Perang salib
secara khusus menggambarkan reaksi orang Kristen di Eropa terhadap muslim di Asia, yang telah
menyerang dan menguasai wilayah Kristen sejak 632, tidak hanya di suriah dan
Asia kecil tetapi juga di Spanyol dan Sisilia. Di sebelah Timur dan Barat mengalami penghancuran oleh
Hulago dan Spanyol kristen, ummat Islam sebelah tengah mengalami serangan dari kefanatikan
Kristen yang dikoordinir oleh Paus. Suatu serangan yang kemudian yang dikenal
dengan sebutan perang salib, yang mempunyai tujuan untuk merebut kota suci Palestina,
tempat tapak Tuhan berpijak, dari tangan kaum muslimin. Terjadilah peristiwa
yang sangat menyedihkan di pantai Timur Laut Tengah, peristiwa yang merusak
hubungan antara dunia Timur dan dunia Barat. Dengan menggunakan semboyan “begitulah
kehendak tuhan” kaum Kristen Eropa menyerbu.
a.
Sebab-sebab Terjadinya Perang Salib
Ada beberapa hal yang menjadi sebab terjadinya
perang salib, sebagian diantaranya, yaitu kecenderungan gaya hidup nomanden dan
militeristik suku-suku Teotonik-Jerman yang telah mengubah peta Eropa sejak
mereka memasuki babak sejarah, dan perusakan makam suci milik gereja, tempat
ziarah ribuan orang Eropa yang kunci-kuncinya telah diserahkan pada 800 M
kepada Charlemagne dengan berkah dari Uskup Yerussalem oleh al-hakim. Keadaan itu semakin parah karena parah peziarah merasa keberatan
untuk melewati wilayah muslim di Asia kecil. Meski demikian, sebab utama perang
salib adalah perang kaisar Alexius Comnesus kepada Paus Urban II pada 1095
untuk membantunya, karena kekuasaanya di Asia telah diserang oleh bani saljuk
di sepanjang pesisir Marmora. Serangan umat islam tersebut mengancam kekuasaan
konstatinopel. Mungkin, paus memandang permohonan itu sebagai kesempatan untuk
menyatukan kembali gereja Yunani dan gereja Roma, yang sejak 1009 hingga 1054
mengalami pepecahan.
Pada 26 November 1095 Paus Urban menyampaikan pidatonya di
Clermont, bagian tenggara prancis, dan memerintah orang-orang Kristen agar
“memasuki lingkungan makam suci, merebutnya dari orang-orang jahat dan
menyerahkan kembali kepada mereka”. Mungkin, inilah pidato paling berpengaruh
yang pernah disampaikan oleh paus sepanjang catatan sejarah. Orang-orang yang
hadir disana hadir meneriakkan slogan deus
vult (tuhan menghendaki) sambil mengancung-acungkan
tangan. Pada musim semi 1097, 150.000 manusia, sebagian besar orang Frangka,
Norman, dan sebagian lagi rakyat biasa menyambut seruan untuk berkumpul di
konstantinopel. Pada saat itulah gendering perang salib disebut begitu karena
salib dijadikan lencana pertama di Tabuh.
Tentu saja, tidak semua orang yang membawa salib untuk mengikuti peperangan
digerakkan oleh dorongan spritual. Beberapa pemimpin mereka, termasuk Bohemond,
ingin mendapatkan kembali kekuasaan demi kepentingan mereka sendiri. para
saudagar dari pisa, Venesia, dan Genoa tertarik untuk ikut serta dalam perang
itu karena motif komersial. Orang-orang romantis, orang yang selalu gelisah,
dan para pemberani, termasuk orang –orang kristen saleh menjadikan perang itu
sebagai sandaran baru bagi kehidupan
mereka, sedangkan para pendosa menginginkan penebusan dosa. Bagi kebanyakan
rakyat Prancis, Lorraine, Italia,dan sisilia, yang tengah berada di bawah
tekana ekonomi dan sosial,membawa salib lebih menjadi salah satu bentuk
pembebasan ketimbang hanya sebentuk
pengorbanan.
b.
Proses
terjadinya perang Salib
Ada beberapa proses/periode terjadinya Perang Salib dsiantaranya :
1.
Periode
pertama
Pada musim semi tahun 1095 M, 150.000 orang Eropa, sebagian bangsa
prancis dan Norman, berangkat menuju Konstatinopel, kemudian ke plestina.
Tentara salib yang di pimpin oleh Godfrey, Bohemond, dan Raymond, ini
memperoleh kemenangan besar. Pada tanggal 18 juni 1097mereka berhasil
menaklukan Nicea dan tahun 1098 M menguasai Raha (Edessa) . disini mereka mendirikan
kerajaann I Dengan Baldawin sebagai raja pada tahun yang sama mereka dapat
meguasai antiochea dan mendirikan keajaan latin II di timur. Bohemond dilantik
menjadi rajanya. Mereka itu berhasil menduduki Bait Al-Maqdis (15 juli 1099 M). Dan mendirikan kerajaan
latin III dengan rajany, Godfrey, setelah penaklukan Bait Al-Maqdis itu,
tentara salib menunjukan ekspansinya. Mereka menguasai kota Akka (1104 M.
Tripoli (1109 M). Dan kota Tyre (1124 M). Di Tripoli mereka mendirikan kerajaan
IV, Rajanya adalah Raymond.
Perang salib ini semula digerakkan oleh
seorang pendeta Peter dari Prancis, tetapi kemudian di dukung oleh Paus
Vatikan, oleh raja Kristen di Eropa dan oleh kepala Kristen Ortodox yang
berkedudukan di Konstantinopel. Paus Urbanus II mengadakan pidato yang
berapi-api di Clermont Perancis pada tanggal 26 November 1095 yang menurut
penilaan Prof. Philip K. Hitti “ kemungkinan sekali pidato yang paling berkesan
di dalam sejarah.
Kumandang pidato paus menggema di seluruh Eropa, disegala negara
Kristen, mempersiapkan antara yang lengkap persenjataannya untuk pergi
berperang merebut Palestina. Dari sinilah bermula suatu penyerbuan Barat
Kristen kedunia islam yang berjalan selama 200 tahun lamanya dari mulai
1095-1293 M dengan 8 kali penyerbuan.
Pada
permulaan peperangan, orang-orang kristen Eropa mencapai maksudnya merebut
palestina. Selanjutnya mereka menduduki daerah sekitarnya, sehinnga dapat
mendirikan 4 kerajaan di timur ialah kerajaan di Baitul Maqdis , di Antiochia, di Tripolisia
dan di Edessa. Ketika tentara salib menduduki Palestina terjadilah pembunuhan
massal dan penyembelihan secara besar-besaran. Kepala, tangan dan kaki manusia
yang mati dibunuh berserakan disepanjang
jalan di kota suci itu. Menurut sejarawan Ibn Atsur tidak kurang dari 70.000
manusia yang menjadi korban. Suatu pembunuhan massal yang korbannya hampir
sebanding dengan pembunuhan massal di Bagdhad ketika penyerbuan Hulago yang
diperkirakan 750.000 orang. Hampir bersamaan pula dengan korban di Andalusia
oleh tindakan ratu Esabella dan raja Ferdinand yang diperkirakan, baik yang
dibakar hidup-hidup ataupun di siksa, sebanyak 340.000 orang lebih.
Demikian kejahatan-kejahatan yang merupakan
fakta sejarah yang tidak dapat dibantah. Dengan perasaan cemas dan
ketakutan kaum muslimin memandang drama
sejarah yang sangat mengerikan. Bertahun-tahun lamanya mereka menuggu saat yang
baik untuk membalas. Barulah pada tahn 521 H/1127 M muncul seorang pahlawan Islam
termansyur bernama Imaduddin Zanki, gebernur dari Mousul, yang dapat mengalahkan
tentara salib di kota Aleppo dan Humah.
Kemenangan itu merupakan kemenangan yang
pertama kali disusul dengan kemenangan selanjutnya sehinnga tentara salib
merasakan pahitnya kekalahan demi kekalahan. Namun, ia wafat tahun 1146 M.
Tugasnya dilanjutkan oleh putranya, Nuruddin Zanki. Nuruddin berhasil merebut
kembali Antiochea pada tahun 1149 M pada tahun 1151 M seluruh Edessa dapat
direbut kembali. Kemahirannya tidak kalah dengan ayahandanya sehingga tentara
salib II ini praktis tidak dapat berbuat banyak, bahkan dimana-mana dapat
dikalahkan.
2.
Periode kedua
Dengan adanya kekalahan tentara salib, tentara
salib mengirim utusan kepada paus meminta bantuan. tentara salib mengirim Imanuddin
zanki, penguasa moshul dan berhasil menaklukan kembali Aleppo, Hamimah,
Edessa pada tahun 1144, namun ia wafat pada tahun 1146 M. Tugasnya dilanjutkan
ole putranya, Nuruddudin Zanki, Nurrudin berhasil maka datanglah serbuan kedua
(1147-1179 M) dipimpin oleh raja Louis VII dari Prancis kaisar Kourad dari
Jerman, dan putra Roger dari Sisilia. Kejatuhan
Edessa ini menyebabkan orang-orang kristen mengorbarkan perang salib ke II.
Paus Eugenius III menyerukan perang suci yang disambut positif oleh raja
prancis louis VII dan raja Jerman
Condrad II. Keduanya memimpin pasukan pasukan salib untuk merebut wilayah
kristen di Syiria, akan tetapi gerak maju mereka dihambat oleh nuddin
Zanki. Mereka tidak berhasil memasuki
Damaskus. Louis VII dan Condrad II sendiri melarikan diri pulang kenegrinya.
Kemudian Nuruddin wafat pada tahun 1174 M. Pimpinan perang akhirnya
dipegang oleh shalah Al-Din Al-Ayyubi yang berhasil mendirikan dinasti ayubbiah
di Mesir tahun 1175 M.dikarenakan daerah sekitar pantai Timur laut Tengah ada
kekuatan seorang pemimpin islam yang tangguh, maka tentara salib mengarahkan
perhatiannya kearah Mesir. Di mesir peperangan salib ini melahirkan pahlawan
yang termansyhur yang namanya ialah sultan Shalahuddin al-Ayyubi. Dengan
pimpinan Shalahuddin ini bahkan tentara islam dapat merebut kembali Baitul
Muqaddas, kota yang menjadi tujuan tentara salib.
Jatuhnya
yerussalem ketangan kaum muslimin sangat memukul perasaan tentara salib. Mereka
pun menyusun rencana balasan. Kali ini tentara salib dipimpin oleh frederick
Babarossa raja jerman, Richart the lion hart, raja
Inggrs dan fhilip Augustus raja prancis. Pasukan ini bergerak pada tahun 1189
M. Meskipun mendapat tantangan berat dari Shalah Al-Din namun mereka berhasil
merebut Akka yang kemudian dijadikan ibukota kerajaan latin.
3.
Periode
ketiga
Karena permintaan inilah Eropa
mengirimkan tentara Salibnya yang ke III. Mula-mula datang raja Austria dan
Jerman bernama Frederick membawa sebanyak 200.000 orang. Kemudian pada tahun
1190 datang lagi tentara Eropa dengan pimpinan Richard Hati Singa sehingga
tentara salibiyah ini sangat kuat dan dapat merebut kota Akka, yang kemudian
dijadikan ibu kota kerajaan latin. Peristiwa ini sangat menyedihkan hati kaum muslimin. Apalagi setelah mendengar
bahwa Richard ini sangat kejam, membunuh sebanyak 3000 orang tawanan islam
Kelaialaian inilah yang sangat disesalkan oleh sultan Shalahuddin. Kenapa
ia membiarkan musuh memperkuat diri pada pelabuhab Shour ini yang memudahkan
mereka berhubungan dengan Eropa untuk meminta bantuan. Karena menyadari akan
kelaialaian ini sultan secepat kilat mengirimkan utusan ke Maghribi untuk
meminta bantuan kepada sultan ya’kub bin yusuf bin Abdul Mu’min, raja terbesar
dari daulah Muwahiddin yang menguasa daerah Maghribi (Maroko) dan Andalusia
selatan. Dimintanya sultan ya’kub ini untuk memotong dan menghalang-halangi
jalannya tentara Eropa yang hendak datang ke Timur untuk membantu tentara
salib. Sayang sang sultan kawatir kalau nanti tentara Eropa ini berbalik
menghantam negeri mereka sehinnga sang sultan tidak memenuhi permintaan
Shalahuddin dan tentara salib dapat lewat dengan bebasnya di selat Gibraltar.
Berulang kali tentara salib mencoba
hendak merebut kembali kota yerussalem yang sudah dua abad di tangan mereka,
tetapi semuanya gagal. Sebab itu mereka merencanakan untuk mengalihkan
penyerbuan menuju Mesir, pusat pemerintahan Shalahuddin, dan meninggalkan
kota-kota yang telah mereka kuasai: Kaisariyah, Yaffa, dan Asqalan, terbuka
tanpa perlindungan. Kesempatan ini dipergunakan oleh Shalahuddin untuk memukul
musuh dari belakang sehinnga shalahuddin dapat merebut kota Yaffa dan merampas
semua perbekalan tentara salib yang ada di sana. Tentara salib kalang kabut.
Pada saat itu Richard jatuh sakit dan meminta damai kepada sultan Shalahuddin.
Secara diam-diam Shalahuddin kemudian menjadi seorang dokter arab dan
datang ke kemah Richard untuk mengobati. Shalahuddin merawat dan mengobati
luka-lukanya sehingga sembuh. Saat itulah sultan Shalahuddin mempertunjukkan
siapa dirinya. Menghadapi kenyataan ini Richard mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya dan mengakui dari lubuk hatinya yang paling dalam akan
kebaikan hatinya serta keberanian luar biasa musuhnya ini. Maka keduanya
sepakat untuk mengadakan perdamaian yang terjadi tahun 1192 M. Setahun kemudian
wafatlah sultan Shalahuddin dalam usia 75 tahun pada tahun 589 H/1193 M.
Tentara salib
pada priode ini dipimpin oleh raja Jerman, frederick II. Kali ini mereka lebih
dahulu berhasil merebut mesir dari palestina.
Dengan harapan mendapat bantuan dari orang-orang kristen Qhibti. pada tahun
1219 M, mereka berhasil menduduki Dimyat. Raja mesir darI Ayyubiah waktu itu, Al-Malik Al-Kamil,
membuat perjanjian dengan Frederick. Isinya Frederick bersedia melepaskan
dimyat, sementara Al-Malik dan Al-Kamil bersedia melepaskan plestina. Frederick
menjamin keamanan kaum muslimin disana dan frederick tidak mengirim bantuan
kepada kristen di Syiria. Dalam perkembangan berikutnya palestina
dapat direbut kembali oleh kaum muslimin tahun 1247 M. Dimasa pemerintahan
Al-Malik Al-Shalih penguasa Mesir
selanjutnya. Ketika mesir dikuasai oleh dinasi Mamalik dan mengantikan dinasti
ayubbiah pimpinan perang dipegang oleh Baybars dan Qalawun. Pada masa mereka Akka dapat direbut
kembali oleh kaum muslimin tahun 1291M.
4.
Perang salib keempat dan seterusnya.
Berita meninggalnya pahlawan besar ini
dipergunakan oleh Paus Cylensius III untuk menggerakkan tentara salib ke IV.
Namun tentara salib ke IV dan selanjutnya sampai yang ke VIII tidak sedasyatnya
serangan tentara salib sebelumnya sehingga nanti pada tahun 1292 M tentara
salib dapat terusir dari timur.
Penyerbuan-penyerbuan tentara salib dari Eropa
melawan islam dan ummatnya. Mereka tidak dapat merebut apapun dari tangan kaum
muslimin dan tidak dapat menurunkan bendera islam dari Palestina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar