BROADCASTING
PROGRAM
TELEVISI, KARAKTERISTIK TELEVISI
DOSEN
PENGAMPU :
SYARIFAH AMINAH, M. Si
DISUSUN OLEH :
Maryamatul Munawwarah
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI
PENYIARAN ISLAM (KPI)
JURUSAN DAKWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONTIANAK
2013
PROGRAM
TELEVISI, KARAKTERISTIK TELEVISI SIARAN
Televisi adalah alat komunikasi massa yang digunakan dalam proses
komunikasi dengan ciri-cirinya : Berlangsung satu arah, komunikator melembaga,
pesan bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dengan komunikan yang
heterogen . Televisi merupakan media elektronik yang paling sempurna dan
mempunyai efek yang paling besar terhadap khalayak dibanding dengan media
elektronik lainnya seperti radio, karena televisi merupakan media audiovisual
yang bersifat informatif, hiburan, pendidikan dan juga alat kontrol sosial.
Dengan kesempurnaan teknologi media televisi, televisi mampu menjadi
media penyiaran yang paling diminati dan digunakan oleh masyarakat luas pada
saat ini dibanding dengan media lainnya seperti radio, majalah, koran dan media
lainnya. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa televisi pada saat ini merupakan
salah satu sarana media yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, karena
dari media televisi, orang atau masyarakat mendapatkan sebagian dari kebutuhan
hidupnya yaitu : Informasi, hiburan, pengetahuan, pendidikan dan lain
sebagainya.
A.
Program Televisi
Siaran atau mata acara atau rangkaian mata acara berupa pesan-pesan
dalam bentuk suara, gambar atau suara dalam gambar yang dapat didengar atau
dilihat oleh khalayak dengan pesawat penerima siaran televisi dengan atau tanpa
alat bantu.
Penyiaran adalah keseluruhan kegiatan yang memungkinkan
terselenggaranya siaran radio atau siaran televisi yang meliputi segi idiil,
perangkat lunak dan perangkat keras melalui sarana pemancar atau sarana
transmisi didarat atau diantariksa dengan menggunakan gelombang elektromagnetik
atau transmisi kabel, seret optic atau media lainnya dipancarluaskan untuk
dapat diterima oleh khalayak dengan pesawat penerima siaran radio atau pesawat
penerima siaran televisi dengan alat bantu.
Soenarto (2007) dalam (Syarifah Aminah dan Juniawati, 2013 : 56-57)
program adalah suatu jadwal atau perencanaan untuk menindak lanjuti dengan
penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada diudara.
Secara teknis penyiaran televisi, program televisi diartikan sebagai
penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari kehari dan dari jam
kejam setiap harinya.
B.
Karakteristik Televisi
Menurut (Syarifah Aminah dan Juniawati, 2013 : 56-57) berbicara tentang
karakteristik sesuatu medium tidaklah terlepas dari aspek potensi atau
keunggulan medium yang bersangkutan disatu sisi dan sekaligus juga aspek
kelemahan atau keterbatasan medium tersebut disisi lainnya. Beberapa potensi
atau keunggulan medium televisi dapat dilihat dari ciri spesifiknya yaitu
antara lain :
·
Siaran televisi bersifat
terbuka. Artinya siaran televisi mempunyai daya jangkau yang sangat luas dan
mampu meniadakan batasan wilayah geografis
·
Siaran televisi memiliki
potensi penetratik untuk mempengaruhi sikap, pandangan, gaya hidup, orientasi
dan motivasi masyarakat
·
Siaran televisi dapat
berhubungan langsung dengan pemirsa tanpa harus dibatasi oleh sistem politik,
sosial, budaya dan masyarakat yang menjadi khalayak sasarannya.
Selain yang dikemukakan diatas, potensi lain yang menjadi
karakteristik televisi adalah kemampuan untuk menayangkan berbagai obyek yang
abstrak atau yang tidak dapat dilihat oleh mata, banyak yang berbahaya atau
yang tidak dapat dijumpai dilingkungan tempat tinggal, obyek yang ditayangkan
televisi dapat dimanfaatkan masyarakat pada saat yang bersamaan secara serempak
dan meluas.
Setiap jenis media massa memiliki karakteristik baik secara fisik
maupun dampak yang diakibatkanya, karena penelitian yang dilakukan adalah dari
media massa televisi, maka pentingnya untuk memahami televisi secara fisik yang
dapat dijelaskan sebagai berikut :[1]
·
Media televisi adalah media
elektronik. Medium televisi bekerja secara elektris, bermula dari sinar yang
dikenakan pada objek atau benda, terbentuklah sinar pantul. Sinar pantul
dilewatkan dengan sistem lensa sehingga terbentuklah gambar proyeksi (gejala
sinar) diubah menjadi signal listrik atau gelombang elektromagnetik (gejala
listrik) melalui pendekatan photo elektrik cell
·
Media televisi adalah media
audio visual gerak. Media televisi mengutamakan setiap gambar yang disajikan dipilih
yang mengandung unsur gerak
·
Media televisi adalah media
transitor. Media televisi hanya meneruskan isi pesan yang berarti, isi pesan
yang berarti isi pesan hanya didengar atau dilihat sekilas, maka penyusun
naskah untuk karya jurnalistik harus tepat
·
Media televisi adalah media non
rinci. Media televisi tidak dapat menyajikan sisi pesan secara rinci karena
sifat pesan atau informasi televisi hanya lewat begitu saja (transitory).
Itulah sebabnya medium televisi tidak menguasai waktu tetapi menguasai ruang,
oleh karena itu berita televisi disajikan sangat ringkas tiap berita
·
Media televisi adalah ukuran
ratio layer. Gambar yang mengandung unsur gerak atau lebih menarik ditonton
dalam layar televisi relatif kecil
·
Media televisi adalah media
pandang dengar. Media televisi menyajikan informasi dalam bentuk audio visual
secara sinkron
·
Media televisi adalah media
personal (close up media). Visual yang diliput sangat mengutamakan
gambar-gambar clouse up (jarak dekat) karena ukuran layar televisi relatif
kecil
·
Media televisi adalah
incorporate media. Media yang dapat untuk menyajikan media lain (slide,
fotografik dan lain-lain)
Sedangkan menurut (Askurifai Baksin, 2006 : 63-68) karakteristik
jurnalistik televisi adalah :
·
Penampilan Anchor (penyaji
berita)
Media cetak mengandalkan rentetan kalimat dan kata-kata, sesekali
ditingkahi dengan foto dan ilustrasi berita, kekuatan berita dimedia cetak ini
tentunya pada aspek pemilihan kata terutama untuk headline (judul).
Sementara sebagai pengait dan pemikat pembaca unsure lead (teras berita)
menjadi kekuatan berikutnya.
Tanpa menutup realitas yang ada mayoritas masyarakat Indonesia masuk
dalam ketegori headline readers (pembaca judul berita) yakni masyaraakat
yang lebih banyak membaca judul-judul berita, daripada membaca tuntas
keseluruhan berita. Mungkin karena masyarakat kita begitu sibuk sehingga tidak sempat
membaca tubuh berita atau ada kemalasan tersendiri sehingga begitu memegang
surat kabar yang dibaca hanya judul-judulnya saja, tetapi bila ada
berita-berita yang cukup tinggi nilai kedekatannya baik dari segi geografis,
peristiwa maupun ikatan emosional maka para headline readers juga akan
membaca seluruh isi berita.
Dengan menampilan audiovisual, televisi mampu member alternatif
totonan yang informatif. Dalam kondisi apapun televisi mampu memberi suguhan
yang menyenangkan, alhasil ketika berhadapan dengan media surat kabar orang
hanya membaca headline tetapi ketika menontron televisi khalayak begitu
pasrah menerima apa saja yang disuguhkan namun demikian masih ada kelebihan
membaca surat kabar dibanding dengan televisi.
Selain itu kedudukan seorang anchor dalam reporter dimonitor
juga mempengaruhi persepsi dan penerimaan penonton, anchor yang tampak memiliki
integritas dan cerdas mampu menghipnotis penonton untuk melototi tayangan
berita. Penampilan anchor yang santai, bersahabat dan komunikatif mampu
mengajak penonton untuk lebih antusias mengukuti tayangan berita, sebaliknya
jika penampilan terlalu kaku, formal sekali, kurang bersahabat serta tidak
kelihatan integritasnya maka bisa jadi penonton langsung memindahkan channel
televisinya.
·
Narasumber
Jika mendengar narasumber langsung menuturkan kesaksian tentang
suatu kejadian, khalayak mendapatkan kepuasan tersendiri itulah yang menjadi
kelebihan televisi. Tetapi jika khalayak membaca surat kabar, dia hanya mampu
membaca nama dan identitas para narasumber.
Berkaitan dengan penyampaian berita seorang reporter televisi harus
mampu mengambil engle materi berita secara variatif, bisa jadi dalam
sebuah berita penyusunannya mendahuluan pendapat narasumber yang langsung
diuraikan oleh reporternya. Tapi pada kesempatan lain mungkin sebaliknya,
uraian reporter didahulukan untuk kemudian disusul pendapat narasumber,
kepandaian menyusun bahan berita inilah yang menjadi tuntutan seorang reporter
televisi.
·
Bahasa
Hampir setiap bangsa didunia mempunyai bahasa sebagai bagian dari
representasi kebudayaannya, bahasa yang mereka gunakan terutama dipakai sebagai
media komunikasi. Sampai akhirnya ditemukan mesin cetak, bahasa tetap merupakan
unsur esensial dalam mendukung suatu kegiatan komunikasi.
Antara bahasa sebagai sarana komunikasi verbal dan budaya memang
tidak bisa dilepaskan, keduanya saling terkait dan memengaruhi. Bahasa
merupakan cerminan dari budaya yang berlaku, sementara budaya menyebarluaskan
nilai-nilai melalui bahasa.
C.
Fungsi Televisi
Menurut(www.asiaaudiovisualra09setiyopujilaksono.wordpress.com/2009/07/06/mengenal-lebih-jauh-tentang-televisi/,
akses tanggal 08 Mai 2013) Dalam menjalankan fungsinya, media televisi
menghadapi berbagai macam khalayak sasaran yang berbeda status sosial
dan ekonominya. Seorang pakar komunikasi Charles R Wright mengemukakan
pendapatnya tentang fungsi
media televisi antara lain bahwa media televisi
mempunyai sebagai hiburan. Schramm menyatakan bahwa fungsi media televisi dapat
dimanfaatkan
sebagai to sell goods for us artinya bahwa media televisi
dapat dimanfaatkan sebagai ajang promosi. Dari
hasil pengamatan para pakar tadi dapat disimpulkan dan saling melengkapi,
sehingga fungsi televisi adalah
: Sebagai media penerangan, sebagai media pendidikan,
sebagai media hiburan dan sebagai media promosi.
- Karakteristik Televisi Menentukan
Karakteristik Bahasa Jurnalistik Televisi[2]
·
Menggunakan bahasa sehari-hari, gaya bahasa percakapan atau
kalimat tutur
Televisi adalah media audio-visual
atau media pandang-dengar, Pemirsa memandang gambar dan mendengar narasi.
Penyiar atau presenter atau reporter membacakan narasi atau narasi untuk
pemirsa. Penyiar, presenter, atau reporter seolah tengah bercakap-cakap dengan
pemirsa, karena itu, kita harus menggunakan bahasa sehari-hari, bahasa
percakapan atau kalimat tutur dalam berita televisi yang kita buat.
·
Menggunakan kata atau kalimat sederhana, menghindari kata asing,
kata klise, istilah teknis dan eufimisme
Sifat atau karakteristik televisi adalah
jangkauannya yang luas, itu artinya berita televisi menjangkau khalayak dari
berbagai tingkat sosial-ekonomi. Jika untuk memperoleh informasi dari media
cetak orang harus bisa membaca, untuk memperoleh informasi dari televisi orang
tidak harus pandai membaca, artinya orang buta hurufpun bisa menonton berita
televisi. Karena itu, bahasa jurnalistik televisi harus bisa dipahami oleh
rata-rata penonton televisi, bahasa yang dapat dipahami oleh rata-rata penonton
televisi adalah bahasa yang sederhana, yang menghindari penggunaan kata asing
atau istilah teknis yang belum umum, jika terpaksa menggunakan kata asing atau
istilah teknis, upayakan menjelaskan arti atau maknanya.
·
Menggunakan kalimat pendek atau ekonomi kata
Kalimat panjang seringkali lebih
sulit dimengerti dibanding kalimat pendek, padahal televisi bersifat sekilas
dan satu arah, artinya ketika penonton tidak paham dengan berita yang
kalimatnya terlampau panjang, dia tidak dapat mengulang mendengar berita
tersebut. Lagi pula, kekuatan berita ada pada gambar, jadi buat apa menggunakan
kalimat yang panjang-panjang, selain itu, televisi mengutamakan kecepatan.
Kalimat panjang hanya akan menjadikan alur berita berjalan lamban, tetapi jika suatu
berita melulu terdiri dari kalimat-kalimat pendek, akan kedengaran membosankan.
·
Menghindari kalimat terbalik, subyek dan predikat berdekatan
posisinya, jabatan mendahului nama pemangku jabatan
Karakteristik bahasa jurnalistik
televisi yang seperti ini sangat terkait dengan karakteristik televisi yang
bersifat sekilas dan searah. Jika menggunakan kalimat terbalik atau letak
subyek dan predikat berjauhan, boleh jadi penonton lupa siapa mengatakan atau
melakukan apa.
·
Menggunakan kalimat aktif, jangan menyembunyikan kata kerja
yang kuat dibalik kata benda
Kalimat aktif lebih memiliki kekuatan
dibanding kalimat pasif, kalimat aktif juga lebih dimengerti dibanding kalimat
pasif. Karena televisi merupakan media yang mengandalkan kecepatan dan bersifat
sekilas, penggunaan kalimat aktif membuat penonton lebih mudah memahami berita
tekevisi.
·
Jangan terlampau banyak menggunakan angka-angka
Jika kita terlampau banyak
menggunakan angka-angka, apalagi angka yang terlampau detil, pemirsa sulit
mengingat apalagi memahaminya, karena itu, berhati-hatilah dalam menggunakan
angka-angka. Jangan menggunakan angka-angka yang terlalu detil, penggunaan
angka yang terlalu banyak dan detil juga membuat kalimat kita menjadi panjang,
padahal seperti telah disebut diatas, kita sebaiknya menggunakan
kalimat-kalimat pendek dalam berita televisi yang kita tulis.
Proses pembuatan berita terdiri
dari dua tahap yaitu : Mengumpulkan materi dan mengedit materi tersebut. Editor
gambar melakukan pekerjaan editing berdasarkan materi yang ada di video kaset. Kaset
video memiliki kemampuan untuk menyimpan gambar dan suara yang masing-masing
disimpan pada jalur tertentu pada pita kaset.
REFERENSI
Syarifah Aminah dan Juniawati,
2013. Dasar-dasar Penyiaran. Pontianak : STAIN Pontianak Press
Askurifai Baksin, 2006. Jurnalistik
Televisi Teori dan Praktik. Bandung : Simbiosa Rekatama Media
www.asiaaudiovisualra09setiyopujilaksono.wordpress.com/2009/07/06/mengenal-lebih-jauh-tentang-televisi/,
akses tanggal 08 Mai 2013
www.asiaaudiovisualexc09adibganteng.wordpress.com/karakteristik-televisi-menentukan-karakteristik-bahasa-jurnalistik-televisi/,
akses tanggal 08 Mai 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar