Minggu, 21 Februari 2016

KARAKTERISTIK RADIO SIARAN

Nama   : Maryamatul Munawwarah                            NIM    : 1113111006
Dosen  : Juniawati, M. Sc                                           MK      : Broadcasting

KARAKTERISTIK RADIO SIARAN

A.    Karakteristik Radio
Radio memiliki sejumlah fungsi, seperti mentransmisikan pesan, mendidik, membujuk dan menghibur. Dalam menyampaikan pesannya, radio bisa mengambil model komunikasi apa saja, entah itu model satu arah maupun dua arah. Model satu arah mengasumsikan radio sebagai komunikator tunggal yang menyampaikan pesan kepada khalayak pasif, sedangkan model dua arah memposisikan radio sebagai komunikator yang melakukan interaktif timbal balik dengan khalayak aktif. Kecenderungannya memang kini lebih banyak acara-acara interaktif di radio. Radio tergolong sebagai media elektronik sebagaimana media komunikasi massa lainnya, radio memilki kekhasan tersendiri.
Ø  Kekuatan Radio[1]
§  Radio dapat membidik khalayak yang spesifik, artinya radio memilki kemampuan untuk berfokus pada kelompok demorafis yang dikehendaki. Selain itu, untuk mengubah atau mempertajam segmen atau ceruk sasaran yang dituju, radio jauh lebih fleksibel dibandingkan media komunikasi massa lainnya
§  Radio bersifat mobile dan portable, orang bisa menjinjing radio kemana saja. Sumber energinya kecil dan sama portable-nya. Radio bisa menyatu dengan fungsi alat penunjang kehidupan lainnya, mulai dari senter, mobil, hingga handphone dan juga harga radio relatif jauh lebih murah dibandingkan media lain
§  Radio bersifat intrusif, memiliki daya tembus yang tinggi. Sulit sekali menghindar dari siaran radio, begitu radio dinyalakan, radio bisa menembus ruang-ruang dimana media lain tidak bisa masuk, misalnya didalam mobil. Walaupun kini televisi telah menjadi salah satu assesoris mobil, tetap radio menjadi bagian tak terpisahkan dari mobil
§  Radio bersifat fleksibel, dalam arti dapat menciptakan program dengan cepat dan sederhana, dapat mengirim pesan dengan segera, dapat secepatnya membuat perubahan
§  Radio itu sederhana: sederhana mengoperasikannya, sederhana mengelolanya ( tak serumit media lain ), dan sederhana isinya.  Tidak diperlukan konsentrasi tinggi untuk menyimak radio. Bahkan, orang bisa mendengar radio sambil menggarap pekerjaan lain. Untuk mendengar radio, hanya dibutuhkan pendengaran. Mendengarkan radio tidak diperlukan kemampuan baca dan abstraksi tingkat tinggi.

Ø  Kelemahan Radio
Menurut Santi Indra Astuti (2008 : 40) ada beberapa kelemahan radio diantaranya :
§  Radio is aural only. Satu-satunya cara yang diandalkan radio untuk menyampaikan pesan adalah bunyi ( sound ). Radio tidak dilengkapi dengan kemampuan untuk menyampaikan lewat gambar, untuk membayangkan kejadian sesungguhnya, orang pada dasarnya menggunakan teater imajinasinya sendiri
§  Radio message are short lived. Yang namanya pesan radio hidupnya hanya sebentar - short lived. Pesan radio bersifat satu arah, sekilas dan tak dapat ditarik lagi begitu diudarakan, karena itu menyampaikan pesan melalui radio bukan pekerjaan main-main. Tetapi harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh tanggungjawab.
§  Radio listening is prone to distraction, mendengarkan radio itu rentan gangguan. Radio hanya berurusan dengan satu indera saja: pendengaran. Begitu pendengaran terganggu, maka tak ada lagi cerita radio dalam kehidupan seseorang. Orang yang kerap mendengarkan radio sambil melakukan pekerjaan lain, akibatnya konsentrasi kerap terpecah.

Ø  Khalayak Radio
Memanfaatkan Media komunikasi Massa secara optimal tidak cukup hanya mengandalkan pemahaman seputar kelebihan dan kekurangan media itu sendiri. Mesti diketahui pula siapa dan bagaimana sosok khalayak atau konsumen yang dihadapi. Apa sifat-sifat mereka, dan bagaimana mereka kelak akan memproses informasi yang diperoleh dari media komunikasi massa tersebut. Inilah siapa dan macam apakah khalayak radio itu menurut Santi Indra Astuti (2008 : 41) :
§  Tidak ada khalayak radio yang betul-betul loyal, mereka bisa berpindah saluran dengan mudah berkat kemudahan teknologi. Bosan mendengar acara yang itu-itu saja, tinggal puatar channel. Jenuh mendengar celoteh yang tak karuan dari penyiar, pendengar tinggal menekan tombol, mencari-cari saluran frekuensi yang lebih berkenan dihati. Khalayak radio cenderung lebih loyal pada penyiar, bukan pada stasiun radionya, hanya radio tertentu yang mampu membangun  Brand image yang kuat dan bagus, sehingga khalayak senang mengidentifikasi diri sebagai “ pendengar radio  X “, bukan “fans-nya si A,B,C.” Radio semacam ini segelintir saja jumlahnya.
§  Khalayak radio hanya mau yang ringan-ringan, coba saja tanyakan pada orang-orang disekitar anda, apa yang mereka cari diradio. Jawabannya hanya dua: informasi seputar kemacetan lalu lintas dan musik, tentu yang paling akhir ini adalah jawaban yang paling dominan. Kalaupun ada yang mencari informasi lewat radio, berita yang didengar adalah yang disajikan paling ringan, bukan karena masyarakat atau pendengar tak butuh informasi. Tapi, masalahnya, Informasi yang diproses lewat telinga memang tidak boleh terlalu berat, kalau berat, informasi tidak gampang diolah telinga, hingga pendengar jenuh atau malas menyimaknya lebih jauh.
§  Khalayak radio rendah daya konsentrasinya, mendengarkan radio hanya sambil lalu saja. Radio memang bisa menembus ruang-ruang dimana media lain tidak dapat masuk. Tapi, tidak dibutuhkan konsentrasi tinggi untuk menyimak radio, artinya, yang didengar khalayak adalah hal yang tidak terlalu penting atau yang paling tidak membutuhkan konsentrasi. Ingat sekali lagi, telinga adalah sarana untuk menyerap pesan yang disampaikan melalui audio. Efeknya memang bisa memabukkan, tetapi disisi lain pesan yang terlalu berat akan sulit dicerna kerena menyita konsentrasi.

Ø  Daya Tarik Radio
Kekuatan radio bertumpu pada bunyi, bunyi yang kita dengar diradio terdiri dari 3 komponen (Santi Indra Astuti, 2008 : 42) yaitu :
§  Voice / Words : Voice/ Words yang terangkai dalam narasi penyiar, merupakan salah satu daya tarik radio. Style sebuah radio memengaruhi Style sang penyiar, tidak ada batasnya style  harus seperti apapun, tak ada batasnya penyiar harus bersuara macam apa. Dahulu memang dianggap jenis vokal bariton adalah yang paling ideal untuk penyiar laiki-laki, sementara penyiar perempuan direkomendasikan bersuara alto. Kini, tidak harus demikian, kita tidak bicara tentang vokal, kita bicara soal bunyi ( voice ).
Sesuai dengan slogan radio sebagai sahabat dimana saja, maka penyiar yang disukai adalah yang mampu menyuarakan diri sebagai sahabat pendengar. Penyiar yang punya banyak fans adalah mereka yang mampu mendekatkan diri dengan pendengarnya, penyiar semacam ini memilki modal yang disebut air personality. Mereka menampilkan keunikan, orisinalitas, sekaligus menawarkan persahabatan dan ketulusan, mereka mampu membuat pendengar merasa nyaman dan terhibur ketika mendengar suaranya. Dan faktor  air personality tidak hanya dibangun oleh suara yang bagus, tapi lebih pada faktor mental penyiar itu sendiri.
Kekuatan radio pada voice atau words tidak sekedar bertumpu pada keberanian berkata-kata, alias ngocol. Kecerdasan seorang penyiar sangat dibutuhkan untuk menunjang rangkaian pesan yang akan disampaikan, ditambah dengan kepekaan untuk mengenali pendengarnya. Suara tidak bisa berbohong, apalagi didepan pendengar yang fanatik, jangan remehkan pendengar, karena mereka bisa menyimak dan ‘ membaca’ sosok, bahkan mood penyiar, hanya dengan menyimak suara sang penyiar.
§  Musik : Inilah alasan pertama yang paling banyak disebut ketika seseorang ditanya mengapa mereka senang mendengarkan radio. Apapun format yang diusung oleh radio, musik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari siaran. Ini juga berlaku untuk radio-radio berformat talk program, atau radio yang basisnya adalah informasi dan diskusi. Penyiar tidak mungkin bicara terus-menerus, pendengar juga akan jenuh tanpa musik, dalam radio semacam ini, musik mengisi ruang-ruang ketika kata-kata sejenak atau dua jenak berhenti.
Musik menjadi unsur yang tidak terpisahkan dari radio, bahkan untuk radio yang berformat nonmusik. Misalnya, radio-talk atau radio news yang formatnya berbasis pada talk show atau berita. Telinga, sebagaimana indra lainnya bisa mengalami kejenuhan. Apalagi, kalau yang didengar terus-menerus adalah suara manusia, musik bisa menjadi latar belakang atau selingan yang membuat siaran tidak terasa monoton. Selain itu, memberi kesempatan bagi penyiar untuk menarik nafas atau paling tidak, mengistirahatkan suara.
§     Special effect : Special effect adalah bebunyian yang digunakan untuk membangkitkan mood, suasana atau efek-efek teatrikal tertentu. Fungsinya mengilustrasikan atau mendramatisasi pesan yang disampaikan, special effect lazimnya digunakan dalam iklan atau sandiwara radio. Misalnya, untuk memunculkan kesan lestoran yang laris, digunakan efek suara berupa dengungan orang mengobrol, suara piring dan gelas berdenting, detak-detak langkah keluar masuk, dan lain-lain.
Terdapat ribuan koleksi efek suara yang bisa diperoleh. Namun, efek suara jarang sekali digunakan dalam ruangan siaran ketika penyiar tengah on air, terkecuali pada acara-acara khusus. Walau mengasikkan, penggunaan spesial effect harus hati-hati, terlebih dalam karya jurnalistik. Special effect bagaimanapun adalah sesuatu yang artifisial, jika dipakai untuk karya jurnalistik, maka dianggap melanggar kaidah-kaidah objektivitas.
Tidak ada formula absolut untuk menarik dan memelihara perhatian pendengar, kreativitas dan pemahaman anda pada sifat-sifat manusialah yang menjadi pemandu terbaik. KISS, keep It Simple and Straight, sederhana, langsung pada sasaran, dan jujur! Demikianlah inti pesan de Messener bagi sipapun yang ingin berkecimpung dalam dunia radio.
Ø  Orang-orang Radio[2]
Tertarik untuk terjun dalam bidang penyiaran, khususnya radio. Mari kita coba untuk mengenali siapakan tokoh-tokoh yang berada dibalik mikrofon dan ruang siaran.
§  Produksi
Tugas kru Produksi adalah menghasilkan program untuk diudarakan. Kru Produksi terdiri atas sound engineer (mengurusi masalah suara, memilih latar musik terbaik, mengombinasikan bebunyian), copy writer (penulis naskah), producer (produser), announcer (penyiar) dan reporter (pada radio yang memilki program jurnalisme radio). Kru produksi, selain bertugas menciptakan program yang disukai khalayak, juga berhubungan dengan marketing untuk kepentingan klien, misalnya dalam merancang program untuk branding atau memproduksi iklan.
§  Marketing
Tugas kru marketing adalah ‘menjual’ atau ‘memasarkan’ program kepada pihak lain (dengan imbalan berupa airtime untuk memasang iklan, kesempatan untuk branding dan lain-lain). Ada yang mengistilahkan sebagai account executive, dalam lembaga penyiaran non komersial, istilah marketing mungkin tak dikenal. Tapi, tetap ada posisi tertentu yang bertugas menghubungkan radio dengan pihak luar, entah itu public relations officer (staf humas), spokeperson, comunication officer dan lain-lain. Namanya memang berbeda, tapi pada prinsipnya tetap sama, yaitu memasarkan program radio kepada pihak lain untuk mencapai keuntungan tertentu (yang belum tentu berupa uang, tetapi sosialisasi program).
§  Teknis
Bagian teknis bertugas mendukung aspek teknis dalam memproduksi program, maupun dalam mengoperasionalkan radio. Radio adalah media yang sangat tergantung pada alat dan teknologi, dibutuhkan orang-orang khusus untuk menangaini alat-alat elektronik, sumber daya listrik, komputer, dan hal lain yang sejenis.
Diluar semua itu, sebagaimana organisasi atau perusahaan lain, ada unsur lain yang mendukung. Misalnya, staf kesekretariatan, besar kecilnya staf radio tentu bergantung pada besar kecilnya lingkup radio tersebut, namun, pengalaman menunjukan, radio adalah organisasi yang sebenarnya sangat simpel dan luwes. Teknologi memungkinkan beberapa fungsi digabung menjadi satu, selain itu karakteristik radio sendiri memungkinkan berbagai posisi dirangkap bersamaan. Seorang penyiar misalnya, lazim merangkap sebagai reporter atau penulis naskah dan sebaliknya, landasan pemikiranya begini : Seorang penyiar yang Oke, tidak cukup hanya bermodal suara, ia juga harus punya wawasan dan bisa menulis naskah sendiri.  Dengan demikian, ia punya penghayatan yang bagus dan modal intelektual yang memadai bagi profesinya, demikian pula sebalaiknya.
Seorang penulis naskah yang handal tidak hanya menguasai aspek radio copywriting, kalau ia memahami bagaimana bersiaran, bagaimana berkomunikasi didepan mikrofon, naskah-naskahnya akan sensitif dan mampu mengeksploitasi potensi-potensi suara yang terbaik. Reporter yang ideal jelas bukan hanya orang yang bisa ngocol, reporter jagoan adalah mereka yang berwawasan luas, mampu menata sekaligus menyampaikan pesan. Ia harus bisa menulis naskah yang baik, sekaligus menguasai dasar-dasar announcing sehingga mampu melaporkan liputannya dengan baik.
Model organisasi radio yang banyak dipakai sekarang adalah networking, modalnya relatif kecil, operational costs-nya juga rendah. Kendati demikian jangkauan khalayaknya cukup luas, apalagi bila networking bisa dilakukan dengan melibatkan sebanyak mungkin mitra lokal.

  1. Karakteristik Radio Siaran
Radio merupakan medium suara  atau dengar, bukan pandang, medium radio juga bagian dari besaran media massa yang ada, radio mempunyai ciri khas yang berbeda dengan koran atau media cetak lainnya juga televisi. Menurut Asep Syamsul Ramli  (2004) dalam (Syarifah Aminah dan Juniawati, 2013 : 30-33) mengemukakan bahwa karakteristik Radio siaran antara lain :
§  Cepat dan langsung. Informasi yang disampaikan lebih ringkas dalam prosesnya, sehingga dapat lebih segera sampai kependengar
§  Akrab. Penggunaannya dapat melakukan aktivitas lain, dalam artian tidak menganggu aktivitas lainnya
§  Dekat. Aspek suara dari siaran yang dilakukan penyiar hadir didekat masyarakat pendengar,  baik itu dirumah, ruang kerja maupun didapur, sehingga menyentuh aspek pribadi
§  Hangat. Komposisi siaran yang tediri diatas , suara dan kata-kata penyiar yang dipandukan dengan iringan musik yang membuat pendengar lebih merasa sebagai teman
§  Sederhana. Tidak rumit baik dari segi kata-kata yang keluar karena bahasa yang digunakan adalah bahasa percakapan sehari-hari, sehingga mudah dicerna
§  Tanpa batas. Kekuatan daya jangkauwannya yang dapat melampaui batas-batas geografis , demografis, SARA (Suku, agama, ras dan antar golongan) dan kelas sosial
§  Murah. Dari segi harga jauh lebih terjangkau dari media lainnya, mendengarkan siaran radio juga tidak dipungut bayaran
§  Bisa Mengulang. Informasi yang disampaikan bisa diulang penyampaiannya, disebabkan radio memiliki kesementaraan alami (Transient  nature).
Radio dianggap sebagai komunikasi efektif karena memiliki beberapa faktor, yaitu :
§  Memiliki daya langsung. Pesan dapat disampaikan secara langsung kepada khalayak proses penyampaiannya tidak begitu komplek, dari ruangan siaran radio distudio memlalui saluran modulasi diteruskan kepemancar lalu sampai kepesawat penerima radio.
§  Memiliki daya tembus. Siaran radio menjangkau wilayah yang luas, semakin kuat pemancarnya semakin kuat pemancarnya semakin jauh jaraknya. Pemancar yang bergelombang pendek dengat kekuatan dengan kekuatan 500-1000 KW dengan arah antena tertentu dapat menjangkau seluruh dunia
§  Memiliki daya tarik. Daya tarik radio siaran adalah terpadunya suara manusia, suara musik  dan bunyi tiruan sehingga mampu mengembangkan daya reka pendengarnya.
            Radio umumnya mempunyai fungsi yang sama dengan media komunikasi masa lainnya yaitu sebagai alat memberikan informasi, pendidikan dan hiburan, artinya melalui isinya seseorang dapat mengetahui, memahami  sesuatu yang  disampaikan. Radio berusaha seimbang dengan segala fungsinya sebagai media komunikasi massa dan punya kekuatan untuk membawa pendengar kepengetahuan baru, persepsi baru, sikap baru bahkan mungkin tingkah laku baru kearah yang lebih positif.
Menurut Theo Stokkink (1996) dalam (Syarifah Aminah dan Juniawati, 2013 : 33) fungsi radio yaitu :
§  Radio adalah sarana imajinasi. Radio memperlihatkan kekuatan terbesar yang dimilikinya sebagai media jika menyangkut  imajinasinya.  Radio menuntut keikutsertaan aktif mendengarnya dalam membentuk pengalaman tentang pandangan, perasaan, dan sensasi  yang dibangun oleh media suara.
§  Radio adalah ahabat, sarana komunikasi
§  Radio adalah hiburan
§  Radio adalah surat kabar
§  Radio adalah juga seorang guru
Berbagai media pendidik, radio mendidik lebih dengan mengunakan konsep dan juga fakta-fakta.
Ø  Radio adalah suara[3]
Radio adalah suara, suara merupakan modal utama terpaan radio kekhalayak dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak. Suara dalam sebuah radio adalah suatu kombinasi tekanan emosional, perceptual dan fisikal yang timbul dan berasal dari suatu suara yang bermediasi oleh teknologi yang kemudian menimbulkan informasi imajinasi visual tertentu dibenak pendengar.
Suara adalah suatu efek benturan molekul yang didorong oleh transmisi elastik, suara memiliki komponen visual yang menciptakan gambar dalam benak pendengar dan kecepatan radio melebihi media online.
Ø  Tipologi Pendengar Radio[4]
Ada tiga pihak yang berinteraksi dalam siaran radio : Pertama, penutur yang terdiri dari DJ, penyiar, penulis naskah, editor dan sebagainyaa. Kedua, pendengar yang terdiri atas pendengar aktif dan pendengar pasif. Ketiga, pesawat radio penerima siaran dengan beragam klasifikasi dan ukuran sesuai spesifikasi teknologi yang dipakai.
Dari ketiganya, pendengar adalah pihak yang paling penting dalam kontek komunikasi siaran, tanpa pendengar maka sebuah radio akan mati suri. Kadangkala teknologi pesawat radio tidak berkorelasi dengan banyak-sedikit atau aktif-pasifnya pendengar, demikian pula sajian siaran yang baik dari announcer, oleh karena itu memahami tipologi pendengar amatlah penting baik bagi pelaku siaran maupun akademisi


REFERENSI
Santi Indra Astuti, 2008. Jurnalisme Radio teori dan praktik, Bandung : Simbiosa Rekatama Media
Masduki, 2005. Menjadi Broadcaster Profesional, Yogyakarta : Pustaka Populer




[1] Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio teori dan praktik, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2008) hal 39
[2] Santi Indra Astuti, Ibid, hlm 43
[3] Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta : Pustaka Populer, 2005), hlm 16
[4] Masduki, Ibid, hlm 18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar