Senin, 22 Februari 2016

HAMBATAN dalam KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
HAMBATAN dalam KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Ibrahim MS, MA/Samsul Hidayat, MA




                                     
                                      DISUSUN OLEH :
  Maryamatul Munawwarah
  11131111006

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM  (KPI)
JURUSAN  DAKWAH
SEKOLAH  TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONTIANAK
2013
Hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya
  1. Komunikasi Antarbudaya 
Menurut (www.andimujahidin.net/?p=427, akses tanggal 11 April 2013) Komunikasi merupakan sebuah proses dimana sebuah interaksi antara komunikan dan komunikator yang melakukan pertukaran pesan didalamnya yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung, komunikasi sendiri bisa dikatakan merupakan hal yang paling krusial dalam kehidupan ini. Sebuah interaksi sosial bisa tidak berarti apa-apa jika komunikasi didalamnya tidak berjalan pada semestinya, begitu juga dalam dunia professional atau dunia kerja, komunikasi merupakan hal yang penting dalam memberikan instruksi dari pemimpin kebawahan atau sebaliknya.
Budaya yang bahasa Inggris culture atau dari bahasa Latin colere yang berarti merawat, memelihara dan menjaga. Pada abad pertengahan kata budaya belum digunakan, baru pada abad ke 17 kata latin cultura dipergunakan dalam hubungan dengan alam dan pengembangan kemampuan spritual. Budaya merujuk pada segala yang diciptakan oleh manusia, maksud dan tujuan budaya adalah untuk kesempurnaa manusia.
Secara umum komunikasi antarbudaya adalah “Proses saling berbagai informasi, pengetahuan, perasaan dan pengalaman yang dilakukan oleh manusia dari berbagai budaya. Setiap budaya memiliki nilai-nilai dan sikap-sikap yang dikomunikasikan, sepertinya cara orang Jepang yang yang membungkukan badan satu sama lain, berbeda dengan gaya penyambutan oleh bangsa lainnya didunia. Sehingga setiap orang harus dapat memahami secara lengkap semua tatanan struktur dan proses komunikasi, misalnya dalam komunikasi Etnik dari beberapa kelompok budaya yang berbeda sehingga dapat disampaikan dan diterima pesan komunikasi secara benar.[1]
  1. Hambatan-hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya
Hambatan-hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya terjadi karena alasan yang bermacam-macam karena komunikasi mencakup pihak-pihak yang berperan sebagai pengirim dan penerima secara berganti-ganti maka hambatan-hambatan tersebut dapat terjadi dari semua pihak antara lain :
  • Keanekaragaman dari tujuan-tujuan komunikasi. Masalah komunikasi sering terjadi karena alasan dan motivasi untuk berkomunikasi yang berbeda-beda, dalam situasi antarbudaya perbedaan ini dapat menimbulkan masalah
  • Etnosentrisme banyak orang yang menganggap caranya melakukan persepsi terhadap hal-hal disekelilingnya adalah satu-satunya yang paling tepat dan benar, padahal harus disadari bahwa setiap orang memiliki sejarah masa lalunya sendiri sehingga apa yang dianggapnya baik belum tentu sesuai dengan persepsi orang lain. Etnosentrisme cenderung menganggap rendah orang-orang yang dianggap asing dan memandang budaya-budaya asing dengan budayanya sendiri karena etnosentrisme biasanya dipelajari pada tingkat ketidaksadaran dan diwujudkan pada tingkat kesadaran, sehingga sulit untuk melacak asal usulnya.
  • Tidak adanya kepercayaan karena sifatnya yang khusus, komunikasi antarbudaya merupakan peristiwa pertukaran informasi yang peka terhadap kemungkinan terdapatnya ketidakpercayaan antara pihak-pihak yang terlibat.
  • Penarikan diri komunikasi tidak mungkin terjadi bila salah satu pihak secara psikologis menarik diri dari pertemuan yang seharusnya terjadi. Ada dugaan bahwa macam-macam perkembangan saat ini antara lain meningkatnya urbanisasi, perasaan-perasaan orang untuk menarik diri dan apatis semakin banyak pula.

  • Tidak adanya empati, beberapa hal yang menghambat empati antara lain:
§  Fokus terhadap diri sendiri secara terus menerus, sulit untuk memusatkan perhatian pada orang lain kalau kita berpikir tentang diri kita secara terus-menerus dan bagaimana orang menyukai kita
§  Pandangan-pandangan stereotype mengenai ras dan kebudayaan
§  Kurangnya pengetahuan terhadap kelompok, kelas atau orang tertentu
§  Tingkah laku yang menjauhkan orang mengungkapakan informasi
§  Tindakan atau ucapan yang seolah-olah menilai orang lain
§  Sikap tidak tertarik yang dapat mengakibatkan orang tidak mau mengungkapkan diri
§  Sikap superior
§  Sikap yang menunjukkan kepastian jika seseorang bersikap sok tahu atau bersikap seolah-olah serba tahu maka kemungkinan orang akan bersikap defensif terhadapnya
§  Kekuasaan-kekuasaan digunakan untuk mengontrol atau menentukan tindakan orang lain
§  Hambatan derajat kesamaan atau ketidaksamaan (homofily atau heterofily), hambatan komunikasi antarbudaya dapat ditimbulkan oleh masalah prinsip-prinsip komunikasi yang ditetapkan pada konteks kebudayaan yaitu tidak memahami, menyadari atau memanfaatkan derajat kesamaan atau perbedaan kepercayaan, nilai-nilai, sikap, pendidikan, status sosial antara komunikator dan komunikan.
§  Hambatan pembentukan dan pemrograman budaya, hambatan ini terjadi dalam suatu proses akulturasi yang berlangsung antara imigran dengan masyarakat pribumi. Masalah umum yang sering timbul adalah hambatan stereotype dan prasangka yang biasanya berkembang sejak semula pada saat kita melalui komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi massa.
Namun lain lagi menurut (Barna, 1988 ; Ruben, 1985) dalam (Joseph A. DeVito, 1997 : 488-491) hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya dibagi menjadi 5 yaitu :
  • Mengabaikan Perbedaan Antara Anda dan Kelompok yang Secara Kultural Berbeda
  • Mengabaikan perbedaan Antara Kelompok Kultural yang Berbeda
  • Mengabaikan Perbedaan dalam Makna
  • Melanggar Adat Kebiasaan Kultural
  • Menilai Perbedaan Secara Negatif

  1. Jenis-jenis Hambatan Komunikasi Antarbudaya
Hambatan komunikasi dalam komunikasi antarbudaya mempunyai bentuk seperti sebuah gunung es yang terbenam didalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline). 
Faktor-faktor hambatan komunikasi antarbudaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini adalah norma, stereotip, filosofi bisnis, aturan, jaringan, nilai dan grup cabang.
Terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi antarbudaya yang berada diatas air (above waterline). Hambatan komunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik, hambatan-hambatan tersebut adalah :[2]
  • Fisik (Physical). Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri dan media fisik
  • Budaya (Cultural). Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya satu dengan yang lainnya
  • Persepsi (Perceptual). Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal, sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda
  • Motivasi (Motivational). Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi
  • Pengalaman (Experiantial). Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu
  • Emosi (Emotional). Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar, apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui
  • Bahasa (Linguistic). Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan
  • Nonverbal. Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi, contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan ketika pengirim pesan melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
  • Kompetisi (Competition). Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan, contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena melakukan dua kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon secara maksimal.

  1. Cara menghadapi Hambatan dalam KAB
Seseorang dapat dikatakan sukses sebagai manager bisnis internasional budaya apabila ia mempunyai kemampuan untuk merefleksikan seberapa besar kesungguhannya dalam aspek dibawah ini :[3]
  • Social Competence : Kemampuan untuk membuat jaringan sosial, pandai bergaul dan banyak temannya
  • Openness to other ways of thinking : keterbukaan untuk menerima pikiran yang berbeda dari dirinya
  • Cultural Adaptation : Kemampuan seseorang menerima budaya baru
  • Professional Excellence : Mempunyai kemampuan yang handal dalam bidang tertentu
  • Language Skill : Kemampuan mempelajari bahasa asing dengan tepat
  • Flexibility : Kemampuan dalam penyesuaian diri sesuai dengan tuntutan keadaan
  • Ability to work in team : Kemampuan dalam mengelola dan bekerjasama dalam satu tim
  • Self Reliance or independence : Percaya diri dan mandiri
  • Mobility : Lincah dan wawasannya luas
  • Ability to deal with stress : Mempunyai kemampuan untuk mengatasi stress
  • Adaptability of the family : Keluarganya pandai menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
  • Patience : Ulet dan sabar
  • Sesivity : Peka terhadap sesuatu yang baru














DAFTAR PUSTAKA

Joseph A. DeVito, 1997. Komunikasi Antarmanusia, Jakarta : Professional Books
Alo Liliweri, 2007. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta : LKIS
Alex H Rumondor, 2005. Komunikasi Antar Budaya, Universitas Terbuka
www.andimujahidin.net/?p=427, akses tanggal 11 April 2013



Tidak ada komentar:

Posting Komentar