Senin, 22 Februari 2016

HCC & LCC (Maryamatul Munawwarah 1113111006)

KEBUDAYAAN KONTEKS TINGGI (HCC) dan
KEBUDAYAAN KONTEKS RENDAH (LCC)

A.    Latar Belakang


Setiap kebudayaan mengajarkan cara-cara tertentu untuk memproses informasi yang masuk dan keluar dari atau ke lingkungan sekeliling mereka, misalnya mengatur bagaimana setiap anggota budaya memahami cara mengemas informasi kemudian melakukan pertukaran informasi. Beberapa kebudayaan berhasil membangun suatu harapan (expectation) ke dalam sistem mereka sehingga anggotanya otomatis mengetahui apa sistem yang harus dibuat untuk merespons informasi pada saat dan situasi yang tepat, sebaliknya kebudayaan lain tidak mempunyai asumsi ini.   
Beberapa kebudayaan juga tidak mewajibkan anggotanya untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap informasi, apalagi informasi itu bersifat rutin dan ritual, juga tentang bagaimana mereka harus berperilaku yang sama dalam menanggapi informasi. Artinya ada pula kebudayaan yang mengajarkan cara-cara yang lebih praktis dalam memproses informasi meskipun informasi itu dipertukarkan dalam sejumlah situasi yang berbeda-beda.
Sebuah kebudayaan yang mana suatu prosedur pengalihan informasi menjadi lebih sukar dikomunikasikan, kita sebut Kebudayaan Konteks Tinggi atau High Context Culture (HCC). Sebaliknya kebudayaan yang mana suatu prosedur pengalihan informasi menjadi lebih gampang dikomunikasikan, kita sebut Kebudayaan Konteks Rendah atau Low Context Culture (LCC).
High Context Culture dan Low Context Culture adalah terminologi yang diperkenalkan oleh seorang Antropologis, Edward T. Hall dalam buku Beyond Culture yang diterbitkan pada tahun 1976. HCC dan LCC merujuk kepada tendensi kebudayaan yang menggunakan konteks pesan tinggi lebih daripada konteks pesan rendah di dalam komunikasi rutin.
Para anggota kebudayaan HCC sangat mengharapkan agar anda menggunakan cara-cara yang lebih praktis yang dapat menolong mereka mengakses informasi dalam variasi situasi apapun. Hal ini karena kebudayaan masyarakat HCC umumnya bersifat implisit, mungkin sekali apa yang hendak anda sampaikan itu sudah ada dalam nilai-nilai, norma-norma, dan sistem kepercayaan mereka.
Kontras dengan kebiasaan HCC maka anggota kebudayaan LCC sangat mengharapkan agar anda tidak perlu menggunakan cara-cara praktis hanya untuk menolong mereka mengakses informasi dalam variasi situasi apapun. Anda cukup memberikan informasi secara garis besar saja dan mereka mampu mengaksesnya dengan mudah. Hal ini karena kebudayaan masyarakat LCC umumnya bersifat eksplisit, dan banyak informasi yang anda sampaikan mungkin sekali belum atau kurang diperhatikan dalam sistem nilai, norma dan sistem kepercayaan mereka.

B.     Pembahasan

Contoh kebudayaan  yang termasuk dalam Kebudayaan Konteks Rendah (LCC), antara lain yaitu Australia, Inggris Kanada, sebagian Inggris (dalam perdebatan), Finlandia, Jerman, Irlandia, Selandia Baru, Negara-negara Skandinavia, Swiss, Amerika Serikat (terkecuali di daerah Selatan Amerika Serikat). Sementara kebudayaan yang termasuk dalam Kebudayaan Konteks Tinggi, antara lain yaitu: Kebudayaan Timur Tengah, Asia, Afrika,  Amerika Latin, Perancis Kanada, dan beberapa kebudayaan di Eropa.
Beberapa aplikasi yang berkaitan dengan HCC dan LLC dikemukakan oleh Stella Ting Toomey (1985;1988) dalam Loloweri (2003: 155-158) seperti yang dijelaskan di bawah ini:

1.      Persepsi Terhadap Isu dan Orang yang Menyebarkan Isu
Kebudayaan LCC mendorong anggotanya untuk memisahkan isu (catatan: isu harus dilihat sebagai tema utama informasi yang dipertukarkan) dari orang. Contoh, jika anda berbicara dengan seseorang dari kebudayaan LCC maka mereka lebih mengutamakan isi informasi dan tidak mempersoalkan siapa yang menjadi sumber informasi itu. Dalam kebudayaan HCC,  isu dan orang yang mengkomunikasikan isu tidak dapat dipisahkan. Kadang-kadang kebenaran isu tergantung pada siapa yang mengatakan sehingga kalau anda menolak yang memberikan isu maka anda pun menolak informasi yang dia berikan.

2.      Persepsi Terhadap Relasi Antarpribadi Dalam Tugas
Budaya LCC memandang relasi antarpribadi dalam tugas sangat formal dan impersonal, relasi antarpribadi hanya berdasarkan relasi tugas-tugas (task oriented), akibatnya mereka mengabaikan relasi antarpribadi. Sebaliknya budaya HCC memandang relasi antarpribadi dalam tugas lebih sebagai bagian dari relasi sosial (social oriented) sehingga kadang-kadang tidak berorientasi pada tugas.

3.      Persepsi Terhadap Kelogisan Informasi
Anggota kebudayaan LCC kurang menyukai informasi yang tidak rasional, mereka cenderung mengutamakan rasionalitas. Pada umumnya mereka menjauhi jenis-jenis informasi yang tidak tentu apalagi informasi tersebut dipertukarkan dalam percakapan-percakapan yang tidak serius. Akibatnya mereka akan melacak si pemberi informasi, siapakah dia? Siapa yang mendorong orang itu mengambil langkah seperti itu? Apa prestasi kerja yang sudah dicapai orang itu ? Sebaliknya anggota kebudayaan HCC tidak menyukai sesuatu yang terlalu rasional, mereka cenderung mengutamakan emosi dalam mengakses informasi. Pada umumnya mereka menjauhi jenis-jenis informasi yang terlalu rasional dan sangat mengutamakan basa-basi dalam percakapan-percakapan yang tidak serius.

4.      Persepsi Terhadap Gaya Komunikasi
Anggota kebudayaan LCC memakai gaya komunikasi langsung. Mereka mencari dan mengabsorbsi langsung dari sumbernya, atau berkomunikasi secara langsung (direct communication). Gaya komunikasi mereka lebih mengutamakan pertukaran informasi secara verbal (hanya sedikit didukung oleh pesan non verbal), pertemuannya bersifat formal, langsung, tatap muka, dan tanpa basa-basi pertemuan langsung ke tujuan. Sebaliknya budaya HCC selalu memggunakan gaya komunikasi tidak langsung (indirect communication).  Gaya komunikasi kurang formal, pesan-pesan lebih banyak didukung oleh non verbal, lebih suka berkomunikasi tatap muka, jika perlu dengan basa-basi dan ritual.

5.      Persepsi Terhadap Pola Negosiasi
Anggota masyarakat kebudayaan LCC cenderung melakukan negosiasi yang bersifat linear dan logis dalam menyelesaikan masalah. Analisis merupakan suatu prosedur yang esensial dari kebudayaan ini, negosiasi harus singkat dan tidak bertele-tele, masuk akal, pakai otak, pendekatannya adalah bargaining. Contoh yang baik adalah gaya komunikasi sebagai sesuatu yang utama dalam proses resolusi konflik yang kadang-kadang menggunakan pendekatan konfrontasi. Sebaliknya pada masyarakat HCC memakai sistem perundingan yang halus, pilihan komunikasinya meliputi perasaan dan intuisi.
Gaya HCC lebih mengutamakan hati daripada otak. Sebaliknya budaya HCC  selalu menggunakan gaya komunikasi tidak langsung dalam menyelesaikan konflik, mereka tidak menjadikan informasi sebagai sesuatu yang utama dalam proses resolusi konflik tetapi mengutamakan faktor-faktor relasi antarmanusia, emosi budaya, yang kadang-kadang menggunakan pendekatan human relations.

6.      Persepsi Terhadap Informasi Tentang Individu
Anggota budaya LCC  lebih mengutamakan informasi tentang seorang individu, aspek-aspek dari individu, aspek-aspek dari individu itu harus lengkap, mereka tidak mengutamakan pertimbangan latar belakang individu keanggotaan (sosial, budaya, etnik, agama). Dalam LCC, orang menginginkan sebuah prediksi tentang siapa individu itu (siapakah dia ini, dia kerja apa, dia benar atau salah, keahliannya
apa).Sebaliknya masyarakat dengan kebudayaan HCC lebih menekankan kehadiran seorang individu dengan dukungan faktor sosial, mereka tidak peduli siapakah dia, dia kerja apa, dia benar atau salah, keahliannya apa. Hal ini karena pada HCC, orang lebih mendengarkan loyalitas kelompoknya (organisasi, keluarga, loyalitas nasional, dan nilai-nilai kolektif).
            Untuk lebih memahami penjelasan di atas, berikut ini beberapa perbandingan HCC dan LCC yang digambarkan dalam tabel seperti di bawah ini.

Tabel 12.1
PERBANDINGAN PERSEPSI BUDAYA PADA HCC DAN LCC.
High Culture Context (HCC)
Low Culture Context (LCC)
§  Prosedur pengalihan informasi lebih sukar
§  Prosedur pengalihan informasi menjadi lebih gampang
Persepsi terhadap isu dan orang yang menyebarkan isu
§  Tidak memisahkan isu dan orang yang mengkomunikasikan isu
§  Memisahkan isu dan orang yang megkomunikasikan isu
Persepsi terhadap tugas dan relasi
§  Mengutamakan relasi sosial dalam melaksanakan tugas
§  Social oriented
§  Personal relations
§  Relasi antarmanusia dalam tugas berdasarkan relasi tugas
§  Task orientend
§  Impersonal relations
Persepsi terhadap kelogisan informasi
§  Tidak menyukai informasi yang rasional
§  Mengutamakan emosi
§  Mengutamakan basa-basi
§  Menyukai informasi yang rasional
§  Menjauhi sikap emosi
§  Tidak mengutamakan basa-basi
Persepsi terhadap gaya komunikasi
§  Memakai gaya komunikasi tidak langsung
§  Mengutamakan pertukaran informasi secara nonverbal
§  Mengutamakan suasana komunikasi yang informal
§  Memakai gaya komunikasi langsung
§  Mengutamakan pertukaran informasi secara verbal
§  Mengutamakan suasana komunikasi yang formal
Persepsi terhadap informasi pola negosiasi
§  Mengutamakan perundingan melalui human relations
§  Pilihan komunikasi meliputi perasaan dan intuisi
§  Mengutamakan hati daripada otak
§  Mengutamakan perundingan melalui bargaining
§  Pilihan komunikasi meliputi pertimbangan rasional
§  Mengutamakan otak daripada hati
Persepsi terhadap informasi tentang individu
§  Mengutamakan individu dengan mempertimbangkan dukungan faktor sosial
§  Mempertimbangkan loyalitas individu kepada kelompok
§  Mengutamakan kapasitas individu tanpa memperhatikan faktor sosial
§  Tidak mengutamakan pertimbangan loyalitas individu kepada kelompok
Bentuk pesan/informasi
§  Sebagian besar pesan tersembunyi dan implisit
§  Sebagian besar pesan jelas, tampak dan eksplisit
Reaksi terhadap sesuatu
§  Reaksi terhadap sesuatu tidak selalu nampak
§  Reaksi terhadap sesuatu selalu tampak
Memandang in group dan out group
§  Selalu luwes dalam melihat perbedaan in group dengan out group
§  Selalu memisahkan kepentingan in group dengan out group
Sifat pertalian antarpribadi
§  Pertalian antarpribadi sangat kuat
§  Pertalian antarpribadi sangat lemah
Konsep waktu
§  Konsep terhadap waktu sangat terbuka atau luwes
§  Konsep terhadap waktu yang sangat terorganisir
(Sumber: Loloweri, 2003: 158-159)
C. Kesimpulan


            Dari pembahasan di atas, dapat kita simpulkan:

1. Kebudayaan dimana pengalihan informasi  yang lebih sukar dikomunikasikan disebut Kebudayaan Konteks Tinggi (HCC) sementara kebudayaan dimana pengalihan informasi lebih mudah dikomunikasikan disebut Kebudayaan  Konteks Rendah (LCC).
2. Ada beberapa persepsi HCC dan LCC yaitu: persepsi terhadap isu, relasi antar pribadi, kelogisan informasi, gaya komunikasi, pola negosiasi, dan informasi tentang individu.
3. Kebudayaan yang termasuk HCC antara lain Timur Tengah, Afrika, Asia dan beberapa kebudayaan di Eropa. Sementara itu, kebudayaan yang termasuk LCC antara lain kebudayaan Eropa pada umumnya, serta Amerika Serikat pada umumnya.
           
           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar