Kata Pengantar
Segala
puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan-Nya, kami
mohon perlindungannya dari kejahatan jiwa-jiwa kami dan segala kekhilafan yang
kami lakukan. Apa bila Allah berkenan member petunjuk kerpada hamba-Nya, maka
tidak seorangpun dapat menyesatkan dan menghalanginya, dan barang siapa yang
dijadikan sesat oleh-Nya, tidak seorangpun dapat meluruskannya.
Dimensi ruhani seorang muslim, yakni
Qalbu, ruh dan jiwanya adalah eksistensi terdalam yang senantiasa membutuhkan
kecerdasan spiritual, ia sekaligus merupakan wahana bagi pembinaan iman, islam
dan ihsan setiap pribadi muslim. Oleh sebab itu penulis berusaha mendorong kita
untuk kembali mengkritisi aspek psikis, melalui penyucian jiwa dari segala
bentuk kecenderungan nafsu dan atribut syaithaniah yang memalingkan kita dari
segala hal selain Allah swt.
Pontianak,
Juli 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar……………………………………………….,,,…..…...........1
Daftar
isi……………………………………………………….……….…….2
BAB
I Pendahuluan…………………………………………..………………3
A. Latar
belakang………………………………………………………...3
B. Rumusan
Masalah…………………………………………….………3
BAB
II Hati…………………………………………………………….……..4
A. Berbagai
Macam Hati dan Kreterianya………………………………4
B. Ciri-ciri
Hati yang Sakit………………………………………………4
C. Ciri-ciri
hati yang Sehat………………………………………………5
D. Faktor
Penyebab Sakitnya Hati………………………………………5
E. Empat
Macam Racun Hati……………………………………………5
F. Kiat
Menjadikan Hati Tetap Hidup…………………………………..6
G. Bahaya
Hati yang Keras…………………………………….………..8
BAB
III Penutup……………………………………………………………...11
A. Kesimpulan………………………………………………….………..11
B. Saran……………………………………………………….…………11
Daftar
Pustaka……………………………………………………………….12
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sesungguhnya
bila hati itu telah menjadi keras, maka dunia akan menjadi paling banyak menyita
perhatiaan baginya, mungkin sebagian orang islam merasakan fenomena yang sangat
berbahaya ini, ia pun telah berusaha untuk mengobatinya dan kembali pada satu
kehidupan yang islami. Akan tetapi hal itu dirasakan sangat sulit baginya,
kalaupun bisa kembali pada kehidupan yang islami, ia pun susah untuk bersikap
istiqomah, hal ini disebabkan kerena hatinya telah menjadi keras, hitam, dan
lemah. Inilah yang juga menjadi penyebab mengapa seorang muslim tidak tergugah
hatinya ketika dibacakan ayat-ayat al-qur’an atau hadis Rasulullah saw.
B.
Rumusan
Masalah
Ø Apa
sebab-sebab hati menjadi keras?
Ø Bagaimana
mengobati hati yang keras?
BAB II
HATI
A.
Berbagai
macam hati dan kreterianya
Hati
manusia juga memiliki komponen sifat hidup dan mati, dalam konteks ini ada tiga
klasifikasi hati manusia :
1. Qalbun
Shahih, yaitu hati yang sehat dan bersih dari setiap nafsu yang menentang
perintah dan larangan Allah, dan dari setiap penyimpangan yang menyalahi
keutamaan-Nya. Karenanya hati ini murni penganbdian ubudiahnya kepada Allah
swt, baik pengabdian secara karsa, cinta, berserah diri, taubat, maupun takut
akan siksaaannya.
2. Qalbun
Mayyit, ini kebalikan dari qalbun shahih, hati yang mati tidak pernah mengenal
Tuhannya, tidak menyembah-Nya apalagi mencintainya, akan tetapi ia berdiri
berdampingan dengan syahwatnya dan memperturut keinginannya, walaupun hal ini
menjadikan Allah murka dan marah ia tidak peduli lagi apakah Allah ridha atau
murka terhadapnya, sebab ia telah mengabdi kepada selain Allah.
3. Qalbun
Maridh, yaitu hati yang sebenarnya memiliki kehidupan, namun didalamnya
tersimpan benih-benih penyakit. Kadang-kadang ia “Berpenyakit” dan
kadang-kadang pula hidup secara normal bergantung ketahanan “Kekebalan”
hatinya.
Jadi,
hati yang pertama adalah hati yang hidup, merendahkan diri, lemah-lembut dan
memiliki dasar-dasar pemahaman yang dalam, hati yang kedua adalah hati yang
beku dan telah mati dan tipe hati yang ketiga merupakan tipe hati yang sakit,
boleh jadi ia dekat pada jalan keselamatan atau mungkin pada kehancuran dan
kerusakan.
B.
Ciri-ciri
Hati yang Sakit
Tanda-tanda
spesifik hati yang sakit atau mati adalah jika ia tidak merasa sakit atau pedih
oleh goresan-goresan pisau kemaksiatan, dan diantara tanda-tanda hati yang
sedang sakit yaitu berpaling dari “Menu-menu utama hati” yang brguna
demikebaikannya, namun yang dipilihnya justru menu-menu yang kotor dan
meracuni.
C.
Ciri-ciri
hati yang sehat
·
Apa bila hati pergi
meninggalkan dunia ini dan berdomisili dialam akhirat, sehingga seakan dia
termasuk penduduknya.
·
Jika dia tertinggal
wiridnya dari al-qur’an atau dzikir, maka ia merasakan sakit yang tiada terperi
melebihi sakitnya orang tamak dan kikir saat kehilangan barang kesayangannya.
·
Dia senantiasa
merindukan untuk mengabdikan diri dijalan Allah seperti rindunya seseorang
kepada orang yang sangat ia sayangi.
·
Apa bila tujuan
hidupnya hanya satu, yaaitu taat kepada Allah swt.
·
Bila sedang melakukan
sholat, maka sirnalah semua kegundahannya pada kenikmatan dunia yang semu itu.
·
Sangat menghargai waktu
dan tidak menyia-nyiakannya melebihi rasa kekhawatiran orang bakhil menjaga
hartanya.
·
Tidak pernah terputus
dan malas untuk mengingat Allah.
·
Lebih mengutamakan pada
pencapaian kualitas dari satu amal perbuatan dari pada kuantitasnya.
D.
Faktor
Penyebab Sakitnya Hati
Penyebab
timbulnya penyakit dihati adalah dikarenakan banyaknya fitnah yang selalu
dibidikkan pada hati, fitnah-fitnah tersebut dapat berupa : Fitnah syahwat, dimana
reaksinya sangat keras sampai dapat merancukan tujuan hidup dan iradah
seseorang dan yang lainnya adalah fitnah keragu-raguan yang menyebabkan
kacaunya persepsi dan ‘iktikad.
Disini
Rasulullah membagi hati manusiamenjadi dua kelompok berdasarkan fitnahnya:
v Hati
yang ketika melihat fitnah langsung menyerapnya sebagaimana tanah kering
menyerap air, maka ia ternoda oleh jelaga hitam.
v Hati
yang putih bersih, terpancar dari benderangnya cahaya iman, jika dilihatkan
padanya fitnah, maka sesegera mungkin ia berpaling dan menhindarinya, sehingga
cahayanya kian terang-benderang.
E.
Empat
Macam Racun Hati
v Berlebihan
dalam berbicara
Disebutkan
dalam musnad Imam Ahmad, dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda yang atrinya
: “Tidak akan lurus keimanan seseorang berbicarahamba sehingga lurus hatinya,
dan tidak akan lurus hatinya sehingga lurus lidahnya.
v Berlebihan
dalam memandang sesuatu
Berlebih-lebihan
dalam memandang sesuatu bisa menimbulkan angan-angan indah dan menggoreskan
kenangan yang sulit terlupakan dan pada gilirannya akan merusak kesucian hati.
v Berlebihan
dalam makan
Sedikit
makan akan melunakkan hati, menguatkan pemahaman, merendahkan nafsu birahi dan
melemahkan nafsu amarah, sedangkan banyak makan, bahkan sampai kekenyangan akan
berakibat sebaliknya.
v Berlebihan
dalam bergaul
Itulah
penyakit akut yang membawa bencana berbagai keburukan, betapa tragisnya suatu
pergaulan justru merampas kenikmatan yang telah ada, karenanya pula timbul
benih-benih permusuhan dan kebencian yang terpendam hingga menyesakkan
rongga-rongga dada. Namun rasa itu sulit dihindari terutama oleh hati yang sudah
terluka, sebab memang berlebih-lebihan dalam pergaulan dapat mendatangkan
kerugian didunia dan diakhirat.
F.
Kiat
Menjadikan Hati Tetap Hidup
Ø Dzikrullah
dan tilawah qur’an
Al-imam
Syamsuddin Ibnul Qayyim menyebutkan dalam kitabnya al-wabilus shayyib, beliau
mengatakan “Sesungguhnya dzikir adalah makan pokok bagi hati dan ruh, apabila
hamba Allah gersang dari siraman dzikir, maka jadilah dia bagaikan tubuh yang
terhalang untuk memperoleh makan pokok. Dan diantara faedah dzikrullah ialah :
·
Dapat mengusir pengaruh
dan mematahkan serta menundukkan syaithan.
·
Membebaskan diri dari
belenggu kelalaian dan kesalahan.
·
Sebagai obat bagi
kekerasan hati
§ Macam-macam
dzikir
Ada
bermacam-macam cara berdzikir, diantaranya dengan menyebut asma’, sifat-sifat
atau dengan memuji kebesaran-Nya, seperti mengucapkan Subhanallah,
Alhamdulillah, dan la ilaha illallah, juga dapat berupa pemberian penjelasan
tentang hokum, asma’ dan sifat-Nya misalnya berkata “Allah swt selalu mendengar
suara hambanya dan memantau gerak-geriknya” atau dengan cara menyebut perintah
dan larangannya, misalnya “Sesungguhnya Allah memerintahkan ini dan melarang
itu”.
Pada
umumnya, penyakit hati terdiri dari syubhat (ajaran yang samar-samar,
meragukan) dan syahwat, dan dalam al-qur’an terdapat obat penawar penyakit ini.
Adapun manfaat dari al-qur’an yang dapat digunakan sebagai penyembuh penyakit
akibat syahwat dikarenakan dalam al-qur’an sendiri telah mengandung hikmah dan
petunjuk yang baik dengan mengajak berzuhud didunia dan memberikan motifasi untuk
akhirat.
Ø Beristigfar
Hakikat
beristigfar adalah untuk memohon ampunan dan penjagaan dari keburukan yang
diakibatkan oleh dosa –dosa dan sering kali penyebutan kata istigfar diserai
dengan penyampaian tobat, jika demikian adanya maka kata istigfar memiliki
makna memohon ampunan dengan lisan.
Aisyah ra berkata :” Beruntunglah
orang yang mendapatkan buku catatan amal perbuatannya memuat istigfar yang
banyak”. Qatadah berkata “Sesungguhnya al-qur’an ini member petunjuk kepadamu
tentang penyakitmu dan obat penangkalnya, adapun penyakit-penyakitmu adalah
dosa-dosa, sedangkan obatnya adalah istigfar”.
Dengan
kata lain, bahwa terapi bagi hati yang sakit adalah dengan memperbanyak
istigfar.
Ø Do’a
Allah
berfirman dalam qs. Al-mukmin :60 yang artinya : “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya
Aku kabulkan do’amu. Dalam ayat ini Allah swt memerintahkan kepada kita agar
berdo’a kepada-Nya dan Dia akan mengabulkan permohonan hamba-Nya. Betapa Dia
menjadokan permohonan hamba-Nya untuk segala hajat dan keperluannya sebagai
ibadah kepada-Nya, Allah memerintahkan kepada umat manusia untuk meminta
kepada-Nya dan Allah akan mencela orang yang mengabaikan do’a, orang-orang
seperti itu dikatakan oleh Allah sebagai orang yang sombong.
§ Tata
Cara Berdo’a
Hendaklah
dipilih waktu-waktu yang makbul dan paling utama untuk memanjatkan do’a,
seperti hati ‘arofah, pada bulan ramadhan, hari jum’at dan waktu sahur, atau
pada kondisi-kondisi yang istimewa bagi Allah, misalnya pada saat turun hujan,
waktu berijtihad dijalan Allah dimedan pertempuran dan tatkala bersujud dalam
sholat.
Ø Bershalawat
Kepada Nabi saw
Rasulullah
bersabda yang diriwayatkan Abu Hurairah artinya :”Barang siapa tyang
bershalawat untukku satu kali, maka Allah akan memberinya rahmad sepuluh kali
lipat”. Al-Iraki berkata : Tidak hanya sebatas itu saja, tetapi Allah akan
menambahkannya dengan menulis sepuluh kebaikan dan menghapus darinya sepuluh
keburukan dan mengangkat sepuluh derajat”.
Ø Qiyamullail
Diantara
nash-nash Qur’ani yang menjelaskan tentang qiyamullail adalah qs. Al-muzammil :
20 yang artinya :” Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri
(sholat) kurang dari dua pertiga malam atau sperdua malam atau
sepertiganya……….”.
Selain
itu juga dikuatkan oleh hadis yang berasal dari Aisyah yang berkata :” Adalah
Rasulullah saw melakukan diantara sholat isya dan shalat fajar sebanyak sebelas
rakaat, yang setiap dua rakaat diakhiri dengan salam kemudian berwitir pada
satu rakaat terakhir”. Ibnu Munkadir berkata :” Bagiki kelezatan dunia ini
hanya ada pada tiga perkara yaitu : Qiyamullail, bersilaturrahmi dengan ikhwan
dan shalat berjamaah.
G.
Bahaya
Hati yang Keras
Sesungguhnya
bila hati itu telah menjadi keras, maka dunia akan menjadi paling banyak menyita
perhatiaan baginya, mungkin sebagian orang islam merasakan fenomena yang sangat
berbahaya ini, ia pun telah berusaha untuk mengobatinya dan kembali pada satu
kehidupan yang islami. Akan tetapi hal itu dirasakan sangat sulit baginya,
kalaupun bisa kembali pada kehidupan yang islami, ia pun susah untuk bersikap
istiqomah, hal ini disebabkan kerena hatinya telah menjadi keras, hitam, dan
lemah. Inilah yang juga menjadi penyebab mengapa seorang muslim tidak tergugah
hatinya ketika dibacakan ayat-ayat al-qur’an atau hadis Rasulullah saw.
v Sebab-sebab
hati menjadi keras
§ Melupakan
kematian, sakaratul maut, alam kubur, dan kerepotam didalamnya, siksa dan
nikmat kubur, padahal alam kubur tempat akhirat pertama kali.
§ Terlalu
mencintai dunia dan tenggelam didalamnya, serta menjadikan dunia sebagai tujuan
hidupnya.
§ Lupa
dari dzikrullah dan lupa membaca kitab-kitabnya, seolah-olah ia hanya membaca
majalah karena tidak pernah memikirkan ancaman, dan berita-berita yang ada
didalamnya.
§ Suka
bergaul dan duduk-duduk dengan orang-orang yang banya bergurau dan tertawa dan
orang-orang yang lupa akan kematian.
§ Terlalu
banyak dosa dan maksiat, sehingga kemaksiatan itu sudah menjadi terbiasa
baginya.
v Ciri-ciri
hati yang keras
§ Tidak
terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitarnya seperti
kematian, ayat-ayat kauniah, keajaiban-keajaiban yang terjadi didepan matanya
setiap saat.
§ Rasa
cintanya terhadap kenikmatan dunia semakin bertambah, kesuksesan duniawinya
dianggap sebagai ukuran dalam hal dicintai dan dibeenci oleh orang lain dan
pada akhirnya ia terjebak pada sikap hasud, egoistis dan bakhil.
§ Berlambat-lambat
untuk melakukan amal kebaikan terutama dalam hal ibadah, bahkan mungkin ia
bersikap sembrono dalam melaksanakan sebagian ibadahnya.
§ Sesumgguhnya
kemaksiatan-kemaksiatan baginya akan menumbuhkan kemaksiatan yang semisal
dengannya dan melahirkan kemaksiatan yang lain.
§ Lemahnya
keinginan untuk melakukan amal shalih dan bertaubat, hingga hal itu nyaris
tidak ada didalam dirinya.
§ Lemahnya
sikap penganggungan kepada Allah dan rasa takut kepada-Nya serta tidak peduli
terhadap kemaksiatan dan dosa-dosa yang dilakukannya.
§ Kesedihan
yang dialami oleh orang yang hatinya keras hampir-hampir tidak dapat menenangkan
kehidupannya.
§ Kewajiban
dan kefardhuan yang ditetapkan Allah kepadanya terasa sangat berat
dipunggungnya.
v Bagaimana
Mengobati Hati yang Keras
Sebagaimana
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa apabila kita berada dalam kondisi sakit,
ini artinya kita sedang berada dalam keadaan bahaya, baik didunia maupun nanti
diakhirat, berikut ini sarana untuk mengobati hati yang sakit sebagaimana yang
telah dijelaskan olh para ulama, antara lain :
§ Mau
mengambil pelajaran dari peristiwa kematian dan hal-hal yang menyusahkan ketika
sudah mati, dalam hal ini Rasulullah saw bersabda :”Perbanyaklah kalian
mengingat mati”. Kematian itu dapat memutuskan kenikmatan dan memisahkan dari
kekasih. Oleh sebab itu hendaknya kita semua sibuk untuk mengingat kematian dan
mempersiapkan diri untuk menemuinya, sebab kematian itu adalh akhir dari tempat
kehidupan dunia dan awal dari kehidupan akhirat.
§ Menyaksikan
orang yang sedang sakaratul maut. Sesungguhnya sakaratul maut itu kondisi yang
sangat kritis sehingga para sahabat, tabiin, waliyullah dan orang-orang shalih
pun merasa tersentak karena takut, sebab disaat detik-detik tyerakhir ini para
syaitan akan mengumpulkan segala kekuatan dan tipu dayanya untuk menggoda
manusia. Sesungguhnya menyaksikan orang-prang yang sedang sakaratul maut dan
melayani mereka ketika ruh mau keluar itu sangat besar artinya sebagai
pelajaran bagi kita, sebab semua manusia tidak lama lagi akan mengalami seperti
itu.
§ Ziarah
Kubur. Sesungguhnya ziarah kubur itu sangat penting bagi orang muslim, terutama
bagi orang-orang yang hatinya keras, sebab ziarah kubur itu dapat mengingatkan
kematian. Dengan begitu seseorang akan memikirkan bagaimana keadaan orang-orang
yang sudah meninggal dialam kubur.
§ Membayangkan
terjadinya hari kiamat dan huru-haranya. Jika ada seseorang ingin kembali
kedunia dan mau menghabiskan seluruh umurnya untuk ketaatan kepada Allah, maka
katakanlah bahwa dulu ada orang yang saleh yang pernah menggali liang kubur
didekat rumahnya setiap kali hatinya merasa keras.
§ Memikirkan
bahwa dunia itu sekedar rumah singgah bagi orang asing dan orang yang sedang melakukan
perjalanan, sedangkan tempat tinggal yang hakiki adalah akhirat, surge atau
neraka.
§ Selalu
ingat Allah dengan lidah dan hatinya. Supaya orang hatinya tidak keras maka
hendaknya ia selalu memikirkan ayat-ayat Allah, keagungan kekuasaan-Nya dan perasaan
selalu butuh kepada Allah.
§ Memperbanyak
membaca al-qur’an. Agar hati seseorang tidak sampai keras, maka hendaklah ia
membaca al-qur’an, memikirkan janji-janji dan ancaman Allah, perintah dan
larangannya.
§ Selalu
mengerjakan sholat tepat pada waktunya. Sebaiknya ia mengerjakan sholat secara
berjamaah dimasjid.
§ Menghadiri
majlis para ulama dan pemberi nasehat. Untuk mengobati hati yang keras
seseorang perlu menghadiri majelis para ulama, orang-orang shalih serta mau
mengkaji sejarah Nabi Muhammad, para sahabat, tabiin, dan para mujtahidin.
§ Berhati-hati
untuk tidak banyak berbicara. Untuk mengobati hati yang keras seseorang harus
berhati-hati agar jangan sampai banyak berbicara, bergurau, tertawa
terbahak-bahak yang tidak ada gunanya.
§ Memperbanyak
istigfar. Untuk mengobati hati yang keras seseorang hendaknya memperbanyak
istighfar, terutama membaca sayyidul istughfar sebagaimana yang diajarkan Nabi
saw.
§ Memperbanyak
berdo’a dan bertadharru’ (memohon sungguh-sungguh) dan merendahkan diri kepada
Allah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hubungan
hati dengan organ-organ tubuh lainnya laksana raja yang bertahta diatas
singgasana yang dikelilingi oleh para penggawanya, seluruh anggota punggawa
bergerak atas perintahnya. Dengan kata lain, bahwa hati itu bahwa hati itu
adalah reaktror pengendali atau remote control sekaligus komando terdepan. Oleh
sebab itu, semua anggota tubuh berada dibawah komando dan dominasinya, dihati
inilah anggota badan lainnya mengambil keteladanannya dalam ketaatan dan
penyimpangan, organ-organ tubuh lainnya selalu mengikuti dan patuh dalam setiap
keputusannya.
B.
Saran
Mengenai
hati ini, saran saya ialah jangan sampai hati kita menjadi keras dan sulit
untuk mendapatkan hidayah Allah, karena menurut saya hati adalah segala-galanya,
meskipun zaman terus berkembang dan hal-hal baru akan bermunculan yang dan
dapat mengakibatkan hati sulit untuk istiqomah. Jadi, semoga apa pun yang
terjadi dialam dunia ini tidak menggentarkan hati kita untuk tetap teguh
berpegang pada syariat.
DAFTAR PUSTAKA
Amir
Said Az-Zaibari, 2002. Manajemen Kalbu,
Yogyakarta : Mitra Pustaka.
Ahmad
Faried, 2004. Menyucikan Jiwa,
Surabaya : Risalah Gusti.
H. M. Amir Syukur, Ma dan Dra. Hj. Fathimah Usman,
M. Si, 2008. Terapi Hati. Semarang : Pustaka
Nuun
Mahjuddin,
2000. Pendidikan Hati, Jakarta :
Kalam Mulia.
Syaikh
Muhammad Shalih Al-Munajjid, 2004. Amalan
Hati, Jakarta : Maktabah Abiyyu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar