti memiliki keinginan untuk memengaruhi komunikan (penerima), oleh karena itu komunikasi dianggap merupakan sebuah proses persuasif. Dan selain itu, ada anggapan bahwa setiap pesan itu mengandung efek.
Pada dasarnya setiap orang dalam berkomunikasi, mempunyai perbedaan dalam prosesnya, baik proses pengiriman maupun penerimaan. Hal ini tidak terlepas dari adanya lingkup pemahaman maupun pengalaman yang dimiliki masing-masing pihak yang berkomunikasi, baik pengirim pesan maupun penerima pesan.
Berdasarkan kebutuhan akan berkomunikasi, maka terdapat beberapa pola komunikasi. Beberapa sarjana Amerika membagi pola komunikasi menjadi 5 yaitu: ”Komunikasi Antarpribadi (interpersonal Communication, Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication), Komunikasi Organisasi (Organizational Communication), Komunikasi Massa (Mass Communication), dan Komunikasi Publik (Public Communication).
Selain itu ada pula beberapa macam pola komunikasi yaitu :
a)  Pola Komunikasi Primer
Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu simbol sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua lambang verbal dan nirverbal. Lambang verbal yaitu bahasa, yang paling sering digunakan karena bahasa mampu mengungkapkan pikiran komunikator. Sedangkan lambang nirverbal yaitu lambang yang di gunakan dalam berkomunikasi yang bukan bahasa, namun merupakan isyarat dengan menggunakan anggota tubuh antara lain seperti : kepala, mata, bibir, tangan dan sebagainya.
b)  Pola Komunikasi Sekunder
Pola komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang pada media pertama. Komunikator yang menggunakan media kedua ini karena yang menjadi sasaran komunikasi yang jauh tempatnya, atau banyak jumlahnya. Dalam proses komunikasi secara sekunder ini semakin lama akan semakin efektif dan efisien, karena didukung oleh teknologi informasi yang semakin canggih.
c)   Pola Komunikasi Linear
Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti perjalanan dari satu titik ketitik yang lain secara lurus, yang berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi, dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka (face to face), tetapi juga adakalanya komunikasi bermedia. Dalam proses komunikasi ini, pesan yang disampaikan akan efektif apabila ada perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi.
d)   Pola Komunikasi Sirkular
Sirkular secara harfiah berati bulat, bundar, atau keliling. Dalam proses sirkular itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan kekomunikator, sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi. Dalam pola komunikasi seperti ini, proses komunikasi berjalan terus yaitu adanya umpan balik antara komunikator dan komunikan.


D.    Model Komunikasi Public Relations[3]
Menurut James E. Gruning perkembangan PR dalam konsep dan praktik dalam proses komunikasi ada 4 yaitu :
1.      Model Publicity, model ini PR melakukan propaganda atau kampanye melalui proses komunikasi searah untuk tujuan publisitas yang menguntungkan secara sepihak, khususnya mengadapi media massa dengan mengabaikan kebenaran informasi sebagai upaya untuk menutupi unsur-unsur negative dari suatu lembaga
2.      Model Public Information, di sini PR berupaya membangun kepercayaan organisasi melalui proses komunikasi searah dan tidak mementingkan persuasive, di samping itu mampu mengendalikan berita melalui kerjasama media massa
3.      Model Two Way Assymetrical, model ini PR melakukan kampanye melalui komunikasi dua arah dan penyampaian pesan-pesan berdasarkan hasil riset serta strategi komunikasi persuasif public secara ilmiah
4.      Model Two Way Symmetrical, model ini menggambarkan proses komunikasi melalui dua arah timbale balik yang berimbang.

E.     Proses Komunikasi[4]
Terdapat sebuah model komunikasi yang dikembangkan oleh Harold D. Lasswel sebagai berikut :
 






Model Lasswel ini terkenal dengan SMRCE yang merupakan singkatan dari : S source (sumber), M Messege (pesan), R Receiver (penerima pesan), C Channel (saluran yang digunakan dan E Effect (pengaruh yang ditimbulkan).
F.     Bentuk-bentu Komunikasi[5]
Dalam komunikasi antar manusia kita mengenal tiga macam bentuk pokok komunikasi yaitu ; Komunikasi Intrapribadi (komunikasi dengan diri kita sendiri), Komunikasi dengan orang lain dan Komunikasi melalui media massa.
Dari tiga bentuk komunikasi di atas, maka menimbulkan dampak, bentuk pertama hanya dirasakan oleh diri kita sendiri, sedangkan pada bentuk komunikasi yang kedua dapat dirasakan pada waktu itu juga oleh pihak-pihak yang terlibat dan bentuk komunikasi yang ketiga baru tampak beberapa waktu kemudian.



REFERENSI

Rosady Ruslan, 2008, Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
F. Rachmadi, 1996, Public Relation dalam Teori dan Praktek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
www.lusa.web.id/pengertian-komunikasi/, akses tanggal 30 Maret 2014



[1] www.lusa.web.id/pengertian-komunikasi/, akses tanggal 30 Maret 2014
[3] Rosady Ruslan, Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008)
[4] F. Rachmadi, Public Relation dalam Teori dan Praktek (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1996)
[5] Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar