Merubah
Kemunkaran, Mu’jizat Para Nabi dan Drama
A.
Merubah Kemungkaran
Ubah dengan
tangan atau ubah dengan hati?
"Barangsiapa di antara kamu
melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya, jika ia
tidak mampu cegahlah dengan lisannya, dan apabila tidak mampu maka dengan
hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemah iman." (Hadits
riwayat Imam Muslim).
Hadits diatas bukanlah alasan untuk
mencegah kemungkaran dengan cara yang kasar, yang tidak mencerminkan bahwa
Islam adalah agama yang menyeru kepada kedamaian, serulah kedamaian dengan cara
yang damai “berperang” itu hanyalah keterpaksaan yang harus dilakukan, bukan
sebuah pilihan yang utama, itu sebabnya barangkali mengapa perintah perang
tidak turun kecuali setelah saat 15 tahun dakwah Nabi saw.[1]
·
Menentang pelaku
kebatilan dan menolak kemunkaran adalah kewajiban yang dituntut dalam ajaran
Islam atas setiap muslim sesuai kemampuan dan kekuatannya
·
Ridha terhadap
kemaksiatan termasuk diantara dosa-dosa besar
·
Sabar menanggung
kesulitan dan amar ma’ruf nahi munkar
·
Amal merupakan buah
dari iman, maka menyingkirkan kemunkaran juga merupakan buahnya keimanan
·
Mengingkari dengan hati
diwajibkan kepada setiap muslim, sedangkan pengingkaran dengan tangan dan lisan
berdasarkan kemampuannya
Selain
itu menurut salah satu referensi yang penulis dapatkan yakni dalam (www.amininoorm.wordpress.com/2010/12/04/kewajiban-mengubah-kemungkaran/,
akses tanggal 09 Mai 2013) pelajaran yang dapat dipetik dari hadis diatas
adalah :
·
Wajibnya beramar ma’ruf dan
nahi mungkar. Sesungguhnya dengan hal itulah kondisi umat manusia dan
masyarakat suatu negeri akan menjadi baik
·
Melarang kemungkaran itu
bertingkat-tingkat. Barang siapa yang sanggup melakukan salah satunya maka
wajib bagi dirinya untuk menempuh cara itu
·
Iman itu bertingkat-tingkat.
Ada yang kuat, ada yang lemah dan ada yang lebih lemah lagi.
b)
Fiqh Dakwi dan Tarbawi menurut (www.dakwah.info/quran-hadis/hadis-34-merubah-kemungkaran/,
akses tanggal 09 Mai 2013) adalah :
·
Kewajipan berdakwah
dituntut keatas setiap individu yang mukalaf dan berdaya
·
Walaupun begitu, bukti
iman adalah membenci maksiat dengan hati dan hukumnya adalah wajib keatas
setiap individu dan sesiapa yang menyetujui suatu kemungkaran bererti dia
bersekongkol dengannya
·
Kemungkaran itu wajib
dirubah walau apa-pun keadaannya
·
Saksi tidak boleh diam
kerana dia akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah ta’ala atas kesaksiannya
terhadap kemungkaran, ketidakadilan, kezaliman dan penyelewengan terhadap agama
Allah
·
Wajib belajar cara
untuk merubah kemungkaran berdasarkan sunnah Nabi saw
·
Mungkar al-Akbar, al-Ma’ruf al-Akbar.
Titik tolak dakwah Islamiyyah ialah memerangi mungkar terbesar (al-munkar
al-akbar) sekaligus menegakkan ma’ruf terbesar (al-ma’ruf al-akbar). Dengan
kata lain peranan dakwah Islamiyah yang utama ialah meruntuhkan jahiliyyah
daripada memimpin alam dan menggantikannya dengan pimpinan Allah SWT
·
Syarat pelaksanaan
nahyi munkar ada tiga yaitu :
§ Pertama,
ada atau terjadinya kemungkaran. Kemungkaran adalah segala kemaksiatan yang
diharamkan atau dilarang oleh Islam
§ Kedua,
kemungkaran yang dimaksud hadits diatas dan wajib diperangi adalah perbuatan
yang secara qath’i (tegas, eksplisit) dinyatakan sebagai kemungkaran
dalam Al-Qur’an atau Sunnah, atau berdasarkan ijma’ dan bukan yang
diperselisihkan
§ Ketiga, kemungkaran
itu tampak kerana dilakukan secara terbuka dan bukan hasil
dari tajassus (mencari-cari kesalahan)
·
Tahapan dalam merubah
kemungkaran :
§ Pertama,
memberikan kesadaran dan pemahaman
§ Kedua,
menyampaikan nasihat dan pengarahan
§ Ketiga,
peringatan keras atau kecaman
§ Keempat,
dengan tangan atau kekuatan
§ Kelima,
menggunakan ancaman pemukulan.
- Mu’jizat
Para Nabi
Kisah
Islamiah kali ini akan menceritakan tentang Mukjizat Tasbih Nabi Yunus.[3]
Nabi Yunus a.s pernah mendapatkan peringatan dari
Allah SWT karena telah meninggalkan umatnya. Tubuh beliau dimakan oleh seekor
ikan Paus, namun akhirnya Nabi Yunus dimuntahkan kembali dalam keadaan selamat
berkat bertobat dan membaca kalimat tasbih.
·
Kalimat Tasbih
Kalimat tasbih yang diucapkan oleh Nabi Yunus a.s
terjadi didalam perut ikan paus, Nabi Yunus diuji oleh Allah SWT karena kurang
sabar dan telah meninggalkan kaumnya. Dikisahkan bahwa Nabi Yunus a.s
diperintah oleh Allah SWT untuk berdakwah pada kaum Ninawa. Negeri Ninawa
tersebut adalah negeri yang paling kaya dan besar dimasa itu. Namun sayang,
kelapangan rejeki dan kekayaannya yang luar biasa itu justru menyebabkan
penduduknya sesat dan tidak beriman kepada Allah SWT, mereka melakukan berbagai
perbuatan yang dilarang Allah SWT, diantaranya kemaksiatan menyembah berhala
dan tidak mau beriman kepada AllahSWT. Selama bertahun-tahun, Nabi Yunus
mengajak umatnya untuk beriman kepada Allah, namun tak ada kaumnya yang
mengikuti seruannya, bahkan mendustakan Nabi Yunus.
·
Dimakan Ikan Paus
Karena tak ada kaumnya yang mau beriman kepada Allah,
Nabi Yunus akhirnya merasa putus asa dan akhirnya meninggalkan kaumnya disaat
ancaman dan azab sudah mulai tampak dilangit. Tak Mau dirinya mendapatkan siksa
dan azab Allah akibat perbuatan kaumnya yang tak beriman itu, Nabi Yunus pun
segera meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah, sepeninggal Nabi Yunus,
penduduk Ninawa sedang menyaksikan tanda-tanda siksa akan segera turun
sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi Yunus, yakni langit tampak menghitam,
awan mendung dan hujan lebat tampaknya akan segera turun, merekapun kemudian
menyatakan beriman kepada Allah dan membenarkan apa yang disampaikan Nabi
Yunus.
Namun, keimanan dan kesaksian kaum Ninawa tak
disaksikan oleh Nabi Yunus yang sudah terlanjur pergi, sebaliknya Nabi Yunus
yang meninggalkan umatnya justru mendapatkan kesulitan. Sesaat setelah tiba ditepi
pantai, nabi Yunus menumpang sebuah kapal, dalam pelayarannya, tiba-tiba laut
bergelombang hebat, bahkan angin bertiup kencang. Karena khawatir akan keselamatan
seluruh penumpang, nahkodapun melakukan pengundian agar salah seorang penumpang
keluar dari kapal.
Saat pengundian dilangsungkan, nama yang muncul
adalah Nabi Yunus, ketika sampai tiga kali dilakukan dan nama yang muncul
adalah nama Nabi Yunus terus, akhirnya Nabi Yunus pun harus keluar dari kapal
yang ketika itu berada ditengah-tengah lautan. Menyadari semua itu sudah takdir
Allah, maka Nabi Yunus pun merelakan dirinya terapung-apung dilaut lepas, atas
kehendak Allah, Nabi Yunus pun dimakan seekor ikan paus.
·
Mendapat Ampunan Allah
Dalam perut ikan paus tersebut, Nabi Yunus menyadari
akan kesalahannya karena meninggalkan umatnya. Ia pun senantiasa berdoa dan
memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahannya dengan mengucapkan, "Laa
ilaha illa Anta, Subhanaka ini kuntu minadh dhaalimin." Artinya: "Tidak
ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya saya termasuk
orang-orang yang dholim."
Demikian doa Nabi Yunus dalam perut ikan paus
sebagaimana yang menjadi asbabun nuzul surat Al-Anbiyaa' ayat 87. Allah SWT
mendengar doa Nabi yunus dan mengampuninya. "Kalau ia tidak termasuk
orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut
ikan itu sampai hari berbangkit (kiamat)." (QS. Al-Shaafaat: 143-144).
Nabi Yunus pun akhirnya dapat keluar dari perut ikan paus setelah ia
dimuntahkan kedaratan. Setelah beberapa saat, akhirnya ia kembali ke Ninawa dan
mendapat kaum yang beriman, ia pun disambut umatnya yang berjumlah mencapai 100
ribu orang dan umatnya mendapatkan kenikmatan yang luar biasa diwaktu yang
telah ditentukan.
REFERENSI
www.cahaya-semesta.com/article/57955/ubah-dengan-tangan-atau-ubah-dengan-hati.html,
akses tanggal 09 Mai 2013
www.dakwah.info/quran-hadis/hadis-34-merubah-kemungkaran/,
akses tanggal 09 Mai 2013
www.amininoorm.wordpress.com/2010/12/04/kewajiban-mengubah-kemungkaran/,akses
tanggal 09 Mai 2013
www.kisahislamiah.blogspot.com/2011/02/mukjizat-kalimat-tasbih-nabi-yunus.html,akses
tanggal 09 Mai 2013
[1]www.cahaya-semesta.com/article/57955/ubah-dengan-tangan-atau-ubah-dengan-hati.html,akses
tanggal 09 Mai 2013
[3]www.kisahislamiah.blogspot.com/2011/02/mukjizat-kalimat-tasbih-nabi-yunus.html,
akses tanggal 09 Mai 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar