Minggu, 21 Februari 2016

RESUME MK SOSIOLOGI

Nama          : Maryamatul Munawwarah
Nim   : 1113111006
MK   : Sosiologi
Ø  Pengertian Sosiologi
            Sosiologi sebagai ilmu bantu bagi ilmu lainnya dan analisis bagi fenomena atau masalah lainnya. Kedudukan sosiologi adalah sebagai ilmu, teori, perspektif/cara pandang, paradigma/pendirian, mazhab/aliran, alat bantu/ilmu bantu, analisis dan ilmu terapan.
1)      Sejarah Perkembangan dan Pembagian Sosiologi
            Munculnya sosiolgi dari sejak kerajaan di Indonesia, sosiologi dibentuk oleh setting sosialnya (masyarakat), Soenarto Kolopaking adalah orang yang pertama kali memberikan kuliah sosiologi dalam bahasa indonesia pada tahun 1948 di Universitas Gajah Mada (UGM). Tokoh sosiologi kontemporer adalah Talcott Person.
            Dalam sosiologi, tokoh yang sering dianggap Bapak ialah Auguste Comte, nama “Sosilogi” adalah hasil ciptaannya, comtepun dianggap sebagai perintis positivisme, sumbangan fikiran yang diberikan comte ialah pembagian sosiologi kedam dua bagian besar : Statika sosial dan Dinamika sosial.
            Interaksi Sosial
            Interaksi sosial merupakan suatu pondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan didalam masyarakat. Interaksi adalah hubungan antara dua orang atau lebih dimana salah satu individunya mempengaruhi, merubah dan memperbaiki perilaku individu yang lain ataupun sebaliknya. Dasar proses interaksi ada empat yaitu :
·         Imitasi (cenderung mengikuti), mengikuti sesuatu diluat dirinya. Syarat-syarat imitasi adalah : minat dan perhatian yang cukup besar, sikap menjunjung tinggi atau mengagumi, dan meniru karena akan memperoleh penghargaan sosial.
·         Sugesti (dorongan), berlangsungnya sugesti karena pihak penerima dilandasi oleh emosi atau tanpa kritik terlebih dahulu. Syarat-syarat sugesti adalah : Hambatan berfikir, fikiran terpecah-pecah dan memandang keahlian.
·         Identifikasi (kecenderungan), keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain yang dianggap ideal.
·         Simpati (tertarik), proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain yang timbul atas dasar penilaian perasaan, dorongan utamanya adalah ingin dimengerti.
Pengendalian Sosial dan Penyimpangan Sosial
            Pengendalian sosial adalah cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggota yang membangkang. Berger mendefinisikan pengendalian sosial sebagai berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggota yang membangkang, roucek mengemukakan bahwa pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana maupun tidak melalui mana individu diajarkan, dibujuk atau dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup kelompok.
            Menurut Berger cara pengendalian sosial yang terakhir dan tertua adalah paksaan fisik, ia pun mentebutakan sejumlah mekanisme lain yang digunakan masyarakat untuk mengendalikan anggotanya yaitu membujuk, memperolok-olok, mendesas-desuskan, mempermalukan dan mengkucilkan.
            Berger berpendapat bahwa setiap individu dalam masyarakat berada dipusat seperangkat lingkaran konsentris yang masing-masing mewakili suatu sistem pengendalian sosial, menurut Berger hidup kita tidak hanya dikuasai oleh orang yang hidup masa kini tetapi juga mereka yang telah meninggal berabad-abad.
            Dalam sosiologi dikenal berbagai teori sosiologi untuk menjelaskan mengapa penyimpangan terjadi, menurut teori differential association (sutherland) penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda dan dipelajari melalui proses alih budaya. Menurut teori labeling (lemer) seseorang menjadi penyimpang karena proses pemberian julukan, cap, etiket, dan merek oleh masyarakat kepadanya.
            Marton mengidentifikasi lima tipe cara adaptasi individu terhadap situasi tertentu, empat diantara lima perilaku peran dalam menghadapi situasi tersebut merupakan perilaku menyimpang.
2)      Kelompok Sosial
            Kelompok sosial sangat penting karena sebagian besar kegiatan manusia berlangsung didalamnya, tanpa kita sadari sejak lahir hingga kini kita telah menjadi anggota bermacam-macam kelompok, dengan menggunakan tiga kreteria yaitu ada tidaknya organisasi, hubungan sosial diantara anggota kelompok, dan kesadaran jenis-bierstdt membedakan empat jenis kelompok yaitu : kelompok statistik, kelompok kemasyarakatan, kelompok sosial, dan kelompok asosiasi.
            Menurut Marton kelompok merupakan sekelompok orang yang salinh berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai nilai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran, konsep lain yang diajukan Marton ialah konsep kategori sosial.
            Durkheim membedakan antara kelompok yang didasarkan pada solidaritas mekanik dan kelompok yang didasarkan pada solidaritas organik, solidaritas organik merupakan ciri yang menandai masyarakat kompleks yang telah mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh saling ketergantungan antar bagian.
            Menurut Weber dalam masyarakat modern kita menjumpai suatu sistem jabatan yang dinamakan birokrasi, organisasi birokrasi yang disebutkan Weber disebut tipe ideal, yang tidak akan kita jumpai dalam masyarakat. Suatu gejala yang menarik perhatiaan banyak ilmuan sosial adalah adanya keterkaitan antara kelompok formal dan kelompok informal, dalam organisasi formal akan terbentuk berbagai kelompok informal, nilai dan aturan kelompok informal dapat bertentangan dengan nilai dan aturan yang berlaku dalam organisasi formal.
3)      Hubungan Antar Kelompok

            Kata kelompok dalam konsep hubungan antar kelompok mencakup semua kelompok yang diklasifikasikan berdasarkan kreteria ciri fisiologis, kebudayaan, ekonomi dan perilaku. Faktor yang mempengaruhi kelompok minoritas dapat dikaji dengan menggunakan dimensi sejarah, demografi, sikap, institusi, gerakan sosial, dan tipe utama hubungan antar kelompok, disamping itu dalam hubungan antar kelompok masih ada dimensi lain yang perlu diperhatikan yaitu dimensi perilaku dan dimensi perilaku kolektif.
            Suatu bentuk hubungan yang banyak disoroti dalam kajian terhadap hubungan antar kelompok ialah hubungan mayoritas-minoritas, dalam definisi Kinloch kelompok mayoritas ditandai oleh adanya kelebihan kekuasaan, konsep mayoritas tidak dikaitkan dengan jumlah anggota kelompok. Ada pula ilmuan sosial yang berpendapat bahwa konsep mayoritas didasarkan pada keunggulan jumlah anggota.
            Redfield melihat bahwa konsep ras merupakan suatu gejala sosial yang berlainan dengan konsep ras sebagai suatu gejala biologis, bagi Berghe ras berarti kelompok yang didefinisikan secara sosial atas dasar kreteria fisik. Menurut Francis kelompok etnik merupakan sejenis komunitas yang menampilkan persamaan bahasa, adat kebiasaan, wilayah, sejarah, sikap, dan sistem politik. Koentjaraningrat mengsulkan agar istilah kelompok etnik diganti dengan istilah golongan etnik atau suku bangsa.
            Dalam hubungan antar kelompok sering ditampilkan prasangka dan juga diskriminasi, Ransford membedakan antara diskriminasi individu dan diskriminasi institusi, prasangka bukanlah prasyarat bagi perilaku diskriminasi dan sebaliknya prasangka yang dianut seseorang pun tidak selalu membuahkan perilaku diskriminasi. Menurut Balton, diskriminasi mewujudkan jarak sosial dengan menggunakan skala sikap yang dinamakan skala jarak sosial, para ilmuan sosial dapat mengukur jarak sosial satu kelompok dengan kelompok lain. Hubungan antar kelompok sering melibatkan gerakan sosial, baik yang diprakarsai oleh pihak yang menginginkan perubahan maupun oleh mereka yang ingin mempertahankan keadaan yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar