Sabtu, 05 Maret 2016

SEJARAH DAKWAH SEBELUM NABI MUHAMMAD SAW NABI NUH DAN LUTH

SEJARAH DAKWAH
SEJARAH DAKWAH SEBELUM NABI MUHAMMAD SAW
NABI NUH DAN LUTH


Dosen Pengampu:
Bambang Slamet Riyadi, M. Ag



Disusun Oleh:
Maryamatul Munawwarah


Prodi Komunikasi Penyiaran Islam
Jurusan Dakwah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN )
Pontianak
2013



SEJARAH DAKWAH SEBELUM NABI MUHAMMAD SAW

A.    Nabi Nuh as
Nabi Nuh as merupakan keturunan yang kesepuluh dari Nabi Adam as. Nabi Nuh di utus Allah untuk menyeru kepada umat manusia agar menyembah Allah dan dilarang menghambakan diri kepada yang lain-Nya. Yang menjadi mayoritas masarakat pada saat itu adalah menyembah selain Allah, yakni mereka menyembah berhala sebagai tuhanya. Berhala-berhala yang disembah diberi nama dan nama-nama tersebut merupakan nama-nama orang shaleh sebelumnya. Nama-nama berhala tersebut diantarna Wadd, Suwa, Yaghuts, Ya’uq, serta Nasr.
Banyak firman Allah yang menceritakan kisah Nabi Nuh as. Salah satunya yang terdapat didalam Surah Nuh ayat 1, yang menceritakan mengenai tugas Nuh as di utus Allah SWT.
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”
Yang menjadi prioritas dakwah beliau adalah meluruskan aqidah umat dan mayoritas waktu di fokuskan untuk membenahi masalah aqidah, megajak umatnya untuk bertaqwa kepada Allah dan setia kepada dirinya.
Ketika menyampaikan risalah-Nya, Nabi Nuh berhadapan dengan kaum yang  bertahun lamanya menyembah berhala. Mereka menjadikan berhala-berhala itu sebagai Tuhan tempat meminta kebaikan dan tempat menolak bala. Berhala menjadi tempat bergantung segala sesuatu dalam kehidupan mereka. Mereka berbuat yang demikian itu dikarenakan kejahilan dan menuruti hawa nafsu.
1.         Cara Dakwah Nabi Nuh as
Nabi Nuh yang dikarurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya
Dengan bekal itu Nabi Nuh mengajak kaumnya untuk kembali kepada Allah swt. Akan tetapi, kaumnya menolak ajakan tersebut. Namun Nuh a.s. tetap memberi peringatan tentang dahsyatnya siksa pembalasan di hari kiamat. Dan kaumnya tetap membisu dan tuli. Nuh a.s. terus memotivasi mereka dengan ialah pahala yang sangat besar jika mau beriman, namun mereka semakin menutup telinga dan mata.
Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat (QS Nuh: 7).
Dalam menyampaikan dakwahnya dilakukan beliau dari cara sembunyi-sembunyi hingga secara terang-terangan, tidak mengenal waktu malam maupun siang.
 
Nuh berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang (QS Nuh: 5)

 
(8) Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan. (9) kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam (QS Nuh: 8 & 9)

         Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tenaganya berdakwah kepada kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang maupun malam dengan cara sembunyi-sembunyi atau cara terang dan terbuka ternyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dapat menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya.
Untuk memasuki pemikiran para petinggi yang sombong, Nabi Nuh as melakukan penalaran mengenai rahasia alam raya, memikirkan keindahan semesta alam. Nuh menerangkan fenomena malam yang berangsur gulita. Langit yang menghampar penuh bintang. Bulan yang bersinar. Matahari yang memberikan cahaya. Bumi yang mengalir disela-selanya sungai-sungai dan menumbuhkan beragam tanaman, seperti ang ada didalam surah Nuh, ayat 14-20
Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat ?
Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?
. Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya
kemudian Dia mengambalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.


Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan,
supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu.
Akan tetapi, walaupun demkian, kaum saat itu masih saja menentang risalah Nuh, bahkan mereka tetap mengejek Nabi Nuh. Dan pada akhirnya, meerekapun menentang Nabi Nuh (QS.Hud: 32)
 
Mereka berkata "Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar."

Nuh merupakan Nabi yang memiliki umur terpanjang, yakni selama 950 tahun. Hingga akhirny Nabi Nuhpun putus asa dan seraya berdoa kepada Allah (QS. As-Syu’ara :117-118)
 Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku;

maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka, dan selamatkanlah aku dan orang-orang yang mukmin besertaku."

Allah memerintahkan kepada Nuh untuk membuat kapal, dan Allah menyelamatkan Nuh dan orang-orang yang bersamanya. Sedangkan nasib kaum yang membangkang dari ajaran yang dibawanya adalah tenggelam.

B.     Nabi Luth as
Nabi Luth adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim. Ayahnya yang bernama Hasan bin Tareh adalah saudara sekandung dari Nabi Ibrahim. Allah mengutus Nabi Luth kepada masyarakat Sadum. Masyarakat Sadum merupakan masyarakat yang memiliki budi pekerti yqang sangat rendah dan hina sekali. Itu terjadi karena mereka memutuskan perkawinan. Seorang lelaki tidak mau menikah dengan perempuan. Akan tetapi, mereka menikah dengan jenisnya sendiri laki-laki juga. Mereka merupakan kaum yang tidak suka dinasehati. Mereka selalu menantang untuk diberikan azab ketika Nabi Luth menasehatinya. Didalam firman Allah disebutkan bahwa para kaum Sadum mendustakan para rasul, terdapat didalam Surah Asy-Syu’ara : 160
                                 
   Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul (QS. Asy-Syu’ara: 160)

Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari diganggu oleh mereka. Jika ia membawa barang-barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jika ia melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan tetapi jika pendatang itu seorang lelaki yang bermuka tampan dan berparas elok maka ia akan menjadi rebutan di antara mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang perempuan muda maka ia menjadi mangsa bagi pihak wanitanya pula.
Nabi Luth di utus di tengah-tengah kaum yang Samud, Luth pun mengatakan kepada mereka mengenai keerasulannya,seperti didalam surah Asy-Syu’ara: 162 & 163 :
                                        
162. Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu


                                            
163. maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.

Dengan kelembutan dan kasih sayang semacam ini, Nabi Luth berdakwah kepada kaumnya. Beliau mengajak mereka untuk hanya menyembah kepada Allah SWT yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan melarang mereka untuk melakukan kejahatan dan kekejian. Namun dakwah beliau berhadapan dengan hati yang keras dan jiwa yang sakit serta penolakan yang berasal dari kesombongan.
Dari pernyataan nabi Luth tersebut, kaum Samud menjawabnya dengan kesombongan dalam surah An-Naml: 56
Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan: "Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (menda'wakan dirinya) bersih (QS. An-Naml: 56)

Nabi Luth selalu menjalankan akwahnya tanpa henti walaupun sangat jarang kaum yang mengikutinya. Beliaupun berhasil menyampaikan dakwahnya hanya pada lingkungan keluarganya saja. Akana tetapi, istri beliau termasuk kedalam kaum samud yang keji, firmn allah surah At-Tahrim: 66


Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat[kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)." (QS. At-Tahrim: 10)

Nabi Luth merasa sangat sedih karena istrina yang ikut berdusta. Ketika Nabi Luth berdakwah dan mengatakan,
28. Dan (ingatlah) ketika Luth berkata pepada kaumnya: "Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu."

29. Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun[1149] dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar
                                    (QS. Al-Ankabut : 28 & 29 )

Para kaum Samudpun dengan sombongnya menantang Luth dengan meminta azab untuk mereka jika Luth benar-benar orang baik. Mendengar jawaban mereka seperti itu, Nabi Luthpun berdoa kepada Allah, (Al- Ankabut ayat 30)

Luth berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu."
Sebelum Negri Luth di musnahkan Allah, maka datanglah kerumah Nabi Luth beberapa utusan Allah SWT memberitahukan bahwa negeri itu akan ditimpa musiba yang sangat besar. Utusan Allah berupa laki-laki yang tampan, sehingga orang-orang yang durhaka tersebut terpedaya melihat tamu Luth tersebut. Merekapun mengintai dan meminta Luth untuk menyerahkan tamunya tersebut kepada mereka.
Luthpun berkata: “Hai kaumku ! itulah anak perempuanku,yang boleh dikawinimereka lebih suci darimu. Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah berbuat kehinaan pada tamuku. Tiadakah diantara kamu laki-laki yang berpikiran lurus”. Mendengar perkataan Luth yang demikian merekapun teratawa. Dan merekapu berkata “Sesungguhnya engkau telah tau kami tidak memerlukan kepada anak perempuan engkau, dan engkau mengetahui juga akan aa yang kami kehendaki (Cinta kepada laki-laki bukan kepada perempuan)”.
Para malaikat utusan Allah yang menjadi tamu Luth tersebut mengatakankepada Luth bahwa mereka merupakan malaikat utusan Allah dan merekapun mengatakan kepada Luth untuk pergi meninggalkan Samud ditengah malam bersama para pengikutnya dan jangan menoleh ke belakang. Waktu siksa tersebut terjadi di pagi hari.
Allah berfirman didalam surah Hud ayat 82
82. Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,

Para ulama berkata: "Jibril menghancurkan dengan ujung sayapnya tujuh kota mereka. Jibril mengangkat semuanya ke langit sehingga para malaikat mendengar suara ayam-ayam mereka dan gonggongan anjing mereka. Jibril membalikkan tujuh kota itu dan menumpahkannya ke bumi. Saat terjadi kehancuran, langit menghujani mereka dengan batu- batu dari neraka Jahim. Yaitu batu-batu yang keras dan kuat yang datang silih berganti. Neraka Jahim terus menghujani mereka sehingga kaum Nabi Luth musnah semuanya. Tiada seorang pun di sana. Semua kota- kota hancur dan ditelan bumi sehingga terpancarlah air dari bumi. Hancurlah kaum Nabi Luth dan hilanglah kota-kota mereka. Nabi Luth mendengar suara-suara yang mengerikan. isterinya melihat sumber suara dan dia pun musnah."





DAFTAR PUSTAKA


Hadiah Salim. Qishashul Anbiya: Sejarah 25 rasul. 1970. Bandung: Alma’arif

Wahyu Ilahi & Harjani Hefni. Pengaantar Sejarah Dakwah. 2007.  Jakarta: Prenada Media Group

http://www.dakwatuna.com/2007/04/01/141/kisah-dakwah-nabi-nuh/#axzz2huYW3pS2





Tidak ada komentar:

Posting Komentar