- Al-Mau’idzah
al-Hasanah yang diterapkan Pada Orang yang Hatinya Sakit
Dakwah dalam pengertian perkataan
yang menyejukkan dapat pula dikatakan sebagai Al-mauidzah
al-hasanah
adalah memberi nasehat dan memberi ingat (memperingatkan) kepada orang lain
dengan bahasa yang baik yang dapat menggugah
hatinya sehingga pendengar mau menerima nasehat tersebut. Ali Mustafa Yaqub
menyatakan bahwa mauidhoh al hasanah adalah ucapan yang berisi
nasihat-nasihat yang baik dimana ia dapat bermanfaat bagi orang yang
mendengarkannya atau argument-argumen yang memuaskan sehinga pihak audien bisa
dapat membenarkan apa yang disampaikan oleh subjek dakwah.[1]
Sedangkan hati yang berpenyakit, yaitu orang yang dalam
hatinya terdapat sifat atau rasa iri, dengki, dendam, pendusta, munafik, riya’,
kasar dan sifat-sifat yang sejenisnya. Sebagaimana disebutkan dalam Qs. Al
Baqarah ayat 10 : “Didalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah
penyakitnya dan bagi mereka siksa yang
pedih, disebabkan mereka berdusta”.[2]
Ketika hati terasa sakit,hampa dan terasa kosong seperti
hidup tapi mati. Meskipun berada ditempat keramaian terasa begitu sepi tapi tak
tahu apa yang kurang dalam hidup ini, bagaimana ini bisa terjadi pada kita dan
apa sebenarnya yang diinginkan hati kita, hingga begitu resah tak menentu. Banyak
dari kita yang keliru ketika hatinya sakit, kekecewaan dan rasa sakit yang
timbul seringkali dilampiaskan pada hal-hal yang negatif yang sebenarnya tak
bisa mengobati rasa sakit hati tersebut.
Coba
sejenak kita merenung apakah selama ini kita jauh dari Allah, Tuhan semesta
alam sehingga hati merasa begitu gelisah. Kesampingkan nafsu duniawi kita, lupakan
harta, lupakan pacar, lupakan segala yang kita miliki saat ini untuk sejenak. Sadari
bahwa semua yang kita miliki saat ini adalah titipan dari Allah SWT, biarkan
hati kita bicara dan dengarkanlah maka akan kita temukan sebuah rindu yang
mendalam.Rindu akan kalimat-kalimat Allah, rindu akan kehadiran Allah pada
hidup kita, selanjutnya raciklah 5 obat hati yang dianjurkan oleh Islam (http://anwarmuzacky.blogspot.com/2012/04/cara-mengobati-sakit-hati.html,
akses tanggal 14 Maret 2013) yaitu :
a) Baca Al-Qur’an dan Ketahui Maknanya
Ketika membaca Al-Qur’an ada perasaan tenang dalam hati kita,
jika dibarengi dengan makna yang terkandung didalamnya, tahu akan
perintah dan larangan Allah serta kabar surga dan neraka nantinya, maka hati
kita akan tersentuh dan tanpa terasa mata kita meneteskan air mata karena
teringat akan dosa yang pernah dilakukan selama ini.
b) Dirikanlah Sholat Malam atau Qiyamullail
Sholat malam adalah salah satu media yang ampuh sekali untuk
mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampun dan menangislah ketika berdo’a
sesungguhnya doa seorang hamba yang dipanjatkan diwaktu sholat malam tidak akan
tertolak dan pasti dikabulkan.
c) Memperbanyak Mengingat Allah (dzikir
) dimalam Hari
Dengan dzikir atau mengingat Allah, hati menjadi tenang, maka
perbanyaklah berdzikir dengan kalimat-kalimat Allah yang mulia.
d) Perbayaklah berpuasa
Lakukan puasa sunah seperti puasa sunah senin dan kamis
dengan puasa ini maka akan semakin dekat hati kita kepada Allah.
e) Berkumpul dengan Orang-orang yang Saleh
Berkumpul
dengan orang-orang yang saleh mampu memberikan pengaruh positif kepada kita.
Ambil nasihat-nasihat yang diberikan dan lakukanlah dalam keseharian kita.
Hati bisa menjadi keras karena bermaksiat : bukan hanya
karena melakukan dosa besar, namun meremehkan dosa kecil dan
mengulang-ulangnyapun dapat mengeraskan hati, selain itu hati juga bisa menjadi
keras dengan banyak berangan-angan dan berkumpul dengan orang yang berhati keras
akan semakin merusak hati. Bila diwaktu ini, detik ini kita merasa keras
hati, lembutkanlah lagi hati dengan :[3]
a)
Berdoa kepada Allah memohon dilembutkan hati
b)
Takut akan datangnya maut secara tiba-tiba sebelum
kita sempat bertaubat
c)
Takut tidak menunaikan hak-hak Allah secara sempurna,
sesungguhnya hak-hak Allah itu pasti diminta pertanggungjawabannya
d)
Takut tergelincir dari jalan yang lurus dan
berjalan diatas jalan kemaksiatan dan jalan syaithan
e)
Takut akan balasan siksa yang segera didunia,
karena maksiat yang kita lakukan
f)
Takut menghadapi pertanyaan hari kiamat atas dosa
besar dan dosa kecil yang kita lakukan
- Al-Tadzkir Bini’matillah
(Mengingat Tentang Nikmat Allah)
Mengingat Allah swt melalui berdzikir dapat
dilakukan dengan cara mengucapkan kalimat-kalimat thoyyibah (seperti,
astagfirullaahal’adhim, subhanallah, alhamdulillah, Laa ilaa ha Illallah,
Allahu Akbar) secara lisan maupun di dalam hati berulang-ulang dan
terus-menerus, sebanyak yang kita mampu, apa lagi bagi orang yang sedang sakit
hatinya maka sangat dianjurkan (http://cahyaislam.wordpress.com/2009/05/02/mengingat-allah-adalah-penangkal-dan-penawar-gelisah/, akses tanggal 15 Maret 2013).
Dalam keseharian, kadang atau bahkan sering kali kita lupa untuk
bersyukur, kita kadang kufur atas segala Nikmat Allah yang telah diberikan
kepada kita. Sekalipun nikmat itu besar, kita tetap biasa-biasa saja
menerimanya, bahkan terkadang kita terbuai akan nikmat itu, sehingga kita lupa
untuk bersyukur, namun ketika nikmat itu dicabut, kitapun bagaikan layangan
yang limbung dilangit, bingun, sedih dan hampa. Namun begitulah cara Allah
untuk menunjukkan kasih sayang-Nya kepada umatNya. Ada banyak cara yang dapat
dilakukan manusia untuk mensyukuri nikmat Allah SWT, secara garis besar
mensyukuri nikmat ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
a)
Syukur dengan Hati. Ini dilakukan
dengan mengakui sepenuh hati apapun Nikmat yang diperoleh, bukan hanya karena
kepintaran, keahlian, dan kerja keras kita, tetapi karena anugerah dan
pemberian Allah Yang Maha Kuasa.
b)
Syukur dengan Lisan. Mengakui dengan
ucapan bahwa semua Nikmat berasal dari Allah, pengakuan ini diikuti dengan
memuji Allah melalui ucapan Alhamdulillah.
c)
Syukur dengan Perbuatan. Hal ini
dengan menggunakan Nikmat Allah pada jalan dan perbuatan yang diridhoi-Nya,
yaitu dengan menjalankan syariat dan mentaati semua aturan Allah dalam segala
aspek kehidupan.[4]
Orang yang senantiasa mengingat Allah Ta’ala dalam segala hal yang
dikerjakan, tentunya akan menjadikan nilai positif bagi dirinya, terutama dalam
jiwanya, karena dengan mengingat Allah segala persoalan yang dihadapi, maka
jiwa akan menghadapinya lebih tenang. Sehingga rasa galau yang ada dalam diri
bisa perlahan-perlahan dihilangkan dan sudah merupakan janji Allah Ta’ala, bagi
siapa saja yang mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah terisi dengan
ketenteraman-ketenteraman yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya dengan
mengingat-Nya. Bersabar, berpikir positif, ingat Allah dan mengadukan semua
persoalan kepada-Nya adalah solusi segala persoalan. Sebagaimana firman-Nya
dalam Qs Ar-Ra’du : 28 yang artinya: “Orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah lah hati menjadi tenteram”.
- Memberikan
Apresiasi (madh) atau Mengoreksi (tadzkir)
Pengaruh pemberian apresiasi sangatlah berpengaruh
terhadap orang itu walaupun kecil, kita semua tahu, bahwa setiap orang itu
mempunyai tujuan tertentu kenapa mereka melakukan atau membuat akan sesuatu.
Tapi yang terpenting dalam tujuan kenapa mereka melakukan atau membuat sesuatu
itu adalah karena mereka membutuhkan tanggapan.
Mungkin ada sebagian diantara kita
yang punya pikiran kalau pemberian apresiasi itu hanya untuk diberikan kepada
orang yang sudah melakukan atau membuat sesuatu yang lebih baik, benar begitu
kan? Kalau menurut saya, jika pemberian apresiasi itu hanya untuk diberikan
kepada orang yang sudah menjadi lebih baik, lalu bagaimana dengan orang yang
mengalami kemunduran? Kalau seperti itu, bukankah sama artinya dengan orang
hebat akan menjadi lebih hebat dan orang gagal akan menjadi lebih gagal, yang
mana hanya karena faktor pemberian apresiasi itu. Bukankah itu tidak adil bagi
yang mengalami kemunduran dan justru dengan adanya pemberian apresiasi terhadap
orang yang mengalami kemunduran itu, maka sama artinya kita sedang memotivasi
mereka untuk berusaha menjadi lebih baik.
Dalam pemberian apresiasipun tidak
harus selamanya dalam bentuk yang berat-berat, yang ringan-ringanpun pasti
tetap ada
pengaruhnya, seperti misalnya teman kita baru saja selesai menulis
sebuah buku, dan kita pun dimintanya untuk membacanya lalu memberikan
penilaian. Kalaupun menurut kita tulisannya itu jelek, tapi kita tidak boleh
semena-mena dalam pemberian apresiasi, seperti misalnya “Bukunya jelek, aku
nggak suka”, bukankah ucapan seperti itu bisa menurunkan semangat teman kita
itu untuk berkarya? Tentu akan berbeda rasanya jika pemberian apresiasi kita
semacam ini, “Wah, kamu hebat sudah bisa menulis buku sendiri, tapi rasanya
masih ada yang kurang”. Bagaimana perbedaan rasa dari kedua macam pemberian
apresiasi tersebut?
Dari dua contoh pemberian apresiasi
tersebut, kita bisa merasakan mana pemberian apresiasi yang bisa menambah
semangat dan mana yang justru bisa menjatuhkan semangat orang lain maupun diri
kita sendiri. Terlebih mungkin bagi orang yang sudah mempunyai anak, sekiranya
dalam pemberian apresiasi jangan sampai membuat anak itu semangatnya down, yang
mana bisa mempengaruhi karakternya dimasa depan
nanti. Masih ada banyak cara pemberian apresiasi yang bisa kita lakukan yang
sebenarnya bisa menambah semangat diri kita sendiri mau pun orang lain. Jadi
sekiranya jangan sampai ada lagi orang-orang yang kreatif, menjadi tidak mau
berusaha untuk menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Awaluddin Pimay, 2005. Dakwah
Humanis, Semarang : RaSAIL
www.hilwanisari.wordpress.com/2011/11/15/metode-dan-teknik-dakwah-nashihah/,
akses tanggal 15 Maret 2013
www.halamanputih.wordpress.com/tag/cara-mengobati-hati-yang-sakit/,
akses tanggal 15 Maret 2013
www.anwarmuzacky.blogspot.com/2012/04/cara-mengobati-sakit-hati.html,
akses tanggal 14 Maret 2013
www.nasrudiyanto.abatasa.com/post/detail/19074/37-cara-melembutkan-hati,
akses tanggal 16 Maret 2013
www.cahyaislam.wordpress.com/2009/05/02/mengingat-allah-adalah-penangkal-dan-penawar-gelisah/,
akses tanggal 15 Maret 2013
www.voa-islam.com/islamia/tsaqofah/2012/04/18/18704/jangan-galau-allah-bersama-kita-inilah-4-ayat-anti/,
akses tanggal 17 Maret 2013
www.kopihijau.info/cara-mensyukuri-nikmat-allah/,
akses tanggal 16 Maret 2013
www.iprasblog.com/pentingnya-pemberian-apresiasi-untuk-lebih-maju/624,
akses tanggal 17 Maret 2013
[1]http://hilwanisari.wordpress.com/2011/11/15/metode-dan-teknik-dakwah-nashihah/,
akses tanggal 15 Maret 2013
[2]http://halamanputih.wordpress.com/tag/cara-mengobati-hati-yang-sakit/,
akses tanggal 15 Maret 2013
[3]www.nasrudiyanto.abatasa.com/post/detail/19074/37-cara-melembutkan-hati,
akses tanggal 16 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar