METODOLOGI
PENELITIAN 1
TEKNIK-TEKNIK
DALAM PENELITIAN
TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
DOSEN
PENGAMPU :
Dr.
Ibrahim MS, MA
DISUSUN OLEH :
Maryamatul Munawwarah
1113111006
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI
PENYIARAN ISLAM (KPI)
JURUSAN DAKWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONTIANAK
2013
TEKNIK-TEKNIK
DALAM PENELITIAN
TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data merupakan salah
satu tahapan sangat penting dalam penelitian, teknik pengumpulan data yang
benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi dan sebaliknya.
Oleh karena itu, tahap ini tidak boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat
sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif maupun kuantitatif, sebab kesalahan
atau ketidaksempurnaan dalam metode pengumpulan data akan berakibat fatal,
yakni berupa data yang tidak credible, sehingga hasil penelitiannya
tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Mengumpulkan data memang pekerjaan
yang melelahkan dan sulit. Dalam penelitian sosial, bisa jadi petugas pengumpul
data berjalan dari sekolah ke sekolah atau dari rumah ke rumah mengadakan
interviu atau membagi angket. Suatu saat terkadang sangat mudah menemukan
responden atau informan, tetapi pada saat yang lain sangat sulit sehingga
menimbulkan keputus asaan. Adapun beberapa cara teknik pengumpulan data yang
sering dilakukan ada lima yaitu :
A. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan
responden (Sutopo, 2006 : 87) dan angket ini berlaku untuk penelitian
kuantitatif. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket
menurut Uma Sekaran dalam (Sugiyono, 2011 : 142-144) terkait dengan prinsip
penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik. Prinsip Penulisan
angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
- Isi
dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur
maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban
- Bahasa
yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden
- Tipe
dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup, jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup
maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan
- Pertanyaan
tidak mendua, jangan memberikan pertanyaan yang mendua sehingga responden
sulit menjawabnya
- Tidak
menanyakan yang sudah lupa, jangan menanyakan sesuatu yang membuat
responden berfikir berat untuk mengingat-ingatnya
- Pertanyaan
tidak menggiring, jangan sampai membuat jawaban responden menggiring
kejawaban yang baik atau jelek saja
- Panjang
pertanyaan, panjangnya pertanyaan akan membuat jenuh responden dalam
mengisinya
- Urutan
pertanyaan, sebaiknya membuat pertanyaan dari umum kespesifik
- Prinsip
pengukuran, instrument angket yang diberikan pada responden harus valid
dan reabilitas
- Penampilan
fisik angket, usahakan menggunakan kertas yang bagus dan berwarna.
Ø Prosedur Penyusunan Kuesioner :[1]
- Merumuskan tujuan yang akan
dicapai dengan kuesioner
- Mengidentifikasikan variabel
yang akan dijadikan sasaran kuesioner
- Menjabarkan setiap variabel
menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal
- Menentukan jenis data yang akan
dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.
Ø Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data Angket
Kelebihan dari teknik angket menurut
(Soehartono Irawan : 1995) adalah :
- Angket dapat menjangkau sampel
dalam jumlah besar karena dapat dikirimkan melalui pos
- Biaya yang diperlukan untuk
membuat angket relatif murah
- Angket tidak terlalu menggangu
respoden karena pengisiannya ditentukan oleh respoden sendiri sesuai
dengan kesedian waktunya.
Kekurangan teknik angket menurut (Soehartono Irawan : 1995) adalah :
- Jika angket dikirimkan melalui
pos, maka persentase yang dikembalikan relatif rendah
- Angket tidak dapat digunakan
untuk respoden yang kurang bisa membaca dan menulis
- Pertanyaan-pertanyaan dalam
angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat
penjelasan.
B. Observasi
Metode observasi merupakan metode
pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara
sistematik gejala-gejala yang diselidiki (Supardi, 2006 : 88). Sedangkan
menurut (Nan Lin, 1976 : 205) dalam (W. Gulo, 2003 : 116) observasi adalah
metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi yang mereka saksikan
selama penelitian.
Obrservasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga
dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi,
kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden
yang tidak terlalu besar.
Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan orang
yang diamati, observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
- Observasi
Partisipan adalah apabila observasi (orang yang melakukan
observasi) turut ambil bagian atau berada dalam keadaan obyek yang
diobservas” (Supardi, 2006 : 91)
- Observasi
Non Partisipan adalah proses pengamatan observer tanpa ikut dalam
kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai
pengamat” (Margono, 2005 : 161-162).
Burhan Bungin (2007 : 115-117) mengemukakan beberapa
bentuk observasi yaitu :
- Observasi
partisipasi adalah (participant observation) adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan penginderaan dimana peneliti terlibat dalam keseharian
informan
- Observasi
tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan
pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan
perkembangan yang terjadi dilapangan
- Observasi
kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti
terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian
Berdasarkan cara pengamatan yang
dilakukan, observaasi juga dibedakan menjadi dua bagian :[2]
·
Observasi berstruktur : Peneliti
memusatkan perhatian pada tingkah laku tertentu sehingga dapat dibuat pedoman
tetang tingkah laku apa saja yang harus diamati
- Observasi
tidak berstruktur : Peneliti tidak membawa catatan tingkah laku apa saja
yang secara khusus akan diamati.
Fungsi Observasi antara lain :[3]
- Deskripsi, observasi berguna untuk
menjelaskan dan merincikan gejala yang terjadi
- Mengisi Data, sering kali observasi
dilakukan untuk memperoleh data yang dapat diperoleh dengan teknik-teknik
penelitian lainnya
- Memberikan Data yang Lebih
Dapat Digeneralisasikan (disederhanakan).
Ø
Kelebihan dan
Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.
Kelebihan observasi adalah :
- Data yang diperoleh adalah data
yang segar
- Keabsahan alat ukur dapat
diketahui secara langsung
Kekurangan observasi adalah :
- Untuk memperoleh data yang
diharapkan, maka pengamat harus menunggu dan mengamati sampai tingkah laku
yang diharapkan terjadi
- Beberapa tingkah laku, bahkan
bisa membahayakan jika diamati
C. Wawancara
Metode wawancara adalah “Proses tanya jawab dalam
penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap
muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-keterangan” (Supardi, 2006 : 99). Wawancara harus diperoleh dalam
waktu yang sangat singkat serta bahasa yang digunakan harus jelas dan teratur.
Dilihat dari prosedur wawancara, metode wawancara dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu :
- Wawancara
bebas adalah “Proses wawancara dimana interviewer tidak secara sengaja
mengarahkan tanya jawab pada pokok-pokok persoalan dari fokus penelitian
dan interviewer orang yang diwawancarai” (Supardi, 2006 : 100)
- Wawancara
terpimpin, wawancara ini juga disebut dengan interview guide. Ciri pokok
wawancara terpimpin adalah bahwa “pewawancara terikat oleh suatu fungsi,
bukan saja sebagai pengumpul data tetapi relevan dengan maksud penelitian
yang telah dipersiapkan, serta data pedoman yang memimpin jalannya tanya
jawab” (Supardi, 2006 : 100)
- Wawancara
bebas terpimpin adalah “kombinasi antara wawancara bebas dengan terpimpin”
(Supardi, 2006 :100). Jadi pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah
yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti
situasi pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancarai apabila
ternyata ia menyimpang. Pada penelitian ini akan digunakan teknik
wawancara yang menggunakan petunjuk umum wawancara, dimana sebelum bertemu
dengan informan, peneliti akan mempersiapkan berbagai hal yang akan
ditanyakan sehingga berbagai hal yang ingin diketahui dapat lebih
terfokus. Adapun data-data yang dikumpulkan dengan menggunakan wawancara
tersebut diatas adalah seperti : pelaksanaan proses belajar mengajar dalam
rangka meningkatkan nilai UAN.
Wawancara dilihat dari bentuk pertanyaannya ada dua yaitu :[4]
- Wawancara
terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi
yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah
dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape
recorder, kamera photo dan material lain yang dapat membantu kelancaran
wawancara
- Wawancara
tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara
spesifik dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari
responden.
Ø
Kelebihan dan
Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data Wawancara
Menurut (Mohammad Ali, 1987 : 83)
dalam (W. Gulo, 2003 : 119) kelebihan dan kekurangan wawancara sebagai alat
penelitian adalah :
Kelebihan wawancara adalah :
·
Wawancara dapat dilaksanakan kepada setiap individu tanpa
dibatasi usia dan kemampuan membaca
·
Data yang diperoleh dapat langsung diketahui objektifitasnya
karena tatap muka
·
Wawancara dapat dilaksanakan langsung kepada responden
(dibanding dengan angket yang kemungkinan diisi oleh orang lain)
·
Pelaksanaan wawancaranya lebih fleksibel dan dinamis, jika
responden kurang mengerti pertanyaan maka dapat dijelaskan oleh peneliti
Kelemahan wawancara adalah :
·
Dibutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang banyak
·
Wawancara sering dilakukan secara bertele-tele
·
Wawancara menuntut kerelaan dan kesediaan responden untuk
diwawancarai
·
Wawancara menuntut penyesuaian diri secara mental antara
peneliti dan responden
·
Hasil wawancara tergantung kemampuan pewawancara
Agar wawancara efektif, maka
terdapat berapa tahapan yang harus dilalui, yakni :[5]
- Mengenalkan diri
- Menjelaskan maksud kedatangan
- Menjelaskan materi wawancara
- Mengajukan pertanyaan
Daftar pertanyaan untuk wawancara
ini disebut sebagi inteview schedule, sedangkan catatan garis besar tentang
pokok-pokok yang akan ditanyakan disebut pedoman wawancara (interview guide).
Untuk mendapatkan penerimaan dan kerja sama dengan responden ada beberapa pedoman
yang harus diperhatikan :[6]
- Penampilan fisik, termasuk cara
berpakaian pewawancara. Penampilan yang baik akan menciptakan kesan yang
baik dimata responden
- Sikap dan tingkah laku
pewawancara. Sikap yang baik dan sopan akan menyenangkan responden
- Identitas. Pewawancara harus
mengenalkan dirinya, bila perlu beserta kartu pengenal dan surat tugas
- Persiapan. Pewawancara harus
menguasai apa saja yang akan ditanyakan pada responden
- Pewawancara harus bersikap
netral, tidak mengarahkan jawaban responden. Bila pewawancara merasa
kesulitan dalam menggolongkan jawaban responden, tanyakan kepada reponden
kategori mana yang menurut responden paling sesuai untuk jawaban itu.
Selain itu, agar informan dapat
menyampaikan informasi yang komprehensif sebagaimana diharapkan peneliti,
terdapat beberapa kiat yang meski dilakukan sebagai berikut :
- Ciptakan suasana wawancara yang
kondusif dan tidak tegang
- Cari waktu dan tempat yang
telah disepakati dengan informan
- Mulai pertanyaan dari hal-hal
sederhana hingga ke yang serius
- Bersikap hormat dan ramah terhadap
informan
- Tidak menanyakan hal-hal yang
bersifat pribadi yang tidak ada hubungannya dengan masalah atau tema
penelitian
- Tidak bersifat menggurui
terhadap informan
- Tidak menanyakan hal-hal yang
membuat informan tersinggung
- Ucapkan terima kasih setelah
wawancara selesai dan minta disediakan waktu lagi jika ada informasi yang
belum lengkap.
- Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian.
Dokumen dapat dibedakan menjadikan dokumen primer (dokumen yang ditulis oleh
orang yang langsung mengalami suatau peristiwa) dan dokumen sekunder (jika
peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini)
contohnya otobiografi.
Menurut
(Sugiyono, 2008 : 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil
penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan atau menggunakan
studi dokumen ini dalam metode penelitian kualitatifnya.
Ø Contoh Dokumentasi dalam Penelitian[7]
Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah
menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan
memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada
pada responden atau tempat dimana responden bertempat tinggal atau melakukan
kegiatan sehari-harinya.
Disamping itu dalam penelitian
pendidikan, dokumentasi yang ada juga dapat dibedakan menjadi dokumen primer,
sekunder, dan tersier yang mempunyai nilai keaslian atau autentisitas
berbeda-beda. Dokumen primer biasanya mempunyai nilai dan bobot lebih jika
dibanding dokumen sekunder, sebaliknya dokumen sekunder juga mempunyai nilai
dan bobot lebih jika dibandingkan dengan dokumen tersier dan seterusnya.
Ø
Kelebihan dan
Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data Dokumentasi
Kelebihan studi dokumentasi menurut
(Soehartono Irawan : 2005) ialah :
- Untuk subjek penelitian yang
sukar, studi dokumentasi dapat memberikan jalan untuk melakukan penelitian
- Tak kreatif. Karena studi
dokumentasi tidak dilakukan secara langsung dengan orang, maka data yang
diperlukan tidak terpengaruh oleh kehadiran peneliti atau pengumpulan data
- Analisis longitudinal,
menjangkau jauh kemasa lalu
- Besar sampel. Dengan
dokumen-dokumen yang tersedia, teknik ini memungkinkan untuk mengambil
sampel yang lebih besar karena biaya yang diperlukan relatif kecil.
Kekurangan studi dokumentasi menurut
(Soehartono Irawan : 2005) ialah:
- Bias, karena dokumen yang
dibuat tidak untuk keperluan penelitian, maka data yang tersedia mungkin
bias
- Tersedia secara selektif. Tidak
semua dokumen dipelihara untuk dapat dibaca ulang oleh orang lain
- Tidak lengkap. Karena tujuan
penulisan dokumen berbeda dengan tujuan penelitian
- Format yang tidak baku. Sejalan
dengan maksud dan tujuan penulisan dokumen yang berbeda dengan tujuan
penelitian, maka formatnya juga dapat bermacam-macam sehingga bisa
mempersulit pengumpulan data.
- Focus
Group Discussion
Focus Group
Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada
penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut
pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari
suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan
tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari permaknaan yang salah dari
seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti (Sutopo, 2006 :
73).
Kegunaan FGD ini
bagi peneliti adalah dapat mengembangkan data, memahami dan memecahkan topik
yang diteliti. Dan dalam FGD biasanya hanya menggunakan 7-11 orang sebagai
informannya, selain itu keberhasilan FGD tergantung dari moderatornya.
FGD adalah
kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan, ciri khas metode FGD yang tidak
dimiliki oleh metode riset kualitatif lainnya (wawancara mendalam atau
observasi) adalah interaksi. Tanpa sebuah FGD berubah wujud menjadi kelompok
wawancara terfokus (FGI-Focus Group Interview). hal ini terjadi apabila
moderator cenderung selalu mengkonfirmasi setiap topik satu per satu kepada
seluruh peserta FGD.
Semua peserta
FGD secara bergilir diminta responnya untuk setiap topik, sehingga tidak
terjadi dinamika kelompok. Komunikasi hanya berlangsung antara moderator
dengan informan A, informan A ke moderator, lalu moderator ke informan B,
informan B ke moderator, dan seterusnya. Kondisi idealnya, informan A merespon
topik yang dilemparkan moderator, disambar oleh informan B, disanggah oleh
informan C, diklarifikasi oleh informan A, didukung oleh informan D, disanggah
oleh informan E, dan akhirnya ditengahi oleh moderator kembali.
REFERENSI
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian
kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung : ALFABETA
M.d
Supardi, 2006. Metodologi Penelitian, Mataram : Yayasan Cerdas Press
HB
Sutopo, 2006. Metode Penelitian
Kualitatif, Surakarta : UNS Press
Margono,
2005. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.
M. Burhan Bungin, 2007. Penelitian
Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya,
Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Soehartono Irawan, 1995. Metode
Penelitian Sosial, Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Uma Sekaran, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis,
Jakarta : Salemba Empat
Sugiyono, 2011. Metode
Penelitian kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung : ALFABETA
Jalaluddin Rakhmat, 2009. Metodologi
Penelitian Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya
W.
Gulo, 2003. Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Gramedia
Hadi
Sabari Yunus, 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
www.akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/11/10/tentang-pengumpulan-data/,akses
tanggal 22 Mei 2013
www.onlinesyariah.com/2012/12/teknik-observasi-wawancara-dan.html,akses
tanggal 22 Mei 2013
[1]www.akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/11/10/tentang-pengumpulan-data/,akses
tanggal 22 Mei 2013
[2] Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,
(Bandung : ALFABETA, 2011) hlm 146
[3] Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung :
PT Remaja Rosdakarya, 2009) hlm 84-85
[4] Sugiono, Ibid, hlm 138-140
[5] Hadi
Sabari Yunus, Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2010) hlm 358
[7]www.onlinesyariah.com/2012/12/teknik-observasi-wawancara-dan.html,
akses tanggal 22 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar