Nama :
Maryamatul Munawwarah
Nim : 1113111006
MK :
Sosiologi
Ø Pengertian Sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu bantu bagi ilmu lainnya dan
analisis bagi fenomena atau masalah lainnya. Kedudukan sosiologi adalah sebagai
ilmu, teori, perspektif/cara pandang, paradigma/pendirian, mazhab/aliran, alat
bantu/ilmu bantu, analisis dan ilmu terapan.
1)
Sejarah
Perkembangan dan Pembagian Sosiologi
Munculnya sosiolgi dari sejak
kerajaan di Indonesia, sosiologi dibentuk oleh setting sosialnya (masyarakat),
Soenarto Kolopaking adalah orang yang pertama kali memberikan kuliah sosiologi
dalam bahasa indonesia pada tahun 1948 di Universitas Gajah Mada (UGM). Tokoh
sosiologi kontemporer adalah Talcott Person.
Dalam
sosiologi, tokoh yang sering dianggap Bapak ialah Auguste Comte, nama
“Sosilogi” adalah hasil ciptaannya, comtepun dianggap sebagai perintis
positivisme, sumbangan fikiran yang diberikan comte ialah pembagian sosiologi
kedam dua bagian besar : Statika sosial dan Dinamika sosial.
Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan suatu
pondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai
sosial yang berlaku dan diterapkan didalam masyarakat. Interaksi adalah
hubungan antara dua orang atau lebih dimana salah satu individunya
mempengaruhi, merubah dan memperbaiki perilaku individu yang lain ataupun
sebaliknya. Dasar proses interaksi ada empat yaitu :
·
Imitasi (cenderung mengikuti), mengikuti
sesuatu diluat dirinya. Syarat-syarat imitasi adalah : minat dan perhatian yang
cukup besar, sikap menjunjung tinggi atau mengagumi, dan meniru karena akan
memperoleh penghargaan sosial.
·
Sugesti (dorongan), berlangsungnya
sugesti karena pihak penerima dilandasi oleh emosi atau tanpa kritik terlebih
dahulu. Syarat-syarat sugesti adalah : Hambatan berfikir, fikiran terpecah-pecah
dan memandang keahlian.
·
Identifikasi (kecenderungan), keinginan
dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain yang dianggap ideal.
·
Simpati (tertarik), proses dimana
seseorang merasa tertarik pada pihak lain yang timbul atas dasar penilaian
perasaan, dorongan utamanya adalah ingin dimengerti.
Pengendalian Sosial dan
Penyimpangan Sosial
Pengendalian sosial adalah cara yang
digunakan masyarakat untuk menertibkan anggota yang membangkang. Berger
mendefinisikan pengendalian sosial sebagai berbagai cara yang digunakan
masyarakat untuk menertibkan anggota yang membangkang, roucek mengemukakan
bahwa pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada
proses terencana maupun tidak melalui mana individu diajarkan, dibujuk atau dipaksa
untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup kelompok.
Menurut
Berger cara pengendalian sosial yang terakhir dan tertua adalah paksaan fisik,
ia pun mentebutakan sejumlah mekanisme lain yang digunakan masyarakat untuk
mengendalikan anggotanya yaitu membujuk, memperolok-olok, mendesas-desuskan,
mempermalukan dan mengkucilkan.
Berger
berpendapat bahwa setiap individu dalam masyarakat berada dipusat seperangkat
lingkaran konsentris yang masing-masing mewakili suatu sistem pengendalian
sosial, menurut Berger hidup kita tidak hanya dikuasai oleh orang yang hidup
masa kini tetapi juga mereka yang telah meninggal berabad-abad.
Dalam
sosiologi dikenal berbagai teori sosiologi untuk menjelaskan mengapa
penyimpangan terjadi, menurut teori differential
association (sutherland) penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda
dan dipelajari melalui proses alih budaya. Menurut teori labeling (lemer) seseorang menjadi penyimpang karena proses
pemberian julukan, cap, etiket, dan merek oleh masyarakat kepadanya.
Marton mengidentifikasi lima tipe
cara adaptasi individu terhadap situasi tertentu, empat diantara lima perilaku
peran dalam menghadapi situasi tersebut merupakan perilaku menyimpang.
2)
Kelompok
Sosial
Kelompok sosial sangat penting
karena sebagian besar kegiatan manusia berlangsung didalamnya, tanpa kita
sadari sejak lahir hingga kini kita telah menjadi anggota bermacam-macam
kelompok, dengan menggunakan tiga kreteria yaitu ada tidaknya organisasi,
hubungan sosial diantara anggota kelompok, dan kesadaran jenis-bierstdt
membedakan empat jenis kelompok yaitu : kelompok statistik, kelompok
kemasyarakatan, kelompok sosial, dan kelompok asosiasi.
Menurut
Marton kelompok merupakan sekelompok orang yang salinh berinteraksi sesuai
dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang orang yang
mempunyai rasa solidaritas karena berbagai nilai bersama dan yang telah
memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran, konsep lain yang
diajukan Marton ialah konsep kategori sosial.
Durkheim
membedakan antara kelompok yang didasarkan pada solidaritas mekanik dan
kelompok yang didasarkan pada solidaritas organik, solidaritas organik
merupakan ciri yang menandai masyarakat kompleks yang telah mengenal pembagian
kerja yang rinci dan dipersatukan oleh saling ketergantungan antar bagian.
Menurut Weber dalam masyarakat
modern kita menjumpai suatu sistem jabatan yang dinamakan birokrasi, organisasi
birokrasi yang disebutkan Weber disebut tipe ideal, yang tidak akan kita jumpai
dalam masyarakat. Suatu gejala yang menarik perhatiaan banyak ilmuan sosial
adalah adanya keterkaitan antara kelompok formal dan kelompok informal, dalam
organisasi formal akan terbentuk berbagai kelompok informal, nilai dan aturan
kelompok informal dapat bertentangan dengan nilai dan aturan yang berlaku dalam
organisasi formal.
3)
Hubungan
Antar Kelompok
Kata kelompok dalam konsep hubungan
antar kelompok mencakup semua kelompok yang diklasifikasikan berdasarkan
kreteria ciri fisiologis, kebudayaan, ekonomi dan perilaku. Faktor yang
mempengaruhi kelompok minoritas dapat dikaji dengan menggunakan dimensi
sejarah, demografi, sikap, institusi, gerakan sosial, dan tipe utama hubungan
antar kelompok, disamping itu dalam hubungan antar kelompok masih ada dimensi
lain yang perlu diperhatikan yaitu dimensi perilaku dan dimensi perilaku
kolektif.
Suatu
bentuk hubungan yang banyak disoroti dalam kajian terhadap hubungan antar
kelompok ialah hubungan mayoritas-minoritas, dalam definisi Kinloch kelompok
mayoritas ditandai oleh adanya kelebihan kekuasaan, konsep mayoritas tidak
dikaitkan dengan jumlah anggota kelompok. Ada pula ilmuan sosial yang
berpendapat bahwa konsep mayoritas didasarkan pada keunggulan jumlah anggota.
Redfield
melihat bahwa konsep ras merupakan suatu gejala sosial yang berlainan dengan
konsep ras sebagai suatu gejala biologis, bagi Berghe ras berarti kelompok yang
didefinisikan secara sosial atas dasar kreteria fisik. Menurut Francis kelompok
etnik merupakan sejenis komunitas yang menampilkan persamaan bahasa, adat
kebiasaan, wilayah, sejarah, sikap, dan sistem politik. Koentjaraningrat
mengsulkan agar istilah kelompok etnik diganti dengan istilah golongan etnik
atau suku bangsa.
Dalam hubungan antar kelompok sering ditampilkan
prasangka dan juga diskriminasi, Ransford membedakan antara diskriminasi
individu dan diskriminasi institusi, prasangka bukanlah prasyarat bagi perilaku
diskriminasi dan sebaliknya prasangka yang dianut seseorang pun tidak selalu
membuahkan perilaku diskriminasi. Menurut Balton, diskriminasi mewujudkan jarak
sosial dengan menggunakan skala sikap yang dinamakan skala jarak sosial, para
ilmuan sosial dapat mengukur jarak sosial satu kelompok dengan kelompok lain.
Hubungan antar kelompok sering melibatkan gerakan sosial, baik yang diprakarsai
oleh pihak yang menginginkan perubahan maupun oleh mereka yang ingin
mempertahankan keadaan yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar