PUBLIC RELATIONS
POLA KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS
DOSEN PENGAMPU:
EVI HAFIZAH, M. Si
OLEH:
MARYAMATUL MUNAWWARAH
1113111006
JURUSAN KOMUNIKASI
PENYIARAN ISLAM (KPI)
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONTIANAK
2014
POLA
KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS
Komunikasi
secara terminologis adalah proses penyampaian pernyataan atau pesan dari
seseorang kepada orang lain. Dapat diartikan bahwa yang terlibat komunikasi
adalah manusia. Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan manusia lain untuk
berinteraksi. Dalam berinteraksi antara satu manusia dengan manusia lainnya
memerlukan komunikasi. Komunikasi antar manusia (Human Communication)
sering juga disebut sebagai komunikasi sosial. (Effendy, 1992:4).
Beberapa definisi komunikasi menurut
para ahli yaitu : Everett M. Rogers “Komunikasi adalah suatu proses dimana ide
dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk
mengubah perilaku mereka”. Shannon & Weaver
menyatakan bahwa “Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga
dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi” (dalam Cangara, 1998:20).
Wan Xiao (1997)
mengatakan: ”Interaksi sosial membentuk sebuah peran yang dimainkan setiap
orang dalam wujud kewenngan dan tanggungjawab yang telah memiliki pola-pola
tertentu. Pola-pola itu ditegakkan dalam institusi sosial (social
institution) yang mengatur bagaimana cara orang berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain, dan organisasi sosial memberikan wadah, serta
mengatur mekanisme kumpulan orang-orang dalam suatu masyarakat.” (Liliweri,
2004: 6).
B.
Pengertian Public Relation
(Humas)
Menurut
IPRA (International Public Relations Association, humas merupakan bagian dari
organisasi atau lembaga yang fungsinya terencana dan berkelanjutan untuk
memperoleh simpati atau dukungan dari pihak yang terkait dan bisa mengetahui
opini public. Humas sendiri bisa dikatakan sebagai bagian organisasi atau
lembaga yang bisa menciptakan kepercayaan public terhadap organisasi tersebut.
Humas
merupakan jembatan penghubung antara sekelompok manusia di suatu organisasi
dengan sekelompok manusia lain. Keberagaman karakter dan sifat manusia lebur
menjadi satu dalam memahami organisasi atau perusahaan tertentu karena adanya
hubungan masyarakat atau humas yang menerangkan tentang fungsi dari kelembagaan
tersebut. Oleh karena itu, humas bisa di katakan sebagai bagian dari ilmu
sosial.
Pola komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau
lebih dalam proses pengriman dan penerimaan pesan yang mengaitkan dua komponen,
yaitu gambaran atau rencana yang meliputi langkah-langkah pada suatu aktifitas,
dengan komponen-komponen yang merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan
komunikasi antar manusia atau kelompok dan organisasi. Pola komunikasi adalah
bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses mengkaitkan
dua komponen yaitu gambaran atau rencana yang menjadi langkah – langkah pada
suatu aktifitas dengan komponen – komponen yang merupakan bagian penting atas
terjadinya hubungan antar organisasi ataupun juga manusia
Sudah diketahui
bahwa komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan atau pun informasi
dari seseorang kepada orang lain. Pada perkembangannya pihak penyampai pesan
atau dalam istilah komunikasi disebut komunikator, dapat berupa sebuah kelompok
atau pun perorangan. Begitu pula dengan penerima (komunikan) dapat berupa
perorangan atau pun kelompok.
Diketahui pula,
bahwa komunikasi itu bagaikan udara, bahwa dalam melakukan setiap kegiatan dan
aktivitasnya, manusia tidak akan pernah dapat dipisahkan dari komunikasi. Apabila proses komunikasi ini dihubungkan dengan salah satu formula
atau model klasik dalam komunikasi, maka dapat dihubungkan dengan Formula
Lasswell ”Who says what in wich channel to whom whit
what effect (Siapa mengatakan apa, dengan saluran yang mana, kepada siapa dan
dengan efek bagaimana)” (dalam McQuail, 1981:12).
Di dalam formula
Lasswell tersebut, diketahui bahwa pada dasarnya formula ini menunjukkan
kecenderungan-kecenderungan adanya anggapan bahwa komunikator pasti memiliki
keinginan untuk memengaruhi komunikan (penerima), oleh karena itu komunikasi dianggap
merupakan sebuah proses persuasif. Dan selain itu, ada anggapan bahwa setiap
pesan itu mengandung efek.
Pada dasarnya setiap orang dalam
berkomunikasi, mempunyai perbedaan dalam prosesnya, baik proses pengiriman maupun
penerimaan. Hal ini tidak terlepas dari adanya lingkup pemahaman maupun
pengalaman yang dimiliki masing-masing pihak yang berkomunikasi, baik pengirim
pesan maupun penerima pesan.
Berdasarkan kebutuhan akan
berkomunikasi, maka terdapat beberapa pola komunikasi. Beberapa sarjana Amerika
membagi pola komunikasi menjadi 5 yaitu: ”Komunikasi Antarpribadi (interpersonal
Communication, Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication),
Komunikasi Organisasi (Organizational Communication), Komunikasi Massa (Mass
Communication), dan Komunikasi Publik (Public Communication).
Selain itu ada pula beberapa macam pola
komunikasi yaitu :
a) Pola Komunikasi Primer
Pola
komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian oleh komunikator kepada
komunikan dengan menggunakan suatu simbol sebagai media atau saluran. Dalam
pola ini terbagi menjadi dua lambang verbal dan nirverbal. Lambang verbal yaitu
bahasa, yang paling sering digunakan karena bahasa mampu mengungkapkan pikiran
komunikator. Sedangkan lambang nirverbal yaitu lambang yang di gunakan dalam
berkomunikasi yang bukan bahasa, namun merupakan isyarat dengan menggunakan
anggota tubuh antara lain seperti : kepala, mata, bibir, tangan dan sebagainya.
b) Pola Komunikasi Sekunder
Pola
komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian oleh komunikator kepada
komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang pada media pertama. Komunikator yang menggunakan media kedua
ini karena yang menjadi sasaran komunikasi yang jauh tempatnya, atau banyak
jumlahnya. Dalam proses komunikasi secara sekunder ini semakin lama akan
semakin efektif dan efisien, karena didukung oleh teknologi informasi yang
semakin canggih.
c) Pola Komunikasi Linear
Linear di
sini mengandung makna lurus yang berarti perjalanan dari satu titik ketitik
yang lain secara lurus, yang berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan sebagai titik terminal. Jadi, dalam proses komunikasi ini biasanya
terjadi dalam komunikasi tatap muka (face to face), tetapi juga
adakalanya komunikasi bermedia. Dalam proses komunikasi ini, pesan yang
disampaikan akan efektif apabila ada perencanaan sebelum melaksanakan
komunikasi.
d) Pola Komunikasi Sirkular
Sirkular
secara harfiah berati bulat, bundar, atau keliling. Dalam proses sirkular itu
terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya arus dari
komunikan kekomunikator, sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi. Dalam
pola komunikasi seperti ini, proses komunikasi berjalan terus yaitu adanya
umpan balik antara komunikator dan komunikan.
Menurut
James E. Gruning perkembangan PR dalam konsep dan praktik dalam proses
komunikasi ada 4 yaitu :
1.
Model Publicity, model ini PR
melakukan propaganda atau kampanye melalui proses komunikasi searah untuk
tujuan publisitas yang menguntungkan secara sepihak, khususnya mengadapi media
massa dengan mengabaikan kebenaran informasi sebagai upaya untuk menutupi
unsur-unsur negative dari suatu lembaga
2.
Model Public Information, di
sini PR berupaya membangun kepercayaan organisasi melalui proses komunikasi
searah dan tidak mementingkan persuasive, di samping itu mampu mengendalikan
berita melalui kerjasama media massa
3.
Model Two Way Assymetrical,
model ini PR melakukan kampanye melalui komunikasi dua arah dan penyampaian
pesan-pesan berdasarkan hasil riset serta strategi komunikasi persuasif public
secara ilmiah
4.
Model Two Way Symmetrical,
model ini menggambarkan proses komunikasi melalui dua arah timbale balik yang
berimbang.
Terdapat
sebuah model komunikasi yang dikembangkan oleh Harold D. Lasswel sebagai
berikut :
Model Lasswel ini terkenal
dengan SMRCE yang merupakan singkatan dari : S source (sumber), M Messege
(pesan), R Receiver (penerima pesan), C Channel (saluran yang digunakan dan E
Effect (pengaruh yang ditimbulkan).
Dalam komunikasi antar
manusia kita mengenal tiga macam bentuk pokok komunikasi yaitu ; Komunikasi
Intrapribadi (komunikasi dengan diri kita sendiri), Komunikasi dengan orang
lain dan Komunikasi melalui media massa.
Dari tiga bentuk
komunikasi di atas, maka menimbulkan dampak, bentuk pertama hanya dirasakan
oleh diri kita sendiri, sedangkan pada bentuk komunikasi yang kedua dapat
dirasakan pada waktu itu juga oleh pihak-pihak yang terlibat dan bentuk
komunikasi yang ketiga baru tampak beberapa waktu kemudian.
REFERENSI
Rosady Ruslan, 2008, Public
Relations dan Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
F. Rachmadi, 1996, Public
Relation dalam Teori dan Praktek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
www.lusa.web.id/pengertian-komunikasi/,
akses tanggal 30 Maret 2014
www.ekopurnomo1990.blogspot.com/2010/01/pentingnya-komunikasi-yang-efektif-di.html,
akses tanggal 30 Maret 2014
[1] www.lusa.web.id/pengertian-komunikasi/,
akses tanggal 30 Maret 2014
[2]www.ekopurnomo1990.blogspot.com/2010/01/pentingnya-komunikasi-yang-efektif-di.html,
akses tanggal 30 Maret 2014
[3] Rosady Ruslan, Public
Relations dan Komunikasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008)
[4] F. Rachmadi, Public
Relation dalam Teori dan Praktek (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,
1996)
[5] Ibid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar