Nama :
Maryamatul Munawwarah
Nim :
1113111006
MK :
Komunikasi Massa
Jurusan : KPI
ORGANISASI dan PRODUKSI MEDIA MASSA
& CITIZEN JURNALISME
- Organisasi dan Produksi Media Massa
Sejak
10 tahun terakhir, struktur organisasi media massa di Indonesia, baik di bidang
redaksi maupun perusahaan tidak lagi seperti media massa cetak pada zaman Orde
Baru atau sebelumnya yang begitu sederhana, yang terdiri dari dua bagian besar:
bidang redaksi dan bidang usaha.
Sebagaimana ditulis AM Hoeta Soehoet dalam bukunya Manajemen Media Massa, ada dua bidang didalam manajemen organisasi pers, yaitu bidang redaksi yang dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi, dan bidang usaha dikomandani pemimpin perusahaan, dan diatas mereka ada pemimpin umum atau pemegang saham.
Sebagaimana ditulis AM Hoeta Soehoet dalam bukunya Manajemen Media Massa, ada dua bidang didalam manajemen organisasi pers, yaitu bidang redaksi yang dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi, dan bidang usaha dikomandani pemimpin perusahaan, dan diatas mereka ada pemimpin umum atau pemegang saham.
Bidang
redaksi dalam organisasi pers mengurusi soal-soal idealism, dalam hal ini adalah
mengelola berita dan opini sedangkan bidang usaha mengurusi soal-soal komersial,
seperti iklan dan distribusi/sirkulasi penerbitan. Kedua bidang sama-sama
penting dan hal ini berlaku hingga sekarang.
Namun seiring dengan tuntutan pasar yang terus tergerus oleh derasnya teknologi informasi komunikasi, organisasi didalam manajemen media massa, khususnya cetak kini berubah. Organisasi di dalam manajemen media massa memang terkesan lebih besar, namun fungsional dan lebih terukur. Organisasi bidang redaksi pun telah berkembang sedemikian rupa menyesuaikan tuntutan pasar, peluang dan tantangan. Ada organisasi di redaksi yang menangani majalah, tabloid dan buku, juga online, bahkan media digital.
Namun seiring dengan tuntutan pasar yang terus tergerus oleh derasnya teknologi informasi komunikasi, organisasi didalam manajemen media massa, khususnya cetak kini berubah. Organisasi di dalam manajemen media massa memang terkesan lebih besar, namun fungsional dan lebih terukur. Organisasi bidang redaksi pun telah berkembang sedemikian rupa menyesuaikan tuntutan pasar, peluang dan tantangan. Ada organisasi di redaksi yang menangani majalah, tabloid dan buku, juga online, bahkan media digital.
- CITIZEN
JURNALISME
Jurnalisme Warga atau Citizen Journalism merupakan aktivitas jurnalistik
yang dilakukan oleh warga atau masyarakat awam, oleh masyarakat yang tidak
memiliki latar belakang keahlian atau pekerjaan didunia jurnalistik.
Aktivitas-aktivitas jurnalistik yang dilakukan adalah aktivitas-aktivitas yang
serupa dalam kegiatan jurnalistik, seperti mengumpulkan, reportase,
menganalisa, dan mempublikasikan berita maupun informasi.
Berita-berita maupun informasi pada citizen journalism ini cenderung
tidak disensor, sehingga kebebasan jurnalis sangat dijunjung tinggi, berita dan
informasi ini ditulis berdasarkan apa yang dilihat, dirasakan, dan disaksikan
oleh penulisnya sendiri tanpa rekayasa. Seperti kita ketahui kegiatan
jurnalistik umumnya dilakukan oleh para pekerja jurnalistik yang berada dibawah
atap nama perusahaan media.
Seiring dengan reformasi pada bidang media maka bermunculan para
penulis ataupun penggiat jurnalistik yang tidak bekerja untuk kepentingan
bisnis media dan umumnya dilakukan oleh masyarakat awam atau warga biasa, inilah
yang dimaksud dengan Jurnalisme Warga atau dalam bahasa Inggris disebut Citizen
Journalism.
Didukung oleh kemudahan akses dan perkembangan teknologi di
Indonesia, hal itu memberikan stimulus pada masyarakat biasa untuk bisa
bersuara dan berbagi informasi secara lebih cepat lewat melalui jurnalisme
model ini. Berkembangnya jurnalisme warga membuat masyarakat mempunyai banyak
alternatif berita dan perspektif tentang sebuah hal dari berbagai pihak. Namun
begitu, kegiatan jurnalistik oleh warga ini ada baiknya menerapkan kode etik
jurnalistik, yang mana telah menjadi acuan setiap kegiatan jurnalistik.
Kegiatan jurnalisme warga patut disyukuri telah berkembang secara
siginifikan kearah lebih luas dalam skala dan lebih membaik, dalam kualitas
yang tentu saja berproses menjadi bentuk pelaporan yang lebih baik. Persatuan
Pewarta Warga Indonesia adalah sebuah wadah bagi Citizen Journalist diseluruh
Indonesia bahkan warga Indonesia diberbagai belahan Dunia manapun.
PPWI sedang megembangkan apa yang dinamakan simpul-simpul Pewarta
Warga, simpul-simpul pewarta artinya adalah seorang atau lebih pewarta warga
yang telah memiilki kemampuan dan kemauan menulis, memotret, membuat auvi,
dalam bentuk pelaporan yang cukup baik. Kemauan serta kemampuan menulis ini
dalam lingkup Jurnalisme Warga tentu sedikit berbeda dengan skill dalam lingkup
jurnalisme konvensional reguler.
Sebenarnya pemerintah, misalnya saja Kementrian Daerah Tertinggal
dapat bersama PPWI untuk lebih mengaktifkan kegatan jurnalisme warga ini, untuk
percepatan pembangunan daerah tertinggal. Kementrian Daerah Tertinggal misalnya
saja memiliki sumber daya sarana dan prasarana hingga ke daerah-daerah
terpencil, maka bersama PPWI bisa sama-sama mengembangkan simpul-simpul pewarta
warga.
Pewarta warga yang tinggal di kawasan tertinggal dijaring,
diseleksi, untuk dibentuk simpul, difasilitasi skill komunikasi, dan PPWI
memberikan wahana berupa media citizen jurnalisme dan wahana penting
keorganisasian secara Nasional yang memayungi kegiatan pelaporan oleh pewarta
itu. Tentu saja simpul pewarta ini adalah bersifat jurnalisme warga artinya
warga yang terpilih tersebut telah mengerti bahwa dia bisa melaporkan apa saja
kegiatan komunitas di daerahnya yang terpencil, dengan training kit yang PPWI
berikan.
Paradigma ilmu menulis nantinya akan berubah, bahwa orang-orang yang
tinggal didaerah terpencil pasti akan menuliskan apa yang terjadi didaerahnya
dengan satu atau lain jalan dan warta dari pewarta warga didaerah tertinggal ini
nantinya akan sampai pula diberbagai media situs web.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar