Senin, 22 Februari 2016

BUDAYA KOREA SELATAN (Maryamatul Munawwarah 1113111006)


Di negara yang di kenal dengan negeri gingseng ini ternyata menyimpan banyak sekali kebudayaan yang unik, ya pastinya setiap Negara mempunyai kebudayann tersendiri yang unik tapi kali ini saya ingin membahas sedikit kebudayaan di Negara Korea Selatan ini. Korea selatan adalah negara yg rakyatnya punya karakteristik ingin maju dan tidak ingin kalah dari yang lain. Mereka saling bersaing berlomba2 bekerja lebih keras daripada yang lain. Dalam bahasa Korea ada sebuah kata yang kalau diterjemahkan ke bahasa Inggris menjadi “envy”. Tetapi kata “iri” ini bermakna positif, bukan negatif. Yaitu, orang yang envy ini akan berusaha sebisanya untuk seperti yang lain. Istilahnya, “kalau dia bisa, kenapa saya tidak?”.
Sifat yang inilah yang membuat Korea selatan menjadi negara maju. Karena mereka tidak mau kalah dengan negara lain. Dalam bidang science dan technology, mereka cukup maju di dunia. Dana riset besar-besaran dikucurkan di mana-mana. Mereka yang mengerjakan riset ini, diharuskan menunjukkan bukti sudah terpublikasinya karya ilmiah mereka di penerbitan internasional sehingga cukup dikenal oleh negara-negara lain.
Rakyat Korea punya sifat lain yaitu hurry hurry atau “cepat cepat” atau terburu-buru. Walaupun di banyak hal membuat suatu pekerjaan jadi dikerjakan tergesa-gesa, sifat ini membuat segalanya bisa cepat diselesaikan. Public service di Korea selatan cukup bagus, segalanya bisa diselesaikan dengan cepat. Pengalaman di kantor imigrasi, membuat KTP, urusan bank, mengurus tax return, memesan barang untuk keperluan riset, sampai urusan membuat nomer hp bisa cepat diselesaikan.
Sifat lain rakyat Korea adalah “polos” atau “tidak pakai prasangka” ketika mereka mempelajari tentang orang asing. Memang pada dasarnya mereka punya identitas bangsa yang kuat sehingga merasa aneh jika bertemu orang asing, karena adanya perbedaan warna kulit, bentuk badan (misalnya orang Korea selatan banyak yg langsing sehingga heran melihat orang yang super gemuk), rambut, mata, dan lain-lain. Semua perbedaan yang terdapat pada diri orang asing, sangat terlihat di mata mereka. Tetapi hal ini diikuti dengan sikap tanpa prasangka mereka. Contohnya seperti kalau beberapa orang barat terpengaruh media yg menggembar gemborkan Islam dan teroris, sehingga jilbab ikut disangkut pautkan, hal ini tidak terjadi pada orang Korsel. Mereka melihat orang Islam sebagai just another culture maupun jilbab sebagai “ahh itu kan Cuma baju kebudayaan mereka saja.” Jadi, jika orang Korsel bertemu orang-orang dari negeri lain, pada awalnya memang mereka akan terheran-heran dan menanyakan berbagai macam pertanyaan yg sungguh “polos”, karena mereka tidak biasa hidup bersama orang yg sangat berbeda (lain halnya dengan di Indonesia misalnya, di mana alam negeri kita sendiri sudah berbeda-beda sekali suku dan budayanya).
Korea Selatan adalah negeri yang aman. Selain karena tingkat ekonomi yg baik (termasuk salah satu dari 30 negara anggota OECD ) rakyat Korea Selatan seperti punya “kacamata kuda”. Keburukannya mungkin kalau ada orang di sekitarnya kenapa-kenapa, dia tidak tahu atau tidak bisa membantu. Tapi kebaikannya, mereka seakan-akan punya kepribadian “tidak suka mengusik milik orang lain. Sama seperti budaya Asia pada umumnya, di Korea Selatan  ada senioritas (yg lebih tua lebih dihormati), tapi memang dengan kadar yg lebih tinggi daripada negeri kita.
Kebudayaan Korea Selatan sangat beranekaragam. Disini saya akan menjelaskan beberapa macam kebudayaan Korea Selatan, diantaranya :
A.    Budaya Perkawinan
Kebudayaan garis keluarga di Korea adalah berdasarkan atas sistem Patrilinial. Dalam hal ini pria memegang peranan penting dalam kesejahteraan keluarkan dan diwajibkan untuk bekerja. Wanita diperbolehkan untuk bekerja hanya kalau diperbolehkan oleh suami atau jika hasil kerja suaminya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tugas utama wanita adalah untuk mengasuh anak dan menjaga rumah sama seperti halnya di Negara kita Indonesia. Budaya perkawinan Korea sangat menghormati kesetiaan. Para janda, walaupun jika suami mereka mati muda, tidak dizinkan menikah lagi dan harus mengabdikan hidupnya untuk melayani orang tua dari suaminya. Begitu juga yang terjadi pada seorang duda yang harus melayani orang tua dari istrinya walaupun istrinya tersebut mati muda.
B.     Budaya dalam Hal Keturunan
Dalam budaya Korea , keturunan atau anak dianggap sebagai sebuah anugerah yang amat besar dari Tuhan. Oleh karena itu, setiap keluarga disarankan untuk memiliki paling tidak seorang keturunan.Karena budaya Korea Selatan yang amat menghormati anugerah Tuhan tersebut, aborsi yang bersifat sengaja akan diberikan hukuman yang amat berat secara adapt, yaitu hukuman mati kepada sang Ibu dan orang lain yang mungkin terlibat di dalamnya, seperti suaminya (jika suaminya yang memaksa), dokter (jika dokter yang memberikan sarana untuk aborsi), dan lain-lain. Akan tetapi, secara hukum, tidak akan diadakan hukuman mati. Hukuman mati biasanya hanya dilaksanakan di daerah pedalaman Korea di mana adat masih berpengaruh secara kuat. Pembagian harta warisan dalam budaya ini amatlah adil. Tanpa memperdulikan jenis kelamin, keturunan dari seseorang akan mendapatkan pembagian harta dengan jumlah yang sama dengan saudara-saudaranya. Akan tetapi, dalam prakteknya ini tidak selalu terjadi. Kebanyakan orang tua menyisihkan lebih banyak harta warisan kepada anak tertua mereka.
C.    Budaya Makanan
Dalam budaya Korea , ada satu makanan khas yang memiliki suatu arti yang tidak dimiliki oleh makanan lainnya. Makanan ini disebut kimchi. Di setiap session makanan, ketidakberadaan kimchi akan memberikan kesan tidak lengkap. Masakan Korea adalah makanan tradisional yang didasarkan pada teknik dan cara memasak orang Korea. Mulai dari kuliner istana yang pelik sampai makanan khusus dari daerah-daerah serta perpaduan dengan masakan modern, bahan-bahan yang digunakan serta cara penyiapannya sangat berbeda. Banyak sekali makanan Korea yang sudah mendunia. Makanan yang dijelaskan di sini sangat berbeda dengan makanan yang disajikan dalam kuliner istana (surasang), yang sampai saat ini juga dinikmati sebagian besar masyarakat Korea.
Masakan Korea berbahan dasar berasmie, tahusayuran dandaging. Makanan tradisional Korea terkenal akan sejumlah besar makanan sampingan (lauk) yang disebut banchan yang dimakan bersama dengan nasi putih dan sup (kaldu). Setiap makanan dilengkapi dengan banchan yang cukup banyak. Kimchi adalah suatu makanan yang biasanya merupakan sayuran yang rendah kalori dengan kadar serat yang tinggi (misalnya bawang, kacang panjang, selada, dan lain-lain) yang dimasak sedemikian rupa dengan bumbu dan rempah-rempah sehingga menghasilkan rasa yang unik dan biasanya pedas. Dalam kenyataannya (menurut hasil penelitian kesehatan WHO), jenis-jenis kimchi memiliki total gizi yang jauh lebih tinggi dari buah manapun.
Hal yang membuat kimchi menjadi makanan yang spesial ada banyak faktornya. Faktor pertama adalah pembuatannya. Kimchi (dalam hal ini adalah kimchi yang dihidangkan untuk acara-acara spesial, bukan kimchi untuk acara makan biasa dan sehari-hari) dibuat oleh wanita dari keluarga bersangkutan yang mengadakan acara tersebut dan hanya bisa dibuat pada hari di mana acara tersebut dilaksanakan. Semakin banyak wanita yang turut membantu dalam pembuatan kimchi ini, semakin “bermakna” pula kimchi tersebut. Kimchi juga merupakan faktor penentu kepintaran atau kehebatan seorang wanita dalam memasak. Konon katanya, jika seorang wanita mampu membuat kimchi yang enak, tidak diragukan lagi kemampuan wanita tersebut dalam memasak makanan lain. Faktor ketiga adalah asal mula kimchi. Kimchi pada awalnya dibuat oleh permaisuri dari Raja Sejong sebagai hidangan untuk perayaan Sesi.
Makanan Korea berbeda secara musiman. Selama musim dingin, biasanya makanan tradisional yang dikonsumsi adalah kimchi dan berbagai sayuran yang diasinkan di dalam gentong besar yang disimpan di bawah tanah di luar rumah. Persiapan pembuatan masakan Korea biasanya sangat membutuhkan kerja sama.
D.    Kebiasaan / Tradisi, Kesenian, Bahasa
1.      Kebiasaan / Tradisi
Ada sebuah tradisi / kebiasaan yang cukup terkenal di Korea. Tradisi ini dinamakan “sesi custom”. Tradisi sesi dilaksanakan sekali setiap tahun. Sesi adalah sebuah tradisi untuk mengakselerasikan ritme dari sebuah lingkaran kehidupan tahunan sehingga seseorang dapat lebih maju di lingkaran kehidupan tahun berikutnya. Tradisi sesi dilaksanakan berdasarkan kalender bulan (Lunar Calender). Matahari, menurut adat Korea , tidak menunjukkan suatu karakteristik musiman. Akan tetapi, Bulan menunjukkan suatu perbedaan melalui perubahan fase bulan. Oleh karena itu, lebih mudah membedakan adanya perubahan musim atau waktu melalui fase bulan yang dilihat.
Dalam tradisi sesi, ada lima dewa yang disembah, yaitu irwolseongsin (dewa matahari bulan dan bintang), sancheonsin (dewa gunung dan sungai), yongwangsin (raja naga), seonangsin (dewa kekuasaan), dan gasin (dewa rumah). Kelima dewa ini disembah karena dianggap dapat mengubah nasib dan keberuntungan seseorang.
Pada hari di mana sesi dilaksanakan, akan diadakan sebuah acara makan malam antar sesama keluarga yang pertalian darahnya dekat (orang tua dengan anaknya). Acara makan wajib diawali dengan kimchi dan lalu dilanjutkan dengan “complete food session”.
Ada juga mitos lain dalam memperoleh keberuntungan menurut tradisi Korea, antara lain “nut cracking” yaitu memecahkan kulit kacang-kacangan yang keras pada malam purnama pertama tahun baru, “treading on the bridge” yaitu berjalan dengan sangat santai melewati jembatan di bawah bulan purnama pada malam purnama pertama tahun baru yang katanya dapat membuat kaki kita kuat sepanjang tahun, dan “hanging a lucky rice scoop” yaitu menggantungkan skop (sendok) pengambil nasi di sebuah jendela yang katanya akan memberi beras yang melimpah sepanjang tahun.
2.      Kesenian
Kesenian tradisional di Korea, dalam hal ini musik dan tarian, diperuntukkan khusus sebagai suatu bagian dalam penyembahan “ lima dewa”. Ada beberapa alat musik tradisional yang digunakan, misalnya hyeonhakgeum (sejenis alat musik berwarna hitam yang bentuknya seperti pipa dengan tujuh buah senar) dan gayageum (alat musik mirip hyeonhakgum tetapi bentuk, struktur, corak, dan cara memainkannya berbeda dan memiliki dua belas buah senar).
Tarian tradisional yang cukup terkenal di Korea antara lain cheoyongmu (tarian topeng), hakchum (tarian perang), dan chunaengjeon (tarian musim semi). Tarian chunaengjeon ditarikan sebagai tanda terima kasih kepada dewa irwolseongsin dan dewa sancheonsin atas panen yang berhasil.
3.      Bahasa
Bahasa yang digunakan di Korea adalah bahasa Korea . Penulisan bahasa Korea dinamakan Hangeul. Hangeul diciptakan oleh Raja Sejong pada abad ke 15. Hangeul terdiri dari 10 huruf vokal dan 14 konsonan yang bisa dikombinasikan menjadi banyak sekali huruf-huruf dalam bahasa Korea . Hangeul sangat mudah dibaca dan dipelajari. Hangeul juga dianggap sebagai bahasa tulisan yang paling sistematik dan scientific di dunia.
E.     Peninggalan Bersejarah

Di Korea terdapat banyak peninggalan sejarah yang berasal dari masa Dinasti Joseon, seperti Taman Jongmyo yang didalamnya terdapat banyak prasasti-prasasti dan disini biasa dilaksanakan upacara-upacara keagamaan atau mistik yang besar. Ada juga istana-istana Dinasti Joseion antara lain Gyeongbokgung (dibangun pada tahun 1394), Changdeokgung (tidak diketahui kapan dibangun tetapi bangunan ini ditemukan pada tahun 1592), Changgyeonggung (anak istana dari istana Changdeokgung), dan Deoksugung yang saat ini telah dijadikan sebagai kantor Walikota Seoul .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar