Nama : Maryamatul Munawwarah NIM : 1113111006
Dosen : Juniawati, M. Sc MK : Broadcasting
KARAKTERISTIK
RADIO SIARAN
A. Karakteristik
Radio
Radio memiliki sejumlah fungsi, seperti mentransmisikan
pesan, mendidik, membujuk dan menghibur. Dalam menyampaikan pesannya, radio
bisa mengambil model komunikasi apa saja, entah itu model satu arah maupun dua
arah. Model satu arah mengasumsikan radio sebagai komunikator tunggal yang
menyampaikan pesan kepada khalayak pasif, sedangkan model dua arah memposisikan
radio sebagai komunikator yang melakukan interaktif timbal balik dengan
khalayak aktif. Kecenderungannya memang kini lebih banyak acara-acara
interaktif di radio. Radio tergolong sebagai media elektronik sebagaimana media
komunikasi massa lainnya, radio memilki kekhasan tersendiri.
Ø
Kekuatan Radio[1]
§ Radio dapat membidik
khalayak yang spesifik, artinya radio memilki kemampuan untuk berfokus pada
kelompok demorafis yang dikehendaki. Selain itu, untuk mengubah atau
mempertajam segmen atau ceruk sasaran yang dituju, radio jauh lebih fleksibel
dibandingkan media komunikasi massa lainnya
§ Radio
bersifat mobile dan portable, orang bisa menjinjing radio kemana
saja. Sumber energinya kecil dan sama portable-nya. Radio bisa menyatu
dengan fungsi alat penunjang kehidupan lainnya, mulai dari senter, mobil,
hingga handphone dan juga harga radio relatif jauh lebih murah
dibandingkan media lain
§ Radio
bersifat intrusif, memiliki daya tembus yang tinggi. Sulit sekali
menghindar dari siaran radio, begitu radio dinyalakan, radio bisa menembus
ruang-ruang dimana media lain tidak bisa masuk, misalnya didalam mobil.
Walaupun kini televisi telah menjadi salah satu assesoris mobil, tetap radio
menjadi bagian tak terpisahkan dari mobil
§ Radio
bersifat fleksibel, dalam arti dapat menciptakan program dengan cepat dan
sederhana, dapat mengirim pesan dengan segera, dapat secepatnya membuat
perubahan
§ Radio
itu sederhana: sederhana mengoperasikannya, sederhana mengelolanya ( tak
serumit media lain ), dan sederhana isinya.
Tidak diperlukan konsentrasi tinggi untuk menyimak radio. Bahkan, orang
bisa mendengar radio sambil menggarap pekerjaan lain. Untuk mendengar radio,
hanya dibutuhkan pendengaran. Mendengarkan radio tidak diperlukan kemampuan
baca dan abstraksi tingkat tinggi.
Ø Kelemahan
Radio
Menurut Santi Indra Astuti (2008 : 40) ada beberapa
kelemahan radio diantaranya :
§ Radio
is aural only. Satu-satunya cara yang diandalkan
radio untuk menyampaikan pesan adalah bunyi ( sound ). Radio tidak
dilengkapi dengan kemampuan untuk menyampaikan lewat gambar, untuk membayangkan
kejadian sesungguhnya, orang pada dasarnya menggunakan teater imajinasinya
sendiri
§ Radio
message are short lived. Yang namanya pesan radio hidupnya hanya
sebentar - short lived. Pesan radio bersifat satu arah, sekilas dan tak dapat ditarik
lagi begitu diudarakan, karena itu menyampaikan pesan melalui radio bukan
pekerjaan main-main. Tetapi harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh
tanggungjawab.
§ Radio
listening is prone to distraction, mendengarkan radio itu rentan
gangguan. Radio hanya berurusan dengan satu indera saja: pendengaran. Begitu
pendengaran terganggu, maka tak ada lagi cerita radio dalam kehidupan
seseorang. Orang yang kerap mendengarkan radio sambil melakukan pekerjaan lain,
akibatnya konsentrasi kerap terpecah.
Ø
Khalayak Radio
Memanfaatkan Media komunikasi Massa secara optimal tidak
cukup hanya mengandalkan pemahaman seputar kelebihan dan kekurangan media itu
sendiri. Mesti diketahui pula siapa dan bagaimana sosok khalayak atau konsumen
yang dihadapi. Apa sifat-sifat mereka, dan bagaimana mereka kelak akan
memproses informasi yang diperoleh dari media komunikasi massa tersebut. Inilah
siapa dan macam apakah khalayak radio itu menurut
Santi Indra Astuti (2008 : 41) :
§ Tidak ada khalayak radio yang betul-betul loyal,
mereka bisa berpindah saluran dengan mudah berkat
kemudahan teknologi. Bosan mendengar acara yang itu-itu saja, tinggal puatar channel. Jenuh mendengar celoteh yang
tak karuan dari penyiar, pendengar tinggal menekan tombol, mencari-cari saluran
frekuensi yang lebih berkenan dihati. Khalayak radio cenderung lebih loyal pada
penyiar, bukan pada stasiun radionya, hanya radio tertentu yang mampu membangun Brand
image yang kuat dan bagus, sehingga khalayak senang mengidentifikasi diri
sebagai “ pendengar radio X “,
bukan “fans-nya si A,B,C.” Radio semacam ini segelintir
saja jumlahnya.
§ Khalayak radio hanya mau yang ringan-ringan,
coba saja tanyakan pada orang-orang disekitar anda, apa
yang mereka cari diradio. Jawabannya hanya dua: informasi seputar kemacetan
lalu lintas dan
musik, tentu
yang paling akhir ini adalah jawaban yang paling dominan. Kalaupun ada yang
mencari informasi lewat radio, berita yang didengar adalah yang disajikan
paling ringan, bukan
karena masyarakat atau pendengar tak butuh informasi. Tapi, masalahnya,
Informasi yang diproses lewat telinga memang tidak boleh terlalu berat,
kalau berat, informasi tidak gampang diolah telinga, hingga
pendengar jenuh atau malas menyimaknya lebih jauh.
§ Khalayak radio rendah daya konsentrasinya,
mendengarkan radio hanya sambil lalu saja. Radio memang
bisa menembus ruang-ruang dimana media lain tidak dapat masuk.
Tapi, tidak dibutuhkan konsentrasi tinggi untuk menyimak
radio, artinya,
yang didengar khalayak adalah hal yang tidak terlalu penting atau yang paling
tidak membutuhkan konsentrasi. Ingat sekali lagi, telinga adalah sarana untuk
menyerap pesan yang disampaikan melalui audio. Efeknya memang bisa memabukkan,
tetapi disisi lain pesan yang terlalu berat akan sulit
dicerna kerena menyita konsentrasi.
Ø Daya
Tarik Radio
Kekuatan radio bertumpu pada bunyi, bunyi yang kita
dengar diradio terdiri dari 3 komponen (Santi Indra Astuti, 2008 : 42) yaitu :
§ Voice / Words :
Voice/ Words yang terangkai dalam narasi penyiar,
merupakan salah satu daya tarik radio. Style
sebuah radio memengaruhi Style sang
penyiar, tidak
ada batasnya style harus seperti apapun, tak ada batasnya penyiar harus bersuara macam apa.
Dahulu memang dianggap jenis vokal bariton adalah yang paling ideal untuk
penyiar laiki-laki, sementara penyiar perempuan direkomendasikan bersuara alto. Kini, tidak
harus demikian, kita
tidak bicara tentang vokal, kita bicara soal bunyi ( voice ).
Sesuai dengan slogan radio sebagai sahabat dimana saja,
maka penyiar yang disukai adalah yang mampu menyuarakan diri sebagai sahabat
pendengar. Penyiar yang punya banyak fans adalah mereka yang mampu mendekatkan
diri dengan pendengarnya, penyiar semacam ini memilki modal yang disebut air personality. Mereka menampilkan
keunikan, orisinalitas, sekaligus menawarkan persahabatan dan ketulusan,
mereka mampu membuat pendengar merasa nyaman dan terhibur
ketika mendengar suaranya. Dan faktor air personality tidak hanya dibangun oleh
suara yang bagus, tapi lebih pada faktor mental penyiar itu sendiri.
Kekuatan radio pada voice atau words tidak sekedar bertumpu pada keberanian
berkata-kata, alias ngocol.
Kecerdasan seorang penyiar sangat dibutuhkan untuk menunjang rangkaian pesan
yang akan disampaikan, ditambah dengan kepekaan untuk mengenali pendengarnya.
Suara tidak bisa berbohong, apalagi didepan pendengar yang fanatik,
jangan remehkan pendengar,
karena mereka bisa menyimak dan ‘ membaca’ sosok, bahkan mood penyiar, hanya dengan menyimak
suara sang penyiar.
§ Musik : Inilah alasan pertama yang paling banyak disebut ketika
seseorang ditanya mengapa mereka senang mendengarkan radio. Apapun format yang
diusung oleh radio, musik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari siaran.
Ini juga berlaku untuk radio-radio berformat talk program, atau radio yang basisnya adalah informasi dan
diskusi. Penyiar tidak mungkin bicara terus-menerus, pendengar juga akan jenuh
tanpa musik, dalam radio semacam ini, musik mengisi ruang-ruang ketika
kata-kata sejenak atau dua jenak berhenti.
Musik menjadi unsur yang tidak terpisahkan dari radio,
bahkan untuk radio yang berformat nonmusik. Misalnya, radio-talk atau radio news
yang formatnya berbasis pada talk show atau berita. Telinga, sebagaimana indra
lainnya bisa mengalami kejenuhan. Apalagi, kalau yang didengar terus-menerus
adalah suara manusia, musik bisa menjadi latar belakang atau selingan yang membuat siaran tidak
terasa monoton. Selain itu, memberi kesempatan bagi penyiar untuk menarik nafas
atau paling tidak, mengistirahatkan suara.
§
Special effect : Special effect adalah bebunyian yang digunakan untuk membangkitkan mood,
suasana atau efek-efek teatrikal tertentu. Fungsinya mengilustrasikan atau
mendramatisasi pesan yang disampaikan, special effect lazimnya digunakan dalam iklan atau
sandiwara radio. Misalnya, untuk memunculkan kesan lestoran yang laris, digunakan
efek suara berupa dengungan orang mengobrol, suara piring dan gelas berdenting,
detak-detak langkah keluar masuk, dan lain-lain.
Terdapat ribuan koleksi efek suara yang bisa diperoleh.
Namun, efek suara jarang sekali digunakan dalam ruangan siaran ketika penyiar tengah on air, terkecuali pada
acara-acara khusus. Walau mengasikkan, penggunaan spesial effect harus
hati-hati, terlebih dalam karya jurnalistik. Special effect bagaimanapun adalah
sesuatu yang artifisial, jika dipakai untuk karya jurnalistik, maka dianggap
melanggar kaidah-kaidah objektivitas.
Tidak ada formula absolut untuk menarik dan memelihara
perhatian pendengar, kreativitas dan pemahaman anda pada sifat-sifat manusialah yang menjadi
pemandu terbaik. KISS, keep It Simple and Straight,
sederhana, langsung pada sasaran, dan jujur! Demikianlah
inti pesan de Messener bagi sipapun yang ingin berkecimpung dalam dunia radio.
Ø
Orang-orang Radio[2]
Tertarik untuk terjun dalam bidang penyiaran, khususnya
radio. Mari kita coba untuk mengenali siapakan tokoh-tokoh yang berada dibalik
mikrofon dan ruang siaran.
§
Produksi
Tugas kru Produksi adalah menghasilkan program untuk
diudarakan. Kru Produksi terdiri atas sound engineer (mengurusi masalah suara,
memilih latar musik terbaik, mengombinasikan bebunyian), copy writer (penulis
naskah), producer
(produser), announcer (penyiar) dan reporter (pada radio yang memilki program
jurnalisme radio). Kru produksi, selain bertugas menciptakan program yang disukai khalayak,
juga berhubungan dengan marketing untuk kepentingan klien, misalnya dalam merancang
program untuk branding atau memproduksi iklan.
§
Marketing
Tugas kru marketing adalah ‘menjual’ atau ‘memasarkan’
program kepada pihak lain (dengan imbalan berupa airtime untuk memasang iklan,
kesempatan untuk branding dan lain-lain). Ada yang mengistilahkan sebagai account executive,
dalam lembaga penyiaran non komersial, istilah marketing
mungkin tak dikenal. Tapi, tetap ada posisi tertentu yang bertugas
menghubungkan radio dengan pihak luar, entah itu public relations officer (staf
humas), spokeperson, comunication officer dan lain-lain. Namanya memang
berbeda, tapi pada prinsipnya tetap sama, yaitu memasarkan program radio kepada
pihak lain untuk mencapai keuntungan tertentu (yang belum tentu berupa uang,
tetapi
sosialisasi program).
§
Teknis
Bagian teknis bertugas mendukung aspek teknis dalam
memproduksi program, maupun dalam mengoperasionalkan radio. Radio adalah media
yang sangat tergantung pada alat dan teknologi,
dibutuhkan orang-orang khusus untuk menangaini alat-alat
elektronik, sumber daya listrik, komputer, dan hal lain yang sejenis.
Diluar semua itu, sebagaimana organisasi atau perusahaan
lain, ada unsur lain yang mendukung. Misalnya, staf kesekretariatan,
besar kecilnya staf radio tentu bergantung pada besar kecilnya
lingkup radio tersebut, namun, pengalaman menunjukan, radio adalah organisasi yang
sebenarnya sangat simpel dan luwes. Teknologi memungkinkan beberapa fungsi
digabung menjadi satu, selain itu karakteristik radio sendiri memungkinkan
berbagai posisi dirangkap
bersamaan. Seorang penyiar misalnya, lazim merangkap sebagai reporter atau
penulis naskah dan sebaliknya, landasan pemikiranya begini : Seorang penyiar
yang Oke, tidak cukup hanya bermodal suara, ia juga harus punya wawasan dan
bisa menulis naskah sendiri. Dengan
demikian, ia punya penghayatan yang bagus dan modal intelektual yang memadai
bagi profesinya, demikian pula sebalaiknya.
Seorang penulis naskah yang handal tidak hanya menguasai
aspek radio copywriting, kalau ia memahami bagaimana bersiaran, bagaimana
berkomunikasi didepan mikrofon, naskah-naskahnya akan sensitif dan mampu
mengeksploitasi potensi-potensi suara yang terbaik. Reporter yang ideal jelas
bukan hanya orang yang bisa ngocol, reporter jagoan adalah mereka yang berwawasan luas, mampu
menata sekaligus menyampaikan pesan. Ia harus bisa menulis naskah yang baik,
sekaligus menguasai dasar-dasar announcing sehingga mampu melaporkan liputannya
dengan baik.
Model organisasi radio yang banyak dipakai sekarang
adalah networking, modalnya relatif kecil, operational costs-nya juga rendah. Kendati demikian
jangkauan khalayaknya cukup luas, apalagi bila networking bisa dilakukan dengan melibatkan sebanyak mungkin mitra lokal.
- Karakteristik
Radio Siaran
Radio merupakan medium suara atau dengar, bukan pandang, medium radio juga
bagian dari besaran media massa yang ada, radio mempunyai ciri khas yang
berbeda dengan koran atau media cetak lainnya juga televisi. Menurut Asep
Syamsul Ramli (2004) dalam (Syarifah
Aminah dan Juniawati, 2013 : 30-33) mengemukakan bahwa karakteristik Radio siaran
antara lain :
§ Cepat dan langsung. Informasi yang
disampaikan lebih ringkas dalam prosesnya, sehingga dapat lebih segera sampai
kependengar
§ Akrab.
Penggunaannya dapat melakukan aktivitas lain, dalam artian tidak menganggu
aktivitas lainnya
§ Dekat.
Aspek suara dari siaran yang dilakukan penyiar hadir didekat masyarakat
pendengar, baik itu dirumah, ruang kerja
maupun didapur, sehingga menyentuh aspek pribadi
§ Hangat.
Komposisi siaran yang tediri diatas , suara dan kata-kata penyiar yang
dipandukan dengan iringan musik yang membuat pendengar lebih merasa sebagai
teman
§ Sederhana.
Tidak rumit baik dari segi kata-kata yang keluar karena bahasa yang digunakan
adalah bahasa percakapan sehari-hari, sehingga mudah dicerna
§ Tanpa
batas. Kekuatan daya jangkauwannya yang dapat melampaui batas-batas geografis ,
demografis, SARA (Suku, agama, ras dan antar golongan) dan kelas sosial
§ Murah.
Dari segi harga jauh lebih terjangkau dari media lainnya, mendengarkan siaran
radio juga tidak dipungut bayaran
§ Bisa
Mengulang. Informasi yang disampaikan bisa diulang penyampaiannya, disebabkan
radio memiliki kesementaraan alami (Transient nature).
Radio dianggap sebagai komunikasi efektif karena
memiliki beberapa faktor, yaitu :
§
Memiliki daya langsung. Pesan dapat disampaikan
secara langsung kepada khalayak proses penyampaiannya tidak begitu komplek,
dari ruangan siaran radio distudio memlalui saluran modulasi diteruskan
kepemancar lalu sampai kepesawat penerima radio.
§
Memiliki daya tembus. Siaran radio menjangkau
wilayah yang luas, semakin kuat pemancarnya semakin kuat pemancarnya semakin
jauh jaraknya. Pemancar yang bergelombang pendek dengat kekuatan dengan
kekuatan 500-1000 KW dengan arah antena tertentu dapat menjangkau seluruh dunia
§
Memiliki daya tarik. Daya tarik radio siaran
adalah terpadunya suara manusia, suara musik
dan bunyi tiruan sehingga mampu mengembangkan daya reka pendengarnya.
Radio umumnya mempunyai fungsi yang
sama dengan media komunikasi masa lainnya yaitu sebagai alat memberikan
informasi, pendidikan dan hiburan, artinya melalui isinya seseorang dapat
mengetahui, memahami sesuatu yang disampaikan. Radio berusaha seimbang dengan
segala fungsinya sebagai media komunikasi massa dan punya kekuatan untuk
membawa pendengar kepengetahuan baru, persepsi baru, sikap baru bahkan mungkin
tingkah laku baru kearah yang lebih positif.
Menurut Theo Stokkink (1996) dalam (Syarifah Aminah
dan Juniawati, 2013 : 33) fungsi radio yaitu :
§
Radio adalah sarana imajinasi. Radio
memperlihatkan kekuatan terbesar yang dimilikinya sebagai media jika
menyangkut imajinasinya. Radio menuntut keikutsertaan aktif
mendengarnya dalam membentuk pengalaman tentang pandangan, perasaan, dan
sensasi yang dibangun oleh media suara.
§
Radio adalah ahabat, sarana komunikasi
§
Radio adalah hiburan
§
Radio adalah surat kabar
§
Radio adalah juga seorang guru
Berbagai media pendidik, radio mendidik lebih dengan
mengunakan konsep dan juga fakta-fakta.
Ø Radio
adalah suara[3]
Radio adalah suara, suara merupakan modal utama
terpaan radio kekhalayak dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh
khalayak dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak. Suara dalam
sebuah radio adalah suatu kombinasi tekanan emosional, perceptual dan fisikal
yang timbul dan berasal dari suatu suara yang bermediasi oleh teknologi yang
kemudian menimbulkan informasi imajinasi visual tertentu dibenak pendengar.
Suara adalah suatu efek benturan molekul yang
didorong oleh transmisi elastik, suara memiliki komponen visual yang
menciptakan gambar dalam benak pendengar dan kecepatan radio melebihi media
online.
Ø Tipologi
Pendengar Radio[4]
Ada tiga pihak yang berinteraksi dalam siaran radio
: Pertama, penutur yang terdiri dari DJ, penyiar, penulis naskah, editor dan
sebagainyaa. Kedua, pendengar yang terdiri atas pendengar aktif dan pendengar
pasif. Ketiga, pesawat radio penerima siaran dengan beragam klasifikasi dan
ukuran sesuai spesifikasi teknologi yang dipakai.
Dari ketiganya, pendengar adalah pihak yang paling
penting dalam kontek komunikasi siaran, tanpa pendengar maka sebuah radio akan
mati suri. Kadangkala teknologi pesawat radio tidak berkorelasi dengan
banyak-sedikit atau aktif-pasifnya pendengar, demikian pula sajian siaran yang
baik dari announcer, oleh karena itu memahami tipologi pendengar amatlah
penting baik bagi pelaku siaran maupun akademisi
REFERENSI
Santi Indra Astuti, 2008.
Jurnalisme Radio teori dan praktik, Bandung : Simbiosa Rekatama Media
Masduki,
2005. Menjadi Broadcaster Profesional, Yogyakarta : Pustaka Populer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar