METODOLOGI ‘AQLIE
- KETERAMPILAN INTELEKTUAL
Dalam proses belajar mengajar yang menekankan konstruksi
pengetahuan, kegiatan utama yang berlangsung adalah berpikir atau mengembangkan
keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran dilakukan dengan menggunakan keterampilan intelektual
untuk mengembangkan suatu eksplanasi. Keterampilan intelektual adalah kemampuan
menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah, dalam proses pembelajaran,
pengetahuan bersumber dari materi subyek.
Elaborasi
terhadap materi subyek dilakukan menurut aturan intelektual yang elemennya
adalah keterampilan intelektual. Keterampilan intelektual dapat menunjukkan
bagaimana guru mengorganisasikan materi subyek secara logis, pengorganisasian
materi subyek dilaksanakan berdasarkan jenis-jenis tindakan wacana yang
dilakukan guru selama proses pembelajaran. Berikut ini klasifikasi keterampilan
intelektual menurut D’Angelo, Farida (2009) dalam (www.mardiana-safitri.blogspot.com/2012/02/keterampilan-intelektual-metode-diskusi.html,
akses tanggal 05 April 2013) sebagai berikut :
- Deskripsi, cara untuk
menyampaikan atau menggambarkan obyek secara keseluruhan dengan kata-kata
yang akurat dari umum ke khusus (spesifikasi dan karakterisasi). Kata-kata
yang digunakan menyusun gambaran obyek tersebut dalam kesatuan logika yang
utuh meliputi ukuran, bentuk dan elemen pembentuk
- Definisi, merupakan suatu
deskripsi abstrak atau penggambaran secara konseptual suatu istilah atau
obyek. Definisi adalah suatu cara berpikir dalam batasan-batasan tertentu.
Mendefinisikan berarti membuat batasan terhadap suatu obyek dan menyatakan
inti sifat alaminya
- Klasifikasi, kemampuan dasar aktivitas
mental untuk mengelompokkan gagasan-gagasan dan obyek-obyek sejenis
- Komparasi, kemampuan melihat
adanya persamaan-perbedaan
- Analogi, kesimpulan logika yang
didasarkan pada alasan adanya kesamaan pada beberapa obyek
- Eksemplifikasi, suatu usaha untuk
menggambarkan suatu prinsip umum, pernyataan atau hukum dengan menyebutkan
suatu contoh yang lebih spesifik
- Sebab akibat, merupakan dua
kata yang saling berhubungan, dimana salah satu akan selalu menerangkan
yang lain. Sebab adalah sesuatu yang akan menimbulkan akibat dan
bertanggung jawab terhadap timbulnya suatu tindakan, kejadian, kondisi
atau hasil. Akibat adalah hasil dari suatu sebab yang dapat berupa kerja
atau tindakan
- Proses, merupakan rangkaian
dari tingkah laku, perubahan langkah atau operasi yang menghasilkan suatu
fakta akhir atau hasil
- Analisis, suatu proses untuk
membagi sesuatu yang kompleks menjadi unit-unit yang lebih sederhana yang
dilakukan secara sistematis
- Pemecahan masalah, pemberian
solusi terhadap persoalan yang dihadapi dengan menggunakan dasar
pengetahuan yang telah dimiliki.
Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi
untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan
lambang yang meliputi, deskripsi, klasifikasi, definisi, komparasi, analogi,
eksemplifikasi, sebab akibat, proses dan analisis, serta pemecahan masalah.
- PERKEMBANGAN MENTAL-INTELEKTUAL
Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak hanya dilihat
berdasarkan aspek fisiknya saja, melainkan juga dilihat dalam aspek kemampuan mental intelektualnya yaitu
dengan semakin bertumbuhnya kemampuan anak secara fisik, anak juga akan
mengeksplorasi lingkungan dan menyerap informasi-informasi disekitarnya yang
akan membantu perkembangan mental intelektualnya.
Anak-anak pada usia dini perlu mendapatkan perhatian serius
dari semua pihak, anak pada usia dini dimaksudkan sebagai usia dimana anak
belum memasuki suatu lembaga pendidikan formal seperti SD. Biasanya mereka
tetap tinggal dirumah atau mengikuti kegiatan dalam berbagai bentuk semisal
lembaga pendidikan pra sekolah seperti kelompok bermain, dan taman kanak-kanak.
Ciri-ciri anak usia dini, mengacu pada teori Piaget, dapat dikatakan sebagai
usia yang belum dapat dituntut untuk berpikir secara logis (tahap pra
operasional) yang ditandai dengan pemikiran seperti berikut :
- Berpikir secara konkrit, dimana
kemampuan representasi simbolik yang memungkinkan seseorang untuk
memikirkan hal abstrak (seperti cinta atau keadilan) belum dapat
dipahaminya
- Realisme, yaitu kecenderungan
yang kuat untuk menanggapi segala sesuatu sebagai hal yang riil atau nyata
- Egosentris, yaitu melihat
segala sesuatu hanya dari sudut pandangnya sendiri dan tidak mudah
menerima penjelasan dari sisi lain
- Kecenderungan untuk berpikir
secara sederhana dan tidak mudah menerima sesuatu yang majemuk
- Animisme, yaitu kecenderungan
untuk berpikir bahwa semua objek di lingkungannya memiliki kualitas
kemanusiaan sebagaimana yang dimiliki anak
- Sentrasi, yaitu kecenderungan
untuk mengkonsentrasikan diri pada hanya satu aspek dari suatu situasi
- Anak usia dini dapat dikatakan
memiliki imajinasi yang amat kaya dan imajinasi ini sering dikatakan
sebagai awal munculnya bibit kreatifitas pada mereka.
Pada usia dini, anak masih dalam taraf pertumbuhan dan
perkembangan dalam segala segi, termasuk otaknya, otak merupakan pusat dari
intelegansi pada anak. Koestler telah mengemukakan suatu teori tentang istilah
belahan otak kiri dan kanan yang tugas dan fungsi, serta ciri dan responnya
berbeda terhadap pengalaman belajar meskipun tidak dalam arti mutlak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar