PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN
RISK MANAGEMENT
DOSEN PENGAMPU :
HANDES, M. Ikom
DISUSUN OLEH :
MARYAMATUL MUNAWWARAH
JURUSAN DA’WAH
PROGRAM
STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONTIANAK
2012
A.
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita
sering mendengar kata “Resiko” dan sudah biasa dipakai dalam percakapan
sehari-hari oleh kebanyakan orang, resiko merupakan bagian dari
kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai macam resiko
seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain dijalan, resiko terkena
banjir dimusim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian
jika resiko-resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal. Resiko
dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, sebagaimana kita pahami dan sepakati
bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan
kompetitif organisasi.
Resiko berhubungan dengan
ketidakpastian, ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup
informasi tentang apa yang akan terjadi, sesuatu yang tidak pasti dapat
berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian
yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang,
sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan
istilah resiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen
resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan
kerja, hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam
bisnis pada masa kini.
Secara umum resiko dapat diartikan
sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat
kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi
dapat memberikan keuntungan yang sangat besar dan walaupun mengalami kerugian
sangat kecil sekali, misalnya membeli lotere. Jika beruntung maka akan
mendapat hadiah yang sangat besar, tetapi jika tidak beruntung uang yang
digunakan membeli lotere relatif kecil. Apakah ini juga tergolong
resiko? Jawabannya adalah hal ini juga tergolong resiko, selama mengalami
kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap resiko.
- PEMBAHASAN
- Pengertian Manajemen Resiko
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia
menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan
ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: penilaian resiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara
lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko,
mengurangi efek negatif resiko dan menampung sebagian atau semua konsekuensi
resiko tertentu.
Manajemen resiko adalah bagian
penting dari strategi manajemen semua perusahaan, proses dimana suatu
organisasi yang sesuai metodenya dapat menunjukkan resiko yang terjadi pada
suatu aktivitas menuju keberhasilan didalam masing-masing aktivitas dari semua
aktivitas. Fokus dari manajemen resiko yang baik adalah identifikasi dan
cara mengatasi resiko, sasarannya untuk menambah nilai maksimum
berkesinambungan organisasi. Tujuan utama untuk memahami potensi upside
dan downside dari semua faktor yang dapat memberikan dampak bagi
organisasi. Manajemen resiko meningkatkan kemungkinan sukses, mengurangi
kemungkinan kegagalan dan ketidakpastian dalam memimpin keseluruhan sasaran organisasi.
Manajemen resiko seharusnya bersifat
berkelanjutan dan mengembangkan proses yang bekerja dalam keseluruhan strategi
organisasi dan strategi dalam mengimplementasikan. Manajemen resiko seharusnya
ditujukan untuk menanggulangi suatu permasalahan sesuai dengan metode yang
digunakan dalam melaksanakan aktifitas dalam suatu organisasi dimasa lalu, masa
kini dan masa depan.
Manajemen resiko harus
diintegrasikan dalam budaya organisasi dengan kebijaksanaan yang efektif dan
diprogram untuk dipimpin beberapa manajemen senior. Manajemen resiko
harus diterjemahkan sebagai suatu strategi dalam teknis dan sasaran
operasional, pemberian tugas dan tanggung jawab serta kemampuan merespon secara
menyeluruh pada suatu organisasi, dimana setiap manajer dan pekerja memandang
manajemen resiko sebagai bagian dari deskripsi kerja. Manajemen resiko
mendukung akuntabilitas (keterbukaan), kinerja pengukuran dan reward,
mempromosikan efisiensi operasional dari semua tingkatan.
Definisi manajemen resiko (risk
management) di atas dapat dijabarkan lebih lanjut berdasarkan kata kunci
sebagai berikut:
- On going process
Manajemen resiko dilaksanakan secara
terus menerus dan dimonitor secara berkala, manajemen resiko bukanlah suatu
kegiatan yang dilakukan sesekali (one time event).
- Effected by people
Manajemen resiko ditentukan oleh
pihak-pihak yang berada dilingkungan organisasi. Untuk lingkungan
instansi pemerintah, manajemen resiko dirumuskan oleh pimpinan dan pegawai
institusi/departemen yang bersangkutan.
- Applied in strategy setting
Manajemen resiko telah disusun sejak
dari perumusan strategi organisasi oleh manajemen puncak organisasi.
Dengan penggunaan manajemen resiko, strategi yang disiapkan disesuaikan dengan
resiko yang dihadapi oleh masing-masing bagian/unit dari organisasi.
- Applied across the enterprised
Strategi yang telah dipilih
berdasarkan manajemen resiko diaplikasikan dalam kegiatan operasional dan
mencakup seluruh bagian/unit pada organisasi. Mengingat resiko
masing-masing bagian berbeda, maka penerapan manajemen resiko berdasarkan
penentuan resiko oleh masing-masing bagian.
- Designed to identify potential
events
Manajemen resiko dirancang untuk
mengidentifikasi kejadian atau keadaan yang secara potensial menyebabkan
terganggunya pencapaian tujuan organisasi.
- Provide reasonable assurance
Resiko yang dikelola dengan tepat
dan wajar akan menyediakan jaminan bahwa kegiatan dan pelayanan oleh organisasi
dapat berlangsung secara optimal.
- Geared to achieve objectives
Manajemen resiko diharapkan dapat
menjadi pedoman bagi organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
- Klasifikasi Risk Management
Sasaran dari pelaksanaan manajemen
resiko adalah untuk mengurangi resiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan
bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan
oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi, dan politik. Di sisi
lain, pelaksanaan manajemen resiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi
manusia, khususnya entitas manajemen resiko.
Dalam perkembangannya resiko-resiko
yang dibahas dalam manajemen resiko dapat diklasifikasi menjadi: Resiko
Operasional, Resiko Hazard, Resiko Finansial dan Resiko Strategis. Hal ini
menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan manajemen resiko terintegrasi
korporasi, manajemen resiko dimulai dari proses identifikasi resiko, penilaian
resiko, mitigasi, monitoring dan evaluasi.
Ø Mengidentifikasi resiko
Proses ini meliputi identifikasi
resiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi
resiko secara akurat dan kompleks sangatlah vital dalam manajemen resiko, salah
satu aspek penting dalam identifikasi resiko adalah mendaftar resiko yang
mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan
dalam identifikasi resiko antara lain: Brainstorming (mengungkapkan pendapat), Survey,
Wawancara, Informasi historis dan Kelompok kerja.
Ø Menganalisa resiko
Setelah melakukan identifikasi
resiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran resiko dengan cara melihat
seberapa besar potensi terjadinya kerusakan dan probabilitas terjadinya resiko
tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah
subjektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Beberapa resiko
memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas
suatu kejadian yang sangat jarang terjadi, sehingga pada tahap ini sangatlah
penting untuk menentukan dugaan yang terbaik supaya nantinya kita dapat
memprioritaskan dengan baik dalam implementasi perencanaan manajemen resiko.
Kesulitan dalam pengukuran resiko
adalah menentukan kemungkinan terjadi suatu resiko karena informasi statistik
tidak selalu tersedia untuk beberapa resiko tertentu, selain itu, mengevaluasi
dampak kerusakan sering kali cukup sulit untuk asset immaterial.
Ø Monitoring resiko
Mengidentifikasi, menganalisa dan
merencanakan suatu resiko merupakan bagian penting dalam perencanaan suatu
proyek. Namun, manajemen resiko tidaklah berhenti sampai disini saja,
praktek, pengalaman dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu perubahan
dalam rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu resiko. Sangatlah
penting untuk selalu memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi resiko
dan pengukuran resiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih
dan untuk mengidentifikasi adanya resiko yang baru maupun berubah.
Sehingga, ketika suatu resiko terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan
diimplementasikan secara efektif.
- Konsep Resiko
Resiko berhubungan dengan
ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi
tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan. Istilah resiko memiliki beberapa definisi,
resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan)
terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan
untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu, dalam
hal chance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga resiko
tidak ada.
- Risk is the possibility of loss (resiko adalah kemungkinan
kerugian).
Istilah possibility berarti
bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun,
definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
- Risk is uncertainty (resiko adalah
ketidakpastian).
Uncertainty dapat bersifat subjective
dan objective, subjective uncertainty merupakan penilaian
individu terhadap situasi resiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap
individu yang bersangkutan.
- Risk is the dispersion of
actual from expected results (resiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil
yang diharapkan).
Ahli statistik mendefinisikan resiko
sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai di sekitar suatu posisi sentral atau
di sekitar titik rata-rata.
- Risk is the probability of any
outcome different from the one expected (resiko adalah probabilitas
sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan)
Menurut definisi diatas, resiko
bukan probabilitas dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilitas dari
beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan. Dari berbagai definisi di
atas, resiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian)
yang tidak diinginkan, atau tidak terduga, dengan kata lain kemungkinan itu
sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.
Konsep lain yang berkaitan dengan
resiko adalah peril dan hazard. Peril merupakan suatu
peristiwa yang dapat menimbulkan terjadinya suatu kerugian, sedangkan hazard
merupakan keadaan dan kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya
peril. Hazard terdiri dari beberapa tipe, yaitu:
- Physical hazard merupakan suatu kondisi yang
bersumber pada karakteristik secara fisik dari objek yang dapat memperbesar
terjadinya kerugian.
- Moral hazard merupakan suatu kondisi yang
bersumber dari orang yang berkaitan dengan sikap mental, pandangan hidup
dan kebiasaan yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya peril.
- Morale hazard merupakan suatu kondisi dari orang
yang merasa sudah memperoleh jaminan dan menimbulkan kecerobohan sehingga
memungkinkan timbulnya peril.
- Legal hazard merupakan suatu kondisi
pengabaian atas suatu peraturan atau perundang-undangan yang bertujuan
melindungi masyarakat sehingga memperbesar terjadinya peril.
Resiko dapat terjadi pada pelayanan,
kinerja dan reputasi dari institusi yang bersangkutan. Resiko yang terjadi
dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kejadian alam, operasional,
manusia, politik, teknologi, pegawai, keuangan, hukum dan manajemen dari
organisasi. Suatu resiko yang terjadi dapat berasal dari resiko lainnya dan
dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Resiko rendahnya kinerja suatu
instansi berasal dari resiko rendahnya mutu pelayanan kepada publik.
Resiko terakhir disebabkan oleh faktor-faktor sumber daya manusia yang dimiliki
organisasi dan operasional seperti keterbatasan fasilitas kantor, resiko yang
terjadi akan berdampak pada tidak tercapainya misi dan tujuan dari instansi
tersebut dan timbulnya ketidakpercayaan dari publik.
Resiko diyakini tidak dapat
dihindari, berkenaan dengan sektor publik yang menuntut transparansi dan
peningkatan kinerja dengan dana yang terbatas, resiko yang dihadapi instansi pemerintah
akan semakin bertambah dan meningkat. Oleh karena itu, pemahaman terhadap
resiko menjadi keniscayaan untuk dapat menentukan prioritas strategi dan
program dalam pencapaian tujuan organisasi.
- Kategori Resiko
- Resiko spekulatif
Resiko spekulatif adalah suatu
keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga
dapat memberikan kerugian. Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal dengan
istilah resiko bisnis (business risk), seseorang yang
menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya
merugikan, resiko yang dihadapi seperti ini adalah resiko spekulatif.
- Resiko murni
Resiko murni (pure risk)
adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa
dan tidak mungkin menguntungkan, salah satu contoh adalah kebakaran, apabila
perusahaan menderita kebakaran, maka perusahaan tersebut akan menderita
kerugian, kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian
kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan kecuali ada
kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu.
Salah satu cara menghindarkan resiko
murni adalah dengan asuransi, dengan demikian besarnya kerugian dapat
diminimalkan, itu sebabnya resiko murni kadang dikenal dengan istilah resiko
yang dapat diasuransikan ( insurable risk ). Perbedaan utama antara
resiko spekulatif dengan resiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak,
untuk resiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk
resiko murni tidak dapat kemungkinan untung.
Kejadian sesungguhnya terkadang
menyimpang dari perkiraan, artinya ada kemungkinan penyimpangan yang
menguntungkan maupun merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada, maka
dikatakan resiko itu bersifat spekulatif. Sebaliknya, lawan dari risiko
spekulatif adalah resiko murni, yaitu hanya ada kemungkinan kerugian dan tidak
mempunyai kemungkinan keuntungan.
Manajer resiko tugas utamanya
menangani risiko murni dan tidak menangani risiko spekulatif, kecuali jika
adanya resiko spekulatif memaksanya untuk menghadapi resiko murni tersebut. Menentukan
sumber resiko adalah penting karena mempengaruhi cara penanganannya. Sumber
resiko dapat diklasifikasikan sebagai resiko sosial, resiko fisik dan resiko
ekonomi.
Biaya-biaya yang ditimbulkan karena
menanggung resiko atau ketidakpastian dapat dibagi sebagai berikut: Biaya-biaya
dari kerugian yang tidak diharapkan dan Biaya-biaya dari ketidakpastian itu
sendiri.
- Mengidentifikasi Resiko
Pengidentifikasian resiko merupakan
proses analisa untuk menemukan secara sistematis dan berkesinambungan atas
resiko (kerugian yang potensial) yang dihadapi perusahaan, oleh karena itu,
diperlukan checklist untuk pendekatan yang sistematis dalam menentukan
kerugian potensial. Salah satu alternatif sistem pengklasifikasian kerugian
dalam suatu checklist adalah: kerugian hak milik (property losses),
kewajiban mengganti kerugian orang lain (liability losses) dan kerugian
personalia (personnel losses). Checklist yang dibangun
sebelumnya untuk menemukan resiko dan menjelaskan jenis-jenis kerugian yang
dihadapi oleh suatu perusahaan.
Perusahaan yang sifat operasinya
kompleks, berdiversifikasi dan dinamis, maka diperlukan metode yang lebih
sistematis untuk mengeksplorasi semua segi. Metode yang dianjurkan adalah
sebagai berikut: Questioner analisis resiko, Metode laporan Keuangan, Metode
peta aliran, Inspeksi langsung pada
objek, Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan, Catatan
statistik dari kerugian masa lalu dan Analisis lingkungan.
Dengan mengamati langsung jalannya
operasi, bekerjanya mesin, peralatan, lingkungan kerja, kebiasaan pegawai dan
seterusnya, manajer resiko dapat mempelajari kemungkinan tentang hazard.
Oleh karena itu, keberhasilannya dalam mengidentifikasi resiko tergantung pada
kerja sama yang erat dengan bagian-bagian lain yang terkait dalam perusahaan.
Manajer resiko dapat menggunakan
tenaga pihak luar untuk proses mengidentifikasikan resiko, yaitu agen asuransi,
broker, atau konsultan manajemen resiko. Hal ini tentunya memiliki
kelemahan, dimana mereka membatasi proses hanya pada resiko yang diasuransikan
saja, dalam hal ini diperlukan strategi manajemen untuk menentukan metode atau
kombinasi metode yang cocok dengan situasi yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar