Memasuki
masa kekuasaan bani Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan bani umayyah,
pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun menurun). Kekhalifahan
muawiyyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dan tipu daya, tidak dengan
pemilihan atau suara terbanyak. Suksesi kepemimpinan secara turun temurun
dimulai ketika muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia
terhadap anaknya. Yazid, muawiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan
bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun, dia memberikan
interpretasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia
menyebutnya “khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa” yang diangkat oleh
Allah.
Kekuasaan bani
Umayyah berumur kurang lebih 90 tahuun. Ibu kota Negara dipindahkan Muawiyyah
dari madinah ke damaskus, tempat ia berkuasa sebagai gubernur sebelumnya.
Diantara khalifah-lhalifah bani Umayyah adalah Muawiyyah ibn Abi sufyan
(661-680 M) , Abd Malik ibn Marwan (685-705 M), Al-Walid Ibn Abdul Malik
(705-715), Umar ibn Abd Azis (717-720 M), dan Hasyim ibn Abd Almalik (724-743
M). ekspansi yang terhenti pada masa Usman dan Ali dilanjutkan kembali oleh
dinasti ini. Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur
maupun di barat, wilayah kekuasaan islam masa bani Umayyah ini betul-betul
sangat luas. Daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina,
Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan,daerah yang
sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah. Adapun dinamika politik pada masa bani umayyah selalu
dipenuhi dengan intrik-intrik politik, sejak awal berkuasa sampai masa
berakhirnya kekuasaan bani umayyah.intrik-intik politik yang dimaksud adalah:
1.
peristiwa tahkim
yang menghasilkan 3 golongan yaitu: sunni, syiah,dan khawarij
2.
terjadinya amul
jamaah, antara hasan bin ali ke Muawiyyah
3.
mengenalkan tradisi
baru,pergantian ke khalifah ke anaknya
4.
adanya tantangan
dari khawarij (masa muawiyyah)
5.
peristiwa karbala
yaitu terbunuhnya husen bin ali
6.
terjadinya
peristiwa harrah ((girun diutara madinah yang disebabkan ketidakmauan penduduk
madinah membaiat yazid sehingga yazid mengirimkan pasukan dan menyerbu dari
arah gurun harrah
7.
peristiwa
pelemparan ka’bah dengan manjamiq
(alat pelemparan batu besar)karena danya pemberontakan yang dilakukan zubair di
mekkah
bisalah disimpulkan tentang dinamika perpolitikkan bani
umayyah selalu diwarnaitarik ulur kekuasaan. Akibatnya sangat sangat mudah
terjadinya pemberontakan baik itu atas nama rombongan keagamaan (seperti yang
dilakukan oleh kaum khawarij dan syiah.)
disamping
ekspansi kekuasaan islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan
berbagai bidang. Muawiyah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu
dengan menyediakan kuda yang lengkap serta peralatannya di sepanjang jalan. Dia
juga berusaha menerbitkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang. Pada
masanya, jabatan khusus seseorang hakim (qadhi) mulai
berkembang menjadi profesi sendiri, Qadhi adalah seorang spesialis dibidangnya.
Abd Malik mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah
yang dikuasai islam. Untuk itu, ia mencetak mata uang tersendiri pada tahun 650
M dengan memakai kata-kata dan tulisan arab. Khalifah Abd Malik juga berhasil
melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memperlakukan
bahasa arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan islam.keberhasilan
khalifah Abd Malik diikuti oleh putranya Al- Walid ibn Abd Al- Malik (705-715
M) Seorang yang mau berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan.
Dia membangun panti-panti untuk orang cacat. Adapun pada masa khalifah Umar Abd
Al-Aziz hubungan pemerintahan dengan golongan oposisi membaik. Ketika
dinobatkan sebagai khalifah dia menyatakan bahwa memperbaiki dan meningkatkan
negeri yang berada dalam wilayah islam lebih baik daripada menambah perluasan.
Ini bearti bahwa prioritas utama adalah pembangunan dalam negeri.
Meskipun
masa pemerintahannya sangat singkat dia berhasil menjalin hubunganbaik dengan
golongan syiah. Dia juga memberikan kebebasan kepada penganut agama lain untuk
beribadah sesuai dengan keyakinannya. Pajak diperingan kedudukan mawali
disejajarkan dengnan muslim arab.
Sepeninggalan
khlifah Umar bin Abd Aziz , kekuasaan bani Umayyah berada pada khalifah Yazid
ibn Abd Malik (720-724 M) penguasa yang satu ini terlalu gandrung kepada
kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Masyarakat yang sebelumnya
hidup dalam ketentraman dan kedamaiaan, pada masanya berubah menjadi kacau,
dengan latar belakang dan kepentingan etnis politis masyarakat menyatakan
konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid ibn Abd Malik.kerusuhan terus berlanjut
hingga khalifah hisyam, dizaman hisyam ini muncul satu kekuasaan baru yang
menjadi tantangan berat bagi bagi pemerintahan bani Umayyah. Kekuatan itu
berasal dari bani hasyim yang doidukung oleh golongan mawali dan merupakan
ancaman yang sangat serius. Dalam perkembangan berikutnya kekuatan baru ini
mampu menggulingkan dinasti Umayyah dan menggantinya dengan dinasti Baru, Bani
Abbas.
Sepeniggalan
khalifah hisyam khalifah-khalifah bani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah
tapi juga bermoral buruk. Akhirnya pada tahun 750 bani Umayyah digulingkan bani
Abbas. Ada beberapa factor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan
membawanya kepada kehnacuran antara lain adalah:
1.
system pergantian
khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi arab
yang lebih menekankan aspek senioritas
2.
latar belakang
terbentuknya bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik
yang terjadi di masa Ali
3.
pada masa bani Umayyah
pertentangan etnis (Bani Kalb) yangf sudah ada sejak zaman sebelum islam, makin
meruncing.
4.
Lemahnya pemerintahan
daulat bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana
sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaran takkala
mereka mewariskan kekuasaan.
5.
Penyebab langsung
tergulingnya kekuasaan bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang
dipelopori oleh keturunan Al- Abbas ibn Abd Al- Muthalib.
Sumber
: Istianah abu Bakar, sejarah peradaban islam, 2008, Malang: UIN Malang Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar