PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN
KAMPANYE
DOSEN PENGAMPU :
HANDES, M. Ikom
DISUSUN OLEH :
MARYAMATUL MUNAWWARAH
JURUSAN DA’WAH
PROGRAM
STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONTIANAK
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
Strategi
itu pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management)
untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya, komunikasi secara
efektif adalah sebagai berikut : Bagaimana mengubah sikap, mengubah opini, dan
mengubah perilaku baik dalam perbuatan maupun dalam tindakan.
Sedangkan
tujuan strategi komunikasi tersebut sebagai berikut : To secure understanding
yaitu untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi, to
motive acceptance yaitu bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik.
to motive action yaitu penggiatan untuk memotivasinya, dan bagaimana mencapai
tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi
tersebut.
Peristiwa
dalam proses komunikasi kampanye ini melibatkan konseptor (conception skill),
teknisi komunikasi (technical skill) dan komunikator dengan segala
kemampuan komunikasi (communication skill) untuk mempengaruhi komunikan
dengan dukungan berbagai aspek teknis dan praktis operasional dalam bentuk
perencanaan yang taktis dan strategis untuk mencapai tujuan tertentu.
Pada
hakikatnya tujuan kampanye adalah bagaimana mengubah opini publik dan perilaku
lainnya sesuai dengan tujuan dan perencanaan yang ditetapkan, melalui teknik
komunikasi tersebut, seperti prosedur untuk menarik perhatian pada penggiatan
komunikasi dalam kampanye dikenal “A procedure, from attention to action” atau
dengan formula lain dengan slogan “AIDDA”.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
STRATEGI KOMUNIKASI DAN KAMPANYE
Tujuan
komunikasi dilihat dari berbagai aspek dalam kampanye dan propaganda baik untuk
keperluan promosi maupun publikasi misalnya, tujuan komunikasi dalam dunia
periklanan (advertising communication) adalah selain memberikan
informasi suatu produk yang dikampanyekan juga menitik beratkan bujukan
(persuasif) dan menanamkan awareness dalam benak konsumen sebagai upaya
memotivasi pembelian.
Pemasaran
(marketing) berupaya meluaskan pasaran suatu produk sedangkan kampanye
PR (public relations campaign) dalam berkomunikasi bertujuan menciptakan
pengetahuan, pengertian, pemahaman, kesadaran, minat, dan dukungan dari
berbagai pihak untuk memperoleh citra bagi lembaga atau organisasi yang
diwakilinya.
Jadi,
strategi itu pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik
operasionalnya, komunikasi secara efektif adalah sebagai berikut :
§ Bagaimana
mengubah sikap (how change the attitude).
§ Mengubah
opini (to change the opinion).
§ Mengubah
perilaku (to change behavior).
v Tujuan
strategi komunikasi tersebut sebagai berikut :
§ To
secure understanding yaitu untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian
dalam berkomunikasi.
§ To
motive acceptance yaitu bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik.
§ To
motive action yaitu penggiatan untuk memotivasinya.
§ The
goals which the communicator sought to achieve yaitu bagaimana mencapai tujuan
yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.
Peristiwa
dalam proses komunikasi kampanye ini melibatkan konseptor (conception skill),
teknisi komunikasi (technical skill) dan komunikator dengan segala
kemampuan komunikasi (communication skill) untuk mempengaruhi komunikan
dengan dukungan berbagai aspek teknis dan praktis operasional dalam bentuk
perencanaan yang taktis dan strategis untuk mencapai tujuan tertentu.
Kondisi
mendukung sukses tidaknya penyampaian pesan (message) tersebut dalam
berkampanye, menurut Wilbur Schramm di dalam bukunya, The Process dan
Effects of Mass Communications yaitu sebagai berikut :
§ Pesan
dibuat sedemikian rupa dan selalu menarik perhatian.
§ Pesan
dirumuskan melalui lambang yang mudah dipahami atau dimengerti oleh komunikan.
§ Pesan
menimbulkan kebutuhan pribadi dari komunikannya.
§ Pesan
merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi, sesuai dengan situasi dan keadaan
kondisi dari komunikan.
Pesan
tersebut berupa ide, pikiran, informasi, gagasan, dan perasaan, pikiran dan
perasaan tersebut tidak mungkin dapat diketahui oleh komunikan, jika tidak
menggunakan “suatu lambang yang sama-sama dimengerti”.
B.
TEKNIK BERKOMUNIKASI DALAM KAMPANYE
Pada
hakikatnya tujuan kampanye adalah bagaimana mengubah opini publik dan perilaku
lainnya sesuai dengan tujuan dan perencanaan yang ditetapkan, melalui teknik
komunikasi tersebut, seperti prosedur untuk menarik perhatian pada penggiatan
komunikasi dalam kampanye dikenal “A procedure, from attention to action” atau
dengan formula lain dengan slogan “AIDDA”, AIDDA tersebut singkatan dari :
A -
attention = menarik perhatian
I -
interest = membangkitkan minat
D - desire = menumbuhkan hasrat
D -
decision = membuat keputusan
A -
action = melakukan penggiatan
Penggiatan
proses komunikasi dalam kampanye public relation tersebut melalui dua cara,
yakni sebagai berikut:
§ Proses
kampanye yang berlangsung secara singkat
§ Proses
kampanye yang berlangsung dalam waktu lama dan terus-menerus.
Dengan
dua cara tersebut, maka kampanye itu akan menimbulkan efek dari proses komunikasi yang bisa berbentuk menarik
perhatian, simpati, empati, dan bisa sebaliknya antipati
C.
MENGGALANG OPINI PUBLIK
Bahwa
dalam melakukan kampanye bertujuan untuk menggalang atau merekayasa opini
publik (public opinion) yang disusun secara periodik dan tertentu dalam program
khusus, baik bulanan maupun tahunan. Sebelum mengadakan kampanye untuk
membentuk dan merekayasa opini publik itu, terlebih dahulu disusun agenda
setting yaitu penyusunan suatu benda atau skenario untuk mengangkat topik
tertentu atau tema tentang isu apa yang akan diangkat melalui teknik publikasi
atau promosi.
Biasanya
dalam menyusun agenda setting tersebut harus bekerja sama dengan pihak pers dan
media massa untuk mengangkat isu tertentu kepada publik yang nantinya akan
memperoleh respon dari masyarakat dalam bentuk tanggapan positif (diterima)
atau negatif (ditolak) setelah melalui proses dalam jangka waktu tertentu.
Yang
menjadi titik tolak berhasil atau tidaknya untuk merekayasa opini publik
(reengineering of public opinion) melalui teknik kampanye public relation untuk
memperoleh publisitas seperti yang diharapkan, yang paling penting bekerja sama
dengan pihak para wartawan dan redaktur di berbagai media massa untuk mengangkat
suatu isu yang dimaksudkan, baik media cetak maupun media elektronik untuk
secara serentak disebarluaskan (simultaneity effect) dalam bentuk berit (news),
featurise, artikel, advetorial, dan informasi lainnya agar pesan-pesan yang
disebarluaskan itu sampai ke masyarakat diberbagai tempat dalam waktu yang
bersamaan. Namun, yang menjadi pertanyaan “Apakah dengan cara merekayasa
melalui agenda setting yang dibentuk dan direncanakan untuk kampanye public
relation tersebut akan berhasil?
Jawabannya
belum tentu berhasil, bahkan menimbulkan opini yang negatif karena banyak
faktor yang mendukung keberhasilan untuk membentuk opini publik positif seperti
yang diharapkan. Disamping itu, hasilnya bisa dirasakan dalam jangka waktu
tertentu pada masa yang akan datang (tertunda), tergantung intensitas
kampanyenya, teknik publikasi, pesan yang disampaikan itu belum tentu cocok
dengan kebutuhan atau keinginan komunikan, hingga kemampuan komunikator dalam
menyampaikan pesan (communication skill) atau derajat kepentingan (magnitude)
informasi, isu, berita, ide, gagasan, dan sebagainya belum optimal menjangkau
atau mempengaruhi komunikasinya.
D.
STRATEGI PENULISAN BERITA (PESAN)
Menurut
Harwood Childs, ada beberapa strategi dalam kegiatan public relations untuk
merancang suatu pesan dalam bentuk informasi atau berita yaitu sebagai berikut
:
§ Strategy
of publicity
Melakukan
kampanye untuk penyebaran pesan (message) melalui proses publikasi suatu berita
melalui kerja sama dengan berbagai media massa, selain itu dengan menggunakan
taktik merekayasa suatu berita akan dapat menarik perhatian audiensi sehingga
akan menciptakan publisitas yang menguntungkan.
§ Strategy
of persuation
Berkampanye
untuk membujuk atau menggalang khalayak melalui tekhnik sugesti atau persuasi
untuk mengubah opini publik dengan mengangkat segi emosional dari suatu cerita,
artikel, atau featuris berlandaskan humaniti interest.
§ Strategy
of argumentation
Strategi
ini biasanya dipakai untuk mengantisipasi berita negatif yang kurang menguntungkan,
kemudian dibentuk berita tandingan yang mengemukakan argumentasi yang rasional
agar opini publik tetap dalam posisi yang menguntungkan. Dalam hal ini,
kemampuan public relations sebagai komunikator yang handal diperlukan untuk
mengemukakan suatu fakta yang jelas dan rasional dalam mengubah opini publik
melalui berita atau statement yang dipublikasikan.
§ Strategy
of image
Strategi
pembentukan berita yang positif dalam publikasi untuk menjaga citra lembaga
atau organisasi termasuk produknya, misalnya tidak hanya menampilkan segi
promosi tetapi bagaimana menciptakan publikasi nonkomersial dengan menampilkan
kepedulian terhadap lingkungan dan sosial (Humanity relations and social
marketing) yang menguntungkan citra bagi lembaga atau organisasi secara
keseluruhan (corporate image).
Menurut
Dr. Willard G. Bleyer mengatakan berita yang baik adalah “Anything timely
that interest a number of readers” yang artinya “Berita yang baik adalah
segala sesuatu terbaru, hangat, dan aktual sehingga dapat menarik perhatian
sebagian besar pembacanya”. Selain sebagai kontrol sosial fungsi
jurnalistik paling pokok adalah memberikan informasi, menginterpretasikan, membimbing,
mendidik, hingga menghibur pembacanya.
E.
TEKNIK BERKAMPANYE
Untuk
berhasilnya suatu persuasi dalam berkampanye melalui berbagai teknik agar dalam
penyampaian pesan (message) kepada audiensinya cukup efektif, antara lain
beberapa teknik kampanye yang lazim dipergunakan dalam kegiatan public
relations atau periklanan yaitu sebagai berikut :
§ Partisipasi
(participating), yaitu teknik yang mengikutsertakan (partisipasi) atau
peranserta komunikasi atau audiensi yang memancing minat atau perhatian yang
sama ke dalam suatu kegiatan kampanye dengan tujuan untuk menumbuhkan saling
pengertian, menghargai, kerjasama dan toleransi.
§ Assosiasi
(Association), yaitu menyajikan isi kampanye yang berkaitan dengan suatu
peristiwa atau obyek yang tengah ramai atau sedang “in” dibicarakan agar dapat
memancing perhatian masyarakat, misalnya “three in one” maka orang akan ingat
akan pembatasan penumpang mobil pribadi yang melewati jam tertentu di kawasan
jalan protokol di Jakarta.
§ Teknik
integratif (integrative), yaitu bagaimana untuk menyatukan diri (komunikator)
kepada khalayaknya secara komunikatif dengan mengucapkan kata-kata “kita, kami,
anda sekalian atau untuk anda, dan sebagainya yang artinya mengandung makna
bahwa yang disampaikan pihak komunikator bukan untuk kepentingan dirinya atau
perusahaannya atau bukan untuk mengambil keuntungan sepihak, tetapi mengambil
manfaat secara bersama demi untuk kepentingan bersama.
§ Teknik
ganjaran (pay off technique), yaitu bermaksud untuk mempengaruhi komunikan
dengan suatu ganjaran (pay off) atau menjanjikan sesuatu dengan “iming-iming
hadiah” dan lain sebagainya dengan dua kemungkinan : Bisa berupa benefit
(manfaat), kegunaan, dan sebagainya dan juga bisa berupa ancaman, kekhawatiran,
dan suatu yang menakutkan.
Bedanya,
untuk pertama adalah berupaya menumbuhkan kegairahan dan menitik beratkan
emosional (emotional appeal) dan yang kedua yakni untuk membangkitkan rasa
takut, ketegangan, atau kekhawatiran bila hal tersebut atau tertentu bisa
terjadi dikemudian hari.
§ Memperoleh
empati (empathy), yaitu suatu teknik berkampanye dalam menempatkan diri dalam
posisi komunikan atau ikut merasakan dan “peduli” situasi atau kondisi pihak
komunikan, biasanya dalam public relations dikenal dengan social
responsibility and human relations.
§ Teknik
koersi atau paksaan (coersion technique), yaitu dalam komunikasi melakukan
kampanye lebih menekankan suatu “paksaan” yang dapat menimbulkan rasa ketakutan
atau kekhawatiran bagi pihak komunikan yang tidak mau tunduk melalui suatu
ancaman tertentu.
Disamping
itu, ada risiko yang dihadapi dalam berkampanye yang dapat menggagalkan teknik
persuasi atau membujuk pihak khalayak sasaran (target audience), yaitu
sebagai berikut:
ü Penyesatan
suatu pengertian atau pemahaman tentang tema kampanye yang tengah dilancarkan
oleh pihak lain (kompetitor).
ü Merusak
atau memalsukan isi atau materi pesan (to make the message invalid).
ü Menafsirkan
suatu pesan dengan ukuran menurut pengertian atau pandangan sepihak (subjective
evaluation).
ü Memberikan
pesan yang bahasanya terlalu sukar untuk dimengerti atau dicerna maksud dari
pesan yang hendak disampaikan itu (to make the message too dificult to be
understanding).
v Materi
dan Isi Program Kampanye
Materi
dan isi kampanye tersebut biasanya menyangkut :
ü Tema,
topik, dan isu apa yang ingin diangkat ke permukaan agar mendapat tanggapan.
ü Tujuan
dari kampanye.
ü Program atau perencanaan acara dalam kampanye.
ü Sasaran
dari kampanye yang hendak dicapai.
Rangkaian
perencanaan dan komunikasi public relations tersebut merupakan blue print yang
disusun secara sistematis yang akan menjadi patokan atau pedoman dan yang
digambarkan dalam suatu pola tahapan yang saling terkait erat satu sama lain, komponen-komponen
setiap langkah penggiatan program kampanye tersebut dibentuk secara berangkai
mulai dari :
ü Analisis
situasi dan audit komunikasi.
ü Merumuskan
tujuan dan target waktunya.
ü Menentukan publiknya (target audience).
ü Menentukan
media.
ü Menetapkan anggaran untuk kampanye tersebut.
ü Program
penggiatan kampanye.
ü Analisis
hasil program tersebut dan aplikasinya, berhasil atau tidaknya berdasarkan “planning
your work and working your plan”.
Kemudian
sebagai acuan untuk mengukur keberhasilan dari program kampanye public
ralitions tersebut, tergantung ada apa dan bagaimana masalah yang akan dihadapi
oleh setiap kegiatan, lembaga atau organisasi, serta perusahaan melalui peranan
public relationsnya. Sedangkan sebagai tolok ukurnya atau langkah terakhir
adalah target atau sasaran yang hendak dicapai yaitu : Memperoleh citra positif
dan memperoleh kepercayaan .
Realitasnya
atau bukan khayalan walaupun sasarannya tidak berwujud (intangible) seperti
point pertama dan kedua tersebut di atas, tetapi bisa dirasakan melalui kesan,
baik secara individual maupun opini publik yang diterima secara positif, hasil
kerja dari public relations adalah bersifat intangible seperti saling
mempercayai, saling berfikir positif.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian dari bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan pelaksanaan
kampanye sangat berpengaruh terhap perubahan sikap dan prilaku khalayak, keberhasilan
atau keefektifan kampanye tergantung pada kecocokan antara dampak yang
direncanakan dan dampak yang dihasilkan, sedangkan strategi komunikasi dalam
kegiatan kampanye sangat diperlukan karena tanpanya kampanye tidak akan
berhasil.
- SARAN
Didalam
penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan atau jauh dari kata sempurna,
maka dari pada itu bagi para pembaca atau pendengar kami mengharapkan kritik
dan saran demi kesempurnaan dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar