Senin, 22 Februari 2016

BUDAYA KOREA SELATAN (Maryamatul Munawwarah 1113111006)


Di negara yang di kenal dengan negeri gingseng ini ternyata menyimpan banyak sekali kebudayaan yang unik, ya pastinya setiap Negara mempunyai kebudayann tersendiri yang unik tapi kali ini saya ingin membahas sedikit kebudayaan di Negara Korea Selatan ini. Korea selatan adalah negara yg rakyatnya punya karakteristik ingin maju dan tidak ingin kalah dari yang lain. Mereka saling bersaing berlomba2 bekerja lebih keras daripada yang lain. Dalam bahasa Korea ada sebuah kata yang kalau diterjemahkan ke bahasa Inggris menjadi “envy”. Tetapi kata “iri” ini bermakna positif, bukan negatif. Yaitu, orang yang envy ini akan berusaha sebisanya untuk seperti yang lain. Istilahnya, “kalau dia bisa, kenapa saya tidak?”.
Sifat yang inilah yang membuat Korea selatan menjadi negara maju. Karena mereka tidak mau kalah dengan negara lain. Dalam bidang science dan technology, mereka cukup maju di dunia. Dana riset besar-besaran dikucurkan di mana-mana. Mereka yang mengerjakan riset ini, diharuskan menunjukkan bukti sudah terpublikasinya karya ilmiah mereka di penerbitan internasional sehingga cukup dikenal oleh negara-negara lain.
Rakyat Korea punya sifat lain yaitu hurry hurry atau “cepat cepat” atau terburu-buru. Walaupun di banyak hal membuat suatu pekerjaan jadi dikerjakan tergesa-gesa, sifat ini membuat segalanya bisa cepat diselesaikan. Public service di Korea selatan cukup bagus, segalanya bisa diselesaikan dengan cepat. Pengalaman di kantor imigrasi, membuat KTP, urusan bank, mengurus tax return, memesan barang untuk keperluan riset, sampai urusan membuat nomer hp bisa cepat diselesaikan.
Sifat lain rakyat Korea adalah “polos” atau “tidak pakai prasangka” ketika mereka mempelajari tentang orang asing. Memang pada dasarnya mereka punya identitas bangsa yang kuat sehingga merasa aneh jika bertemu orang asing, karena adanya perbedaan warna kulit, bentuk badan (misalnya orang Korea selatan banyak yg langsing sehingga heran melihat orang yang super gemuk), rambut, mata, dan lain-lain. Semua perbedaan yang terdapat pada diri orang asing, sangat terlihat di mata mereka. Tetapi hal ini diikuti dengan sikap tanpa prasangka mereka. Contohnya seperti kalau beberapa orang barat terpengaruh media yg menggembar gemborkan Islam dan teroris, sehingga jilbab ikut disangkut pautkan, hal ini tidak terjadi pada orang Korsel. Mereka melihat orang Islam sebagai just another culture maupun jilbab sebagai “ahh itu kan Cuma baju kebudayaan mereka saja.” Jadi, jika orang Korsel bertemu orang-orang dari negeri lain, pada awalnya memang mereka akan terheran-heran dan menanyakan berbagai macam pertanyaan yg sungguh “polos”, karena mereka tidak biasa hidup bersama orang yg sangat berbeda (lain halnya dengan di Indonesia misalnya, di mana alam negeri kita sendiri sudah berbeda-beda sekali suku dan budayanya).
Korea Selatan adalah negeri yang aman. Selain karena tingkat ekonomi yg baik (termasuk salah satu dari 30 negara anggota OECD ) rakyat Korea Selatan seperti punya “kacamata kuda”. Keburukannya mungkin kalau ada orang di sekitarnya kenapa-kenapa, dia tidak tahu atau tidak bisa membantu. Tapi kebaikannya, mereka seakan-akan punya kepribadian “tidak suka mengusik milik orang lain. Sama seperti budaya Asia pada umumnya, di Korea Selatan  ada senioritas (yg lebih tua lebih dihormati), tapi memang dengan kadar yg lebih tinggi daripada negeri kita.
Kebudayaan Korea Selatan sangat beranekaragam. Disini saya akan menjelaskan beberapa macam kebudayaan Korea Selatan, diantaranya :
A.    Budaya Perkawinan
Kebudayaan garis keluarga di Korea adalah berdasarkan atas sistem Patrilinial. Dalam hal ini pria memegang peranan penting dalam kesejahteraan keluarkan dan diwajibkan untuk bekerja. Wanita diperbolehkan untuk bekerja hanya kalau diperbolehkan oleh suami atau jika hasil kerja suaminya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tugas utama wanita adalah untuk mengasuh anak dan menjaga rumah sama seperti halnya di Negara kita Indonesia. Budaya perkawinan Korea sangat menghormati kesetiaan. Para janda, walaupun jika suami mereka mati muda, tidak dizinkan menikah lagi dan harus mengabdikan hidupnya untuk melayani orang tua dari suaminya. Begitu juga yang terjadi pada seorang duda yang harus melayani orang tua dari istrinya walaupun istrinya tersebut mati muda.
B.     Budaya dalam Hal Keturunan
Dalam budaya Korea , keturunan atau anak dianggap sebagai sebuah anugerah yang amat besar dari Tuhan. Oleh karena itu, setiap keluarga disarankan untuk memiliki paling tidak seorang keturunan.Karena budaya Korea Selatan yang amat menghormati anugerah Tuhan tersebut, aborsi yang bersifat sengaja akan diberikan hukuman yang amat berat secara adapt, yaitu hukuman mati kepada sang Ibu dan orang lain yang mungkin terlibat di dalamnya, seperti suaminya (jika suaminya yang memaksa), dokter (jika dokter yang memberikan sarana untuk aborsi), dan lain-lain. Akan tetapi, secara hukum, tidak akan diadakan hukuman mati. Hukuman mati biasanya hanya dilaksanakan di daerah pedalaman Korea di mana adat masih berpengaruh secara kuat. Pembagian harta warisan dalam budaya ini amatlah adil. Tanpa memperdulikan jenis kelamin, keturunan dari seseorang akan mendapatkan pembagian harta dengan jumlah yang sama dengan saudara-saudaranya. Akan tetapi, dalam prakteknya ini tidak selalu terjadi. Kebanyakan orang tua menyisihkan lebih banyak harta warisan kepada anak tertua mereka.
C.    Budaya Makanan
Dalam budaya Korea , ada satu makanan khas yang memiliki suatu arti yang tidak dimiliki oleh makanan lainnya. Makanan ini disebut kimchi. Di setiap session makanan, ketidakberadaan kimchi akan memberikan kesan tidak lengkap. Masakan Korea adalah makanan tradisional yang didasarkan pada teknik dan cara memasak orang Korea. Mulai dari kuliner istana yang pelik sampai makanan khusus dari daerah-daerah serta perpaduan dengan masakan modern, bahan-bahan yang digunakan serta cara penyiapannya sangat berbeda. Banyak sekali makanan Korea yang sudah mendunia. Makanan yang dijelaskan di sini sangat berbeda dengan makanan yang disajikan dalam kuliner istana (surasang), yang sampai saat ini juga dinikmati sebagian besar masyarakat Korea.
Masakan Korea berbahan dasar berasmie, tahusayuran dandaging. Makanan tradisional Korea terkenal akan sejumlah besar makanan sampingan (lauk) yang disebut banchan yang dimakan bersama dengan nasi putih dan sup (kaldu). Setiap makanan dilengkapi dengan banchan yang cukup banyak. Kimchi adalah suatu makanan yang biasanya merupakan sayuran yang rendah kalori dengan kadar serat yang tinggi (misalnya bawang, kacang panjang, selada, dan lain-lain) yang dimasak sedemikian rupa dengan bumbu dan rempah-rempah sehingga menghasilkan rasa yang unik dan biasanya pedas. Dalam kenyataannya (menurut hasil penelitian kesehatan WHO), jenis-jenis kimchi memiliki total gizi yang jauh lebih tinggi dari buah manapun.
Hal yang membuat kimchi menjadi makanan yang spesial ada banyak faktornya. Faktor pertama adalah pembuatannya. Kimchi (dalam hal ini adalah kimchi yang dihidangkan untuk acara-acara spesial, bukan kimchi untuk acara makan biasa dan sehari-hari) dibuat oleh wanita dari keluarga bersangkutan yang mengadakan acara tersebut dan hanya bisa dibuat pada hari di mana acara tersebut dilaksanakan. Semakin banyak wanita yang turut membantu dalam pembuatan kimchi ini, semakin “bermakna” pula kimchi tersebut. Kimchi juga merupakan faktor penentu kepintaran atau kehebatan seorang wanita dalam memasak. Konon katanya, jika seorang wanita mampu membuat kimchi yang enak, tidak diragukan lagi kemampuan wanita tersebut dalam memasak makanan lain. Faktor ketiga adalah asal mula kimchi. Kimchi pada awalnya dibuat oleh permaisuri dari Raja Sejong sebagai hidangan untuk perayaan Sesi.
Makanan Korea berbeda secara musiman. Selama musim dingin, biasanya makanan tradisional yang dikonsumsi adalah kimchi dan berbagai sayuran yang diasinkan di dalam gentong besar yang disimpan di bawah tanah di luar rumah. Persiapan pembuatan masakan Korea biasanya sangat membutuhkan kerja sama.
D.    Kebiasaan / Tradisi, Kesenian, Bahasa
1.      Kebiasaan / Tradisi
Ada sebuah tradisi / kebiasaan yang cukup terkenal di Korea. Tradisi ini dinamakan “sesi custom”. Tradisi sesi dilaksanakan sekali setiap tahun. Sesi adalah sebuah tradisi untuk mengakselerasikan ritme dari sebuah lingkaran kehidupan tahunan sehingga seseorang dapat lebih maju di lingkaran kehidupan tahun berikutnya. Tradisi sesi dilaksanakan berdasarkan kalender bulan (Lunar Calender). Matahari, menurut adat Korea , tidak menunjukkan suatu karakteristik musiman. Akan tetapi, Bulan menunjukkan suatu perbedaan melalui perubahan fase bulan. Oleh karena itu, lebih mudah membedakan adanya perubahan musim atau waktu melalui fase bulan yang dilihat.
Dalam tradisi sesi, ada lima dewa yang disembah, yaitu irwolseongsin (dewa matahari bulan dan bintang), sancheonsin (dewa gunung dan sungai), yongwangsin (raja naga), seonangsin (dewa kekuasaan), dan gasin (dewa rumah). Kelima dewa ini disembah karena dianggap dapat mengubah nasib dan keberuntungan seseorang.
Pada hari di mana sesi dilaksanakan, akan diadakan sebuah acara makan malam antar sesama keluarga yang pertalian darahnya dekat (orang tua dengan anaknya). Acara makan wajib diawali dengan kimchi dan lalu dilanjutkan dengan “complete food session”.
Ada juga mitos lain dalam memperoleh keberuntungan menurut tradisi Korea, antara lain “nut cracking” yaitu memecahkan kulit kacang-kacangan yang keras pada malam purnama pertama tahun baru, “treading on the bridge” yaitu berjalan dengan sangat santai melewati jembatan di bawah bulan purnama pada malam purnama pertama tahun baru yang katanya dapat membuat kaki kita kuat sepanjang tahun, dan “hanging a lucky rice scoop” yaitu menggantungkan skop (sendok) pengambil nasi di sebuah jendela yang katanya akan memberi beras yang melimpah sepanjang tahun.
2.      Kesenian
Kesenian tradisional di Korea, dalam hal ini musik dan tarian, diperuntukkan khusus sebagai suatu bagian dalam penyembahan “ lima dewa”. Ada beberapa alat musik tradisional yang digunakan, misalnya hyeonhakgeum (sejenis alat musik berwarna hitam yang bentuknya seperti pipa dengan tujuh buah senar) dan gayageum (alat musik mirip hyeonhakgum tetapi bentuk, struktur, corak, dan cara memainkannya berbeda dan memiliki dua belas buah senar).
Tarian tradisional yang cukup terkenal di Korea antara lain cheoyongmu (tarian topeng), hakchum (tarian perang), dan chunaengjeon (tarian musim semi). Tarian chunaengjeon ditarikan sebagai tanda terima kasih kepada dewa irwolseongsin dan dewa sancheonsin atas panen yang berhasil.
3.      Bahasa
Bahasa yang digunakan di Korea adalah bahasa Korea . Penulisan bahasa Korea dinamakan Hangeul. Hangeul diciptakan oleh Raja Sejong pada abad ke 15. Hangeul terdiri dari 10 huruf vokal dan 14 konsonan yang bisa dikombinasikan menjadi banyak sekali huruf-huruf dalam bahasa Korea . Hangeul sangat mudah dibaca dan dipelajari. Hangeul juga dianggap sebagai bahasa tulisan yang paling sistematik dan scientific di dunia.
E.     Peninggalan Bersejarah

Di Korea terdapat banyak peninggalan sejarah yang berasal dari masa Dinasti Joseon, seperti Taman Jongmyo yang didalamnya terdapat banyak prasasti-prasasti dan disini biasa dilaksanakan upacara-upacara keagamaan atau mistik yang besar. Ada juga istana-istana Dinasti Joseion antara lain Gyeongbokgung (dibangun pada tahun 1394), Changdeokgung (tidak diketahui kapan dibangun tetapi bangunan ini ditemukan pada tahun 1592), Changgyeonggung (anak istana dari istana Changdeokgung), dan Deoksugung yang saat ini telah dijadikan sebagai kantor Walikota Seoul .

MASA BANI UMAYYAH:PERKEMBANGAN POLITIK,KEAGAMAAN DAN PERADABAN (Maryamatul Munawwarah 1113111006)



Memasuki masa kekuasaan bani Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan bani umayyah, pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun menurun). Kekhalifahan muawiyyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak. Suksesi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya. Yazid, muawiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun, dia memberikan interpretasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya “khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa” yang diangkat oleh Allah.
Kekuasaan bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahuun. Ibu kota Negara dipindahkan Muawiyyah dari madinah ke damaskus, tempat ia berkuasa sebagai gubernur sebelumnya. Diantara khalifah-lhalifah bani Umayyah adalah Muawiyyah ibn Abi sufyan (661-680 M) , Abd Malik ibn Marwan (685-705 M), Al-Walid Ibn Abdul Malik (705-715), Umar ibn Abd Azis (717-720 M), dan Hasyim ibn Abd Almalik (724-743 M). ekspansi yang terhenti pada masa Usman dan Ali dilanjutkan kembali oleh dinasti ini. Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun di barat, wilayah kekuasaan islam masa bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan,daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah. Adapun dinamika politik pada masa bani umayyah selalu dipenuhi dengan intrik-intrik politik, sejak awal berkuasa sampai masa berakhirnya kekuasaan bani umayyah.intrik-intik politik yang dimaksud adalah:
1.                       peristiwa tahkim yang menghasilkan 3 golongan yaitu: sunni, syiah,dan khawarij
2.                       terjadinya amul jamaah, antara hasan bin ali ke Muawiyyah
3.                       mengenalkan tradisi baru,pergantian ke khalifah ke anaknya
4.                       adanya tantangan dari khawarij (masa muawiyyah)
5.                       peristiwa karbala yaitu terbunuhnya husen bin ali
6.                       terjadinya peristiwa harrah ((girun diutara madinah yang disebabkan ketidakmauan penduduk madinah membaiat yazid sehingga yazid mengirimkan pasukan dan menyerbu dari arah gurun harrah
7.                       peristiwa pelemparan ka’bah dengan  manjamiq (alat pelemparan batu besar)karena danya pemberontakan yang dilakukan zubair di mekkah
bisalah disimpulkan tentang dinamika perpolitikkan bani umayyah selalu diwarnaitarik ulur kekuasaan. Akibatnya sangat sangat mudah terjadinya pemberontakan baik itu atas nama rombongan keagamaan (seperti yang dilakukan oleh kaum khawarij dan syiah.)

disamping ekspansi kekuasaan islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan berbagai bidang. Muawiyah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap serta peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha menerbitkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang. Pada masanya, jabatan khusus seseorang hakim (qadhi)  mulai berkembang menjadi profesi sendiri, Qadhi adalah seorang spesialis dibidangnya. Abd Malik mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai islam. Untuk itu, ia mencetak mata uang tersendiri pada tahun 650 M dengan memakai kata-kata dan tulisan arab. Khalifah Abd Malik juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memperlakukan bahasa arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan islam.keberhasilan khalifah Abd Malik diikuti oleh putranya Al- Walid ibn Abd Al- Malik (705-715 M) Seorang yang mau berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan. Dia membangun panti-panti untuk orang cacat. Adapun pada masa khalifah Umar Abd Al-Aziz hubungan pemerintahan dengan golongan oposisi membaik. Ketika dinobatkan sebagai khalifah dia menyatakan bahwa memperbaiki dan meningkatkan negeri yang berada dalam wilayah islam lebih baik daripada menambah perluasan. Ini bearti bahwa prioritas utama adalah pembangunan dalam negeri.
Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat dia berhasil menjalin hubunganbaik dengan golongan syiah. Dia juga memberikan kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinannya. Pajak diperingan kedudukan mawali disejajarkan dengnan muslim arab.
Sepeninggalan khlifah Umar bin Abd Aziz , kekuasaan bani Umayyah berada pada khalifah Yazid ibn Abd Malik (720-724 M) penguasa yang satu ini terlalu gandrung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam ketentraman dan kedamaiaan, pada masanya berubah menjadi kacau, dengan latar belakang dan kepentingan etnis politis masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid ibn Abd Malik.kerusuhan terus berlanjut hingga khalifah hisyam, dizaman hisyam ini muncul satu kekuasaan baru yang menjadi tantangan berat bagi bagi pemerintahan bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari bani hasyim yang doidukung oleh golongan mawali dan merupakan ancaman yang sangat serius. Dalam perkembangan berikutnya kekuatan baru ini mampu menggulingkan dinasti Umayyah dan menggantinya dengan dinasti Baru, Bani Abbas.
Sepeniggalan khalifah hisyam khalifah-khalifah bani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah tapi juga bermoral buruk. Akhirnya pada tahun 750 bani Umayyah digulingkan bani Abbas. Ada beberapa factor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehnacuran antara lain adalah:
1.                       system pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi arab yang lebih menekankan aspek senioritas
2.                       latar belakang terbentuknya bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali
3.                       pada masa bani Umayyah pertentangan etnis (Bani Kalb) yangf sudah ada sejak zaman sebelum islam, makin meruncing.
4.                       Lemahnya pemerintahan daulat bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaran takkala mereka mewariskan kekuasaan.
5.                       Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al- Abbas ibn Abd Al- Muthalib.

Sumber : Istianah abu Bakar, sejarah peradaban islam, 2008, Malang: UIN Malang Press


Sejarah Peradaban Islam di Indonesia (Maryamatul Munawwarah 1113111006)


Harus diakui bahwa penulisan sejarah Indonesia diawali oleh golongan orientalis yang sering ada usaha untuk meminimalisasi peran Islam, disamping itu usaha para sarjana Muslim yang ingin mengemukakan fakta sejarah yang lebih jujur.
Sutau kenyataan bahwa, Islam datang di Indonesia dilakukan dengan cara yang damai. Islam dalam batas tertentu disebarkan oleh pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para guru agama (da’i) dan pengembara sufi. Orang yang terlibat dalam dakwah pertama itu tidak bertendensi apapun kecuali menunaikan tanggung jawab untuk kebaikan yang tanpa pamrih, sehingga nama mereka berlalu begitu saja. Tidak ada catatan sejarah atau prasasti yang sengaja dibuat mereka untuk mengabadikan peran mereka, ditambah lagi wilayah Indonesia yang sangat luas dengan perbedaan kondisi dan situasi. Oleh karena itu, wajar kalau terjadi perbedaan pendapat tentang kapan, darimana, dan dimana pertama kali Islam datang ke Nusantara.
Ada tiga pendapat yang saling berbeda secara garis besar, yaitu:
1.   Islam datang ke Indonesia pada abad ke-13 M dari Gujarat (bukan dari Arab langsung) dengan bukti ditemukannya makam sultan yang beragama Islam pertama, Malik As Sholeh. Raja pertama kerajaan Samudera Pasai yang dikatakan berasal dari gujarat. Pendapat ini berasal dari sarjana-sarjana orientalis Belanda seperti Snouck Hurgonje.
2.   Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah (lebih kurang abad ke-7 sampai 8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional sudah dimulai jauh sebelum abad ke-13 (yaitu sudah sejak abad ke-7 M) melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina (Asia Timur), Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat. Pendapat ini datang dari Prof. Hamka dan teman-temannya pada saat Seminar Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia.
3.   Menurut sarjana Muslim Kontemporer seperti Taufik Abdullah mengkompromikan kedua pendapat tersebut. Menurut pendapatnya, memang benar Islam sudah datang ke Indonesia sejak abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 atau abad ke-8 Masehi, tetapi baru dianut oleh para pedagang Timur Tengah di pelabuhan-pelabuhan. Barulah Islam masuk secara besar-besaran dan mempunyai kekuatan politik pada abad ke-13 dengan berdirinya kerajaan Samudera Pasai. Hal ini terjadi akibat arus balik kehancuran Baghdad ibukota Abbasiyah oleh Hulagu. Kehancuran baghdad menyebabkan pedagang Muslim mengalihkan aktivitas perdagangan ke arah Asia Selatan, Asia Timur dan Asia Tenggara.
Tersebarnya Islam di Indonesia adalah melalui saluran-saluran sebagai berikut :
1.      Perdagangan, yang merupakan sarana pelayaran
2.      Dakwah, yang dilakukan oleh mubalig yang berdatangan bersama para pedagang. Para mubalig itu bisa jadi juga para sufi pengembara
3.      Perkawinan, yaitu perkawinan antara pedagang Muslim, mubalig dengan anak bangsawan Indonesia. Hal ini akan mempercepat terbentuknya inti sosial, yaitu keluarga Muslim dan masyarakat Muslim. Dengan perkawinan itu, secara tidak langsung orang Muslim tersebut status sosialnya dipertinggi dengan sifat kharisma kebangsawanan. Lebih-lebih apabila pedagang besar kawin dengan putri raja, maka keturunannya akan menjadi pejabat birokrasi, putra mahkota kerajaan, syahbandar, qadi dan lain-lain.
4.      Pendidikan. Setelah kedudukan para pedagang mantap, mereka menguasai kekuatan ekonomi di bandar-bandar seperti Gresik.
5.      Tasawuf dan tarekat. Sudah diterangkan bahwa bersamaan dengan pedagang, datang pula para ulama, da’i dan sufi pengembara. Para ulama atau sufi itu ada yang kemudian diangkat menjadi penasihat dan atau pejabat agama di kerajaan. Di Aceh ada Syaikh Hamzah Fansuri, Syamsuddin Sumatrani, Nuruddin ar Raniri, Abd. Rouf Singkel. Demikian juga kerajaan-kerajaan di Jawa, mempunyai penasihat yang bergelar Wali, yang terkenal dengan Walisongo.
6.      Kesenian. Saluran yang banyak sekali dipakai untuk penyebaran Islam terutama di Jawa adalah seni.
Melalui saluran-saluran itu Islam secara berangsur-angsur menyebar. Penyebaran Islam di Indonesia secara kasar dapat dibagi dalam tiga tahap. Pertama, kedatangan Islam yang diikuti oleh kemerosotan dan kemunduran kerajaan Majapahit pada abad ke 14 sampai ke 15. Kedua, sejak datang dan mapannya kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia sampai pada abad ke-19. Ketiga, bermula pada awal abad ke-20 dengan terjadinya “Liberalisasi” kebijaksanaan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia.
Islam di Indonesia merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258. Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memilkiki ciri-ciri universal yang menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Kemunculan dan perkembangan Islam di kawasan itu menimbulkan transformasi kebudayaan (peradaban) lokal. Transformasi melalui pergantian agama dimungkinkan karena Islam selain menekankan keimanan yang benar, juga mementingkan tingkah laku dan pengalaman yang baik, yang diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan.
Terjadinya transformasi kebudayaan dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan, kekayaan dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut : portabilitas (siap pakai) sistem keimanan Islam; asosiasi Islam dengan kekayaan; kejayaan militer; memperkenalkan tulisan; mengajarkan penghapalan; kepandaian dalam penyembuhan; dan pengajaran tentang moral. Melalui sebab-sebab itu, Islam cepat mendapat pengikut yang banyak.
Sejak abad ke-7 M (ke-1 H) diperkirakan pedagang Muslim asal Arab, Persi dan India sudah sampai di Indonesia. Dengan cara perlahan dan bertahap, tanpa menolak dengan keras, terhadap sosial kultural masyarakat sekitar, Islam memperkenalkan toleransi dan persamaan derajat. Dalam masyarakat Hindu-Jawa yang menekankan perbedaan derajat, ajaran Islam menarik perhatian. Ditambah lagi kalangan pedagang yang mempunyai orientasi kosmopolitan, panggilan Islam ini kemudian menjadi dorongan untuk mengambil alih kekuasaan politik dari tangan penguasa yang kafir.
Pengaruh Islam ke Indonesia bagian Timur, terutama Maluku juga tidak lepas dari jalan perdagangan internasional denga Malaka dan Jawa. Sejak abad ke-14 M, Islam telah datang ke Maluku. Islamisasi kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan berasal dari Demak. Rajanya yang pertama, Raden Samudera, masuk Islam dengan gelar Suryanullah atau Suryansyah. Sementara itu, Kalimantan Timur diislamkan oleh Datok Ri Bandang dan Tunggang Parangan.
Sejarah Peradaban Islam di Asia Tenggara
1.      Islam di Malaysia
Sejarah masuknya Islam di Malaysia tidak bisa terlepas dari kerajaan-kerajaan Melayu, jauh sebelum datangnya Inggris di kawasan tersebut. Sebabkerajaan ini dikenal dalam sejarah sebagai Kerajaan Islam, dan oleh pedagangGujarat melalui daerah kerajaan tersebut mendakwahkan Islam ke Malaysia pada sekitar abad kesembilan.
 Dari sini kemudian dipahami bahwa Islam sampai ke Malaysia belakangan ketimbang sampainya Islam di Indonesia yang sudah terlebihdahulu pada abad ketujuh.
Berdasarkan keterangan ini, maka asal usulmasuknya Islam ke Malaysia berdasar pada yang dikemukakan Azyumardi Azra bahwa Islam datang dari India, yakni Gujarat dan Malabar.Sebelum Islam datang wilayah Asia Tenggara, Malaysia adalah berada di jalur perdagangan dunia yang menghubungkan kawasan-kawasan di Arab danIndia dengan wilayah China, dan dijadikan tempat persinggahan sekaligus pusat perdagangan yang amat penting.
Maka tidak heranlah jika wilayah ini jugamenjadi pusat bertemunya pelbagai keyakinan dan agama (a cross-roads of religion) yang berinteraksi secara kompleks.
Menurut ahli sejarah Malaysia, Islam masuk ke semenanjung ini sebelumabad ke-12 berbeda pendapat penulis barat yang mengatakan sekitar abad ke-13 atau 14. Penulis Malaysia didasarkan pada mata uang dinar emas yangditemukan di Klantang tahun 1914, bagian pertama mata uang itu bertuliskan al-julus kelatan dan angka arab 577 H, yang bersamaan dengan tahu 1161 M, bagian kedua bertuliskan äl-Mutawakkil , gelar pemerintahan Kelantang. Dan jika kita lihat batu nisan tua tertulis arab ditemukan ke Kedah tahun 1963 pada makam Syekh Abdul Kadir bin Syekh Husen Shah Alam (w. 291 H), abad ke-9merupakan awal perkembangan Islam di kawasan selat Malaka dan kawasan-kawasan yang menghadap ke laut Cina Selatan, sebagaimana diakui DinastiSung (960-1279), bahwa masyarakat Islam telah tumbuh di sepanjang pantailaut Cina Selatan.
2.      Islam di Thailand
Kedatangan Islam di Thailand telah terasa pada masa pemerintahankerajaan Sukhotai di abad XIII M. perdagangan merupakan faktor-faktor dominan yang mendekatkan Islam dengan kerajaan Ayutthaya. Peran orang-orang muslim sebagai menteri dan saudagar yang dekat dengan rajamenjadikan mereka kelompok yang berpengaruh di istana.Kaum muslim tidak hanya mampu mengontrol jalur perdaganganyang melintasi semenanjung, namun juga mampu mengamankan kunci perjanjian administratif di seluruh kerajaan ayutthaya.
Kerajaan Thailand bukan negara skular, tetapi sepanjang abad XXuu negeri ini termasuk semua konstitusi sejak tahun 1934 mengizinkankebebasan beragama di kebanyakan negara demokrasi skular. Rajamerupakan kepala kehormatan agama Budha di Muangthai.Di Thailand kaum minoritas Muslim dipandang dengan sikap negatif sebagai orang khaek yang berarti “tamu”. Secara resmi mereka disebut“orang-orang muslim Thai” yang menyinggung perasaan karena Thai berartiorang Siam. . mereka menuduh bahwa kebijakan pemerintah yang menyebutmereka “muslim Thai” merupakan upaya yang disengaja untuk mengaburkan jati diri mereka sebagai orang-orang yang sama sekali berbedadari orang-orang Thai lainnya.Pemerintah menyediakan dana untuk kegiatan keagamaan. Kaummuslim diperbolehkan melaksanakan dakwah, membentuk organisasi danmengelola penerbitan literatur keagamaan yang sekarang sedang tumbuh.Meskipun demikian, kaum muslimin sendiri tidak bebas dari perpecahan.Ada empat kelompok yang mengklaim dirinya sebagai pihak yang mewakilikepentingan masyarakat muslim, yaitu Chularatmontri, sebuah kelompok yang didukung negara, kelompok ortodoks yang menerbitkan Al-Rabitahdan kelompok muslim melayu tradisional di daerah selatan yang menentangkepemimpinan Chularatmontri, namun menolak disebut sebagai Rival Al-Jihad Al-Rabitah. Lepas dari itu semua, secara keseluruhan, komitmenterhadap Islam sedang tumbuh di kalangan muslim Thailand.

Islam di Spanyol dan Cecilia, Dinasti-Dinasti Kecil (Maryamatul Munawwarah 1113111006)



A.      Masuknya Islam ke Spanyol
Spanyol diduduki umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang Khalifah dari Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan dijadikannya sebagai salah satu propinsi dari Dinasti Bani Umayah. 
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif  ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol. Sebuah gunung yang pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltal. Kemenangan-kemenangan yang di capai umat Islam Nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya factor eksternal dan internal yang menguntungkan, Yang di maksud dengan factor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyaraka. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal, sewaktu Spanyol berada di bawah pemerintahan Romawi, berkat kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian juga pertambangan, industry, dan perdagangan karena di dukung oleh sarana transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa di garap, beberapa pabrik ditutup, dan antara satu daerah dengan daerah lain sulit dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan
Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang di kalahkan Islam. Adapun yang dimaksud dengan factor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh penjuang, dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan percaya diri.
a.       Perkembangan Islam Di Spanyol
Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu dapat di bagi menjadi enam priode, yaitu :
1.         Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang di angkat oleh Khalifah Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Pada priode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar., terutama akibat perbedaan etnis dan golongan Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam. Karena seringnya terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh dari luar, maka dalam priode ini Islam Spanyol memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd Al- Rahman Al- Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/755M
2.        Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad.. Pada periode ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban. Gangguan politik yang paling serius pada periode ini datang dari umat Islam sendiri.
3.        Periode Ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini, umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan, menyayingi daulat Abbasiyah di Bagdad.  Abd Al-Rahman mendirikan Universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. pembangunan kota semakin cepat
4.        Periode keempat
Pada priode ini Spanyol, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh Negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al- Mulukuth- Thawaif, yang berpusat disuatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada priode ini umat Islam di Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen.
5.        Periode kelima
Pada periode ini, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa Negara, tetapi terdapat suatu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti  Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235M). Dinasti Murabithun pada mulanya adalah  sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf  ibn Tasyfin di afrika utara. Pada tahun 1062 M Ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas “Undangan” penguasa-penguasa Islam disana yang tengah memikul beban berat perjuangan mempertahankan negeri-negrinya dari serangan-serangan orang Kristen
6.        Periode keenam
Pada Priode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil.
b.      Kemajuan Peradaban
1)      Kemajuan Intelektual filsafat
a)      Filsafat
Atas inisiatif Al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari timur dalam jumlah besar, sehingga, Cordova dengan perpustakaan dan universitas-univestasnya mampu menyaingi bagdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan didunia Islam. Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad ibn Al-Sayigh yang dikenal dengan ibn Bajjah.
b)      Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, Musik, matematika, astronomi, kimia, dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Dalam bidang sejarah dan geografis, wilayah Islam bagian darat melahirkan banyak pemikir terkenal
c)         Fiqih.
Dalam bidang fiqih, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mashab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini disana adalah Ziyad ibn Abn Al-Rahman
d)        Music dan Kesenian
e)         Bahasa dan Sastra
c.       Factor-faktor pendukung kemajuan
Spanyol Islam, kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abd Al-Rahman Al-Dakhil, Abd al-Rahman al-Wasith dan abd Al-Rahman Al-Nashir
d.      Penyebab Kemunduran dan Kehancuran
Konflik Islam dengan Kristen, Tidak adanya Ideologi pemersatu, Kesulitan ekonomi, Tidak jelasnya system peralihan kekuasaan, Keterpencilan.

B.       Perkembangan Islam di Cicilia
Penaklukan Umat Islam atas kepulawan sisilia (Bahasa Arab, siqillya) merupakan buih terakhir dari gelombang serbuan yang di bawah bangsa Arab ke Afrika utara dan Spanyol. Para pemimpin ekspansi kepulawan itu, dan kedaratan Eropa tengah adalah panglima-panglima perang dinasti Aqlabiyah dari kairawan yang menyerang wilayah itu pada abad ke-9 meski demikian, upaya-upaya sporaditas yang dilakukan oleh pengembara muslim, tentara-tentara bayaran, dan para perompak yang telah dilakukan jauh sebelum itu. Faktanya, ketika pada 652 angkatan laut bizantium di Aleksandria mendapat serangan dan kekuatan Maritim beralih ketangan orang Arab, pada saat yang sama terjadi serangan atas kekuatan bizantium di sisilia yang dilakukan oleh panglima perang Khalifah Muawiyyah
Layaknya Spanyol yang menjadi batu loncatan (point d’appoi) untuk peperangan dan penaklukan lebih jauh ke Utara, Sisilia juga menjadi batu loncatan untuk pergerakan berikutnya menuju Italia. Sebelum kematiannya pada 902, Ibrahim II membawa pasukannya untuk melakukan perang suci menuju pinggiran Italia, Calarbia, tetapi ia bukanlah orang Arab pertama yang menjejakan kaki di tanah Italia
Sebagai titik temu dua wilayah yang berbeda, sisilia secara khusus beradaptasi untuk bertindak sebagai perantara dalam proses peralihan khazanah pengetahuan kuno dan pengetahuan abad pertengahan.  Di sisilia pada 1160 terjemahan pertama buku berjudul Almagest  terbit dalam bahasa latin, diterjemahkan angsung dari bahasa yunani oleh seseorang penduduk Sisilia yang berbahasa Yunani, yaitu Eugene dari Palermo yang bergelar amir.
Orang-orang yahudi di Cicilia sebagaimana di Spanyol, berperan penting dalam proyek penerjemahan ini ensiklopedi kedokteran karya Al-Razi diterjemahkan dalam bahasa latin oleh seorang dokter Sisilia- Yahudi, Parajbin Salim pada 1279 atas perintah Charles I dari Anjou, dan telah diterbitkan dalam berbagai manuskrip pada abad-abad berikutnya. Buku itu merupakan satu-satunya karya besar dalam bidang kedokteran yang diterjemahkan di Sisilia, yang ketika itu lebih banyak menerjemahkan buku-buku dalam bidang Astronomi dan Matematika
Pada pertengahan abad ke-10, jejak pengetahuan Arab bisa didapatkan dengan jelas di sebelah Utara Alps. Kebudayaan dan pengertahuan dari timur ini masi melalui berbagai saluran seperti kesenian, ilmu pengetahuan, dan sastra .

Sumber : Badri Yatim, 2006, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : PT. Grapindo Persada