Minggu, 21 Februari 2016

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN KAMPANYE

PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN KAMPANYE

DOSEN PENGAMPU :
HANDES, M. Ikom



DISUSUN OLEH :
MARYAMATUL MUNAWWARAH

JURUSAN  DA’WAH
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM  (KPI)
SEKOLAH  TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONTIANAK
2012

BAB I
PENDAHULUAN

Strategi itu pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya, komunikasi secara efektif adalah sebagai berikut : Bagaimana mengubah sikap, mengubah opini, dan mengubah perilaku baik dalam perbuatan maupun dalam tindakan.
Sedangkan tujuan strategi komunikasi tersebut sebagai berikut : To secure understanding yaitu untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi, to motive acceptance yaitu bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik. to motive action yaitu penggiatan untuk memotivasinya, dan bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.
            Peristiwa dalam proses komunikasi kampanye ini melibatkan konseptor (conception skill), teknisi komunikasi (technical skill) dan komunikator dengan segala kemampuan komunikasi (communication skill) untuk mempengaruhi komunikan dengan dukungan berbagai aspek teknis dan praktis operasional dalam bentuk perencanaan yang taktis dan strategis untuk mencapai tujuan tertentu.
Pada hakikatnya tujuan kampanye adalah bagaimana mengubah opini publik dan perilaku lainnya sesuai dengan tujuan dan perencanaan yang ditetapkan, melalui teknik komunikasi tersebut, seperti prosedur untuk menarik perhatian pada penggiatan komunikasi dalam kampanye dikenal “A procedure, from attention to action” atau dengan formula lain dengan slogan “AIDDA”.









BAB II
PEMBAHASAN
A.    STRATEGI KOMUNIKASI DAN KAMPANYE
            Tujuan komunikasi dilihat dari berbagai aspek dalam kampanye dan propaganda baik untuk keperluan promosi maupun publikasi misalnya, tujuan komunikasi dalam dunia periklanan (advertising communication) adalah selain memberikan informasi suatu produk yang dikampanyekan juga menitik beratkan bujukan (persuasif) dan menanamkan awareness dalam benak konsumen sebagai upaya memotivasi pembelian.
            Pemasaran (marketing) berupaya meluaskan pasaran suatu produk sedangkan kampanye PR (public relations campaign) dalam berkomunikasi bertujuan menciptakan pengetahuan, pengertian, pemahaman, kesadaran, minat, dan dukungan dari berbagai pihak untuk memperoleh citra bagi lembaga atau organisasi yang diwakilinya. 
            Jadi, strategi itu pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya, komunikasi secara efektif adalah sebagai berikut :
§  Bagaimana mengubah sikap (how change the attitude).
§  Mengubah opini (to change the opinion).
§  Mengubah perilaku (to change behavior).
v  Tujuan strategi komunikasi tersebut sebagai berikut :
§  To secure understanding yaitu untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi.
§  To motive acceptance yaitu bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik.
§  To motive action yaitu penggiatan untuk memotivasinya.
§  The goals which the communicator sought to achieve yaitu bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.
            Peristiwa dalam proses komunikasi kampanye ini melibatkan konseptor (conception skill), teknisi komunikasi (technical skill) dan komunikator dengan segala kemampuan komunikasi (communication skill) untuk mempengaruhi komunikan dengan dukungan berbagai aspek teknis dan praktis operasional dalam bentuk perencanaan yang taktis dan strategis untuk mencapai tujuan tertentu.

            Kondisi mendukung sukses tidaknya penyampaian pesan (message) tersebut dalam berkampanye, menurut Wilbur Schramm di dalam bukunya, The Process dan Effects of Mass Communications yaitu sebagai berikut :
§  Pesan dibuat sedemikian rupa dan selalu menarik perhatian.
§  Pesan dirumuskan melalui lambang yang mudah dipahami atau dimengerti oleh komunikan.
§  Pesan menimbulkan kebutuhan pribadi dari komunikannya.
§  Pesan merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi, sesuai dengan situasi dan keadaan kondisi dari komunikan.
            Pesan tersebut berupa ide, pikiran, informasi, gagasan, dan perasaan, pikiran dan perasaan tersebut tidak mungkin dapat diketahui oleh komunikan, jika tidak menggunakan “suatu lambang yang sama-sama dimengerti”.

B.     TEKNIK BERKOMUNIKASI DALAM KAMPANYE
            Pada hakikatnya tujuan kampanye adalah bagaimana mengubah opini publik dan perilaku lainnya sesuai dengan tujuan dan perencanaan yang ditetapkan, melalui teknik komunikasi tersebut, seperti prosedur untuk menarik perhatian pada penggiatan komunikasi dalam kampanye dikenal “A procedure, from attention to action” atau dengan formula lain dengan slogan “AIDDA”, AIDDA tersebut singkatan dari :
A - attention = menarik perhatian
I - interest = membangkitkan minat
D - desire = menumbuhkan hasrat
D - decision = membuat keputusan  
A - action = melakukan penggiatan
Penggiatan proses komunikasi dalam kampanye public relation tersebut melalui dua cara, yakni sebagai berikut:
§  Proses kampanye yang berlangsung secara singkat
§  Proses kampanye yang berlangsung dalam waktu lama dan terus-menerus.
Dengan dua cara tersebut, maka kampanye itu akan menimbulkan efek dari proses  komunikasi yang bisa berbentuk menarik perhatian, simpati, empati, dan bisa sebaliknya antipati

C.    MENGGALANG OPINI PUBLIK
            Bahwa dalam melakukan kampanye bertujuan untuk menggalang atau merekayasa opini publik (public opinion) yang disusun secara periodik dan tertentu dalam program khusus, baik bulanan maupun tahunan. Sebelum mengadakan kampanye untuk membentuk dan merekayasa opini publik itu, terlebih dahulu disusun agenda setting yaitu penyusunan suatu benda atau skenario untuk mengangkat topik tertentu atau tema tentang isu apa yang akan diangkat melalui teknik publikasi atau promosi.
            Biasanya dalam menyusun agenda setting tersebut harus bekerja sama dengan pihak pers dan media massa untuk mengangkat isu tertentu kepada publik yang nantinya akan memperoleh respon dari masyarakat dalam bentuk tanggapan positif (diterima) atau negatif (ditolak) setelah melalui proses dalam jangka waktu tertentu.
            Yang menjadi titik tolak berhasil atau tidaknya untuk merekayasa opini publik (reengineering of public opinion) melalui teknik kampanye public relation untuk memperoleh publisitas seperti yang diharapkan, yang paling penting bekerja sama dengan pihak para wartawan dan redaktur di berbagai media massa untuk mengangkat suatu isu yang dimaksudkan, baik media cetak maupun media elektronik untuk secara serentak disebarluaskan (simultaneity effect) dalam bentuk berit (news), featurise, artikel, advetorial, dan informasi lainnya agar pesan-pesan yang disebarluaskan itu sampai ke masyarakat diberbagai tempat dalam waktu yang bersamaan. Namun, yang menjadi pertanyaan “Apakah dengan cara merekayasa melalui agenda setting yang dibentuk dan direncanakan untuk kampanye public relation tersebut akan berhasil?
            Jawabannya belum tentu berhasil, bahkan menimbulkan opini yang negatif karena banyak faktor yang mendukung keberhasilan untuk membentuk opini publik positif seperti yang diharapkan. Disamping itu, hasilnya bisa dirasakan dalam jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang (tertunda), tergantung intensitas kampanyenya, teknik publikasi, pesan yang disampaikan itu belum tentu cocok dengan kebutuhan atau keinginan komunikan, hingga kemampuan komunikator dalam menyampaikan pesan (communication skill) atau derajat kepentingan (magnitude) informasi, isu, berita, ide, gagasan, dan sebagainya belum optimal menjangkau atau mempengaruhi komunikasinya.



D.    STRATEGI PENULISAN BERITA (PESAN)
            Menurut Harwood Childs, ada beberapa strategi dalam kegiatan public relations untuk merancang suatu pesan dalam bentuk informasi atau berita yaitu sebagai berikut :
§  Strategy of publicity
            Melakukan kampanye untuk penyebaran pesan (message) melalui proses publikasi suatu berita melalui kerja sama dengan berbagai media massa, selain itu dengan menggunakan taktik merekayasa suatu berita akan dapat menarik perhatian audiensi sehingga akan menciptakan publisitas yang menguntungkan.
§  Strategy of persuation
            Berkampanye untuk membujuk atau menggalang khalayak melalui tekhnik sugesti atau persuasi untuk mengubah opini publik dengan mengangkat segi emosional dari suatu cerita, artikel, atau featuris berlandaskan humaniti interest.
§  Strategy of argumentation
            Strategi ini biasanya dipakai untuk mengantisipasi berita negatif yang kurang menguntungkan, kemudian dibentuk berita tandingan yang mengemukakan argumentasi yang rasional agar opini publik tetap dalam posisi yang menguntungkan. Dalam hal ini, kemampuan public relations sebagai komunikator yang handal diperlukan untuk mengemukakan suatu fakta yang jelas dan rasional dalam mengubah opini publik melalui berita atau statement yang dipublikasikan.
§  Strategy of image
            Strategi pembentukan berita yang positif dalam publikasi untuk menjaga citra lembaga atau organisasi termasuk produknya, misalnya tidak hanya menampilkan segi promosi tetapi bagaimana menciptakan publikasi nonkomersial dengan menampilkan kepedulian terhadap lingkungan dan sosial (Humanity relations and social marketing) yang menguntungkan citra bagi lembaga atau organisasi secara keseluruhan (corporate image).
            Menurut Dr. Willard G. Bleyer mengatakan berita yang baik adalah “Anything timely that interest a number of readers” yang artinya “Berita yang baik adalah segala sesuatu terbaru, hangat, dan aktual sehingga dapat menarik perhatian sebagian besar pembacanya”. Selain sebagai kontrol sosial fungsi jurnalistik paling pokok adalah memberikan informasi, menginterpretasikan, membimbing, mendidik, hingga menghibur pembacanya.

E.     TEKNIK BERKAMPANYE
Untuk berhasilnya suatu persuasi dalam berkampanye melalui berbagai teknik agar dalam penyampaian pesan (message) kepada audiensinya cukup efektif, antara lain beberapa teknik kampanye yang lazim dipergunakan dalam kegiatan public relations atau periklanan yaitu sebagai berikut :
§  Partisipasi (participating), yaitu teknik yang mengikutsertakan (partisipasi) atau peranserta komunikasi atau audiensi yang memancing minat atau perhatian yang sama ke dalam suatu kegiatan kampanye dengan tujuan untuk menumbuhkan saling pengertian, menghargai, kerjasama dan toleransi.
§  Assosiasi (Association), yaitu menyajikan isi kampanye yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau obyek yang tengah ramai atau sedang “in” dibicarakan agar dapat memancing perhatian masyarakat, misalnya “three in one” maka orang akan ingat akan pembatasan penumpang mobil pribadi yang melewati jam tertentu di kawasan jalan protokol di Jakarta.
§  Teknik integratif (integrative), yaitu bagaimana untuk menyatukan diri (komunikator) kepada khalayaknya secara komunikatif dengan mengucapkan kata-kata “kita, kami, anda sekalian atau untuk anda, dan sebagainya yang artinya mengandung makna bahwa yang disampaikan pihak komunikator bukan untuk kepentingan dirinya atau perusahaannya atau bukan untuk mengambil keuntungan sepihak, tetapi mengambil manfaat secara bersama demi untuk kepentingan bersama.
§  Teknik ganjaran (pay off technique), yaitu bermaksud untuk mempengaruhi komunikan dengan suatu ganjaran (pay off) atau menjanjikan sesuatu dengan “iming-iming hadiah” dan lain sebagainya dengan dua kemungkinan : Bisa berupa benefit (manfaat), kegunaan, dan sebagainya dan juga bisa berupa ancaman, kekhawatiran, dan suatu yang menakutkan.
Bedanya, untuk pertama adalah berupaya menumbuhkan kegairahan dan menitik beratkan emosional (emotional appeal) dan yang kedua yakni untuk membangkitkan rasa takut, ketegangan, atau kekhawatiran bila hal tersebut atau tertentu bisa terjadi dikemudian hari.



§  Memperoleh empati (empathy), yaitu suatu teknik berkampanye dalam menempatkan diri dalam posisi komunikan atau ikut merasakan dan “peduli” situasi atau kondisi pihak komunikan, biasanya dalam public relations dikenal dengan social responsibility and human relations.
§  Teknik koersi atau paksaan (coersion technique), yaitu dalam komunikasi melakukan kampanye lebih menekankan suatu “paksaan” yang dapat menimbulkan rasa ketakutan atau kekhawatiran bagi pihak komunikan yang tidak mau tunduk melalui suatu ancaman tertentu.
Disamping itu, ada risiko yang dihadapi dalam berkampanye yang dapat menggagalkan teknik persuasi atau membujuk pihak khalayak sasaran (target audience), yaitu sebagai berikut:
ü  Penyesatan suatu pengertian atau pemahaman tentang tema kampanye yang tengah dilancarkan oleh pihak lain (kompetitor).
ü  Merusak atau memalsukan isi atau materi pesan (to make the message invalid).
ü  Menafsirkan suatu pesan dengan ukuran menurut pengertian atau pandangan sepihak (subjective evaluation).
ü  Memberikan pesan yang bahasanya terlalu sukar untuk dimengerti atau dicerna maksud dari pesan yang hendak disampaikan itu (to make the message too dificult to be understanding).
v  Materi dan Isi Program Kampanye
            Materi dan isi kampanye tersebut biasanya menyangkut :
ü  Tema, topik, dan isu apa yang ingin diangkat ke permukaan agar mendapat tanggapan.
ü  Tujuan dari kampanye.
ü   Program atau perencanaan acara dalam kampanye.
ü  Sasaran dari kampanye yang hendak dicapai.
Rangkaian perencanaan dan komunikasi public relations tersebut merupakan blue print yang disusun secara sistematis yang akan menjadi patokan atau pedoman dan yang digambarkan dalam suatu pola tahapan yang saling terkait erat satu sama lain, komponen-komponen setiap langkah penggiatan program kampanye tersebut dibentuk secara berangkai mulai dari :
ü  Analisis situasi dan audit komunikasi.
ü  Merumuskan tujuan dan target waktunya.

ü   Menentukan publiknya (target audience).
ü  Menentukan media.
ü   Menetapkan anggaran untuk kampanye tersebut.
ü  Program penggiatan kampanye.
ü  Analisis hasil program tersebut dan aplikasinya, berhasil atau tidaknya berdasarkan “planning your work and working your plan”.
Kemudian sebagai acuan untuk mengukur keberhasilan dari program kampanye public ralitions tersebut, tergantung ada apa dan bagaimana masalah yang akan dihadapi oleh setiap kegiatan, lembaga atau organisasi, serta perusahaan melalui peranan public relationsnya. Sedangkan sebagai tolok ukurnya atau langkah terakhir adalah target atau sasaran yang hendak dicapai yaitu : Memperoleh citra positif dan memperoleh kepercayaan .
Realitasnya atau bukan khayalan walaupun sasarannya tidak berwujud (intangible) seperti point pertama dan kedua tersebut di atas, tetapi bisa dirasakan melalui kesan, baik secara individual maupun opini publik yang diterima secara positif, hasil kerja dari public relations adalah bersifat intangible seperti saling mempercayai, saling berfikir positif.
















BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
            Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan pelaksanaan kampanye sangat berpengaruh terhap perubahan sikap dan prilaku khalayak, keberhasilan atau keefektifan kampanye tergantung pada kecocokan antara dampak yang direncanakan dan dampak yang dihasilkan, sedangkan strategi komunikasi dalam kegiatan kampanye sangat diperlukan karena tanpanya kampanye tidak akan berhasil.
  1. SARAN
            Didalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan atau jauh dari kata sempurna, maka dari pada itu bagi para pembaca atau pendengar kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan dalam penulisan makalah ini.












DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar