- Qudwah
Qudwah didalam dakwah dan tarbiyah merupakan cara yang
paling berkesan, yang paling dekat dengan kejayaan. Sesungguhnya
prinsip-prinsip Islam akan lebih mudah diterima apabila para da’i lebih dahulu
melaksanakannya berbanding mad’u. Rasulullah saw merupakan suatu gambaran yang hidup
bagi mempelajari Islam didalam setiap perkara, manusia melihat Islam itu
sendiri pada diri Baginda s.a.w. Beliau merupakan qudwah yang paling agung didalam
sejarah insan seluruhnya, jiwa-jiwa manusia bergerak mengikut kadar usaha
melaksanakannya dan beramal dengannya.
Al-qudwah al-hasanah yang terbingkai oleh sifat-sifat
keutamaan yang tinggi ini mampu memberi motivasi pihak lain bahwa untuk
mencapai sifat-sifat yang mulia ini merupakan hal yang dimungkinkan oleh
siapapun dan bahwa amal (ketauladanan) ini masih dalam kapasitas yang dapat
dijangkau manusia umumnya. Dan yang terpenting adalah bukti perilaku jauh lebih
menghujam daripada bukti ucapan.
Diantara contoh qudwah pada peribadi Rasulullah saw yang paling
jelas adalah akhlak Baginda sebelum diutuskan sebagai Rasul, beliau dikenali
sebelum risalah dengan gelaran al-amin (yang sentiasa berkata benar) dan beliau
tidak pernah berbohong. Ketika Saidatina Aisyah ditanya tentang akhlak
Rasulullah beliau menjawab : “Kana khuluquhul quran (Akhlaknya adalah
Al-Quran)” dan “Kana sollahahualaiwasallam quranan yamsyi alal ard (Rasulullah
saw adalah Al-Quran yang berjalan diatas muka bumi ini)”.
Faktor yang memberi kesan yang paling besar kepada
perkembangan Islam pada zaman Rasulullah saw, para sahabat dan salafussoleh
adalah qudwah yang baik dan akhlak yang mulia yang menyentuh hati para
mad’u. Maka qudwah merupakan uslub dakwah yang paling praktikal, ia merupakan
dakwah yang bisu yang mampu untuk membuka pintu-pintu hati dan akal manusia dan
kesannya kepada jiwa juga lebih hebat berbanding kesan khutbah atau pengajian.
Diantara faedah qudwah yang baik didalam medan dakwah adalah
ia lebih mudah untuk diterima oleh jiwa dan contoh atau qudwah yang ditunjukkan
lebih memudahkan mad’u untuk memahami perkara tersebut. Qudwah tersebut secara
tidak langsung akan mengajak manusia untuk mengikut apa yang didengar dan
dipelajari dengan kata-kata.
Sesungguhnya dakwah Islam pada masa kini memerlukan para
duat yang cemerlang didalam ilmu, akhlak dan amal kerana ia merupakan misi yang
sukar, beban yang berat, jalan yang panjang, musuh lebih ramai. Kita akan
merasakan kesukaran untuk melaksanakan misi ini, manusia akan menerima berdasarkan
kepada apa yang kita lakukan, mintalah bantuan daripada Allah untuk membantu
kita menang atas diri kita sendiri.
Ø Prinsip-prinsip ketauladanan yang
baik (al-qudwah al-hasanah) :[1]
- Keiklashan, yaitu seorang
muslim meniatkan seluruh tutur kata dan tindakannya dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan untuk mengantarkannya kepada
surga-Nya. Dan ini merupakan faktor pendorong yang besar dari sekian aspek
pendorong lahirnya ketauladanan yang baik, setidaknya ia merupakan pondasi
dan esensi keteladanan, dengan demikian seluruh faktor pendorong lainnya
dibangun diatasnya
- Amal shaleh yang selaras dengan
prinsip al-ittiba’. Dan bukanlah al-qudwah al-hasanah namanya
bagi orang yang tindakannya menyelisihi Sunnah Nabi saw dan bukanlah al-qudwah
al-hasanah namanya bagi orang yang berbuat bid’ah didalam agama
Allah yang sebenarnya bukanlah termasuk yang disyariatkan dan bukanlah al-qudwah
al-hasanah namanya bagi orang yang terang-terangan berbuat kemaksiatan
dan amalan buruk lainnya
- Keselarasan sikap atas ucapan.
Bahwa keduanya selalu bergandengan dan selama-lamanya bukanlah al-qudwah
al-hasanah namanya, bagi orang yang sikapnya berlawanan dengan
penuturannya dan tindakannya dengan perkataannya
- Tingginya kemauan, maka
tingginya kemauan merupakan instrumen pendorong dalam menguatkan
ketauladan yang baik dan al-qudwah al-hasanah adalah satu bentuk
keistimewaan seseorang. Karenanya bagi sang empunya, hendaknya ia memiliki
kemauan yang tinggi dan tekad yang kuat
- Menghiasi diri dengan
akhlaq-akhlaq terpuji dan khususnya untuk pokok-pokok akhlaq seperti kesantunan,
kesabaran, kejujuran, keberanian, komitmen, kebijaksanaan, keadilan dan
lain sebagainya.
REFERENSI
www.kajiansalaf.com/menjadi-qudwah-hasanah-teladan-yang-baik.html,
akses tanggal 3 Mai 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar