Senin, 22 Februari 2016

DEFINISI TENTANG RASA, TUBUH DAN HATI (Maryamatul Munawwarah 1113111006)


  1. RASA
a)      Pengertian Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu adalah suatu emosi yang berkaitan dengan perilaku ingin tahu seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar, seperti emosi Rasa ingin tahun merupakan dorongan untuk tahu hal-hal baru. Rasa ingin tahu sebagian besar merupakan naluri alami, rasa ingin tahu menganugerahkan manfaat kelangsungan hidup untuk spesies tertentu dan dapat ditemukan dalam genom mereka. Meskipun manusia kadang-kadang dianggap sangat ingin tahu, kadang-kadang tidak begitu banyak seperti pada hewan lain, apa yang tampaknya terjadi adalah rasa ingin tahu manusia dikombinasikan dengan kemampuan untuk berpikir secara abstrak dan sadar (www.id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2291648-pengertian-rasa-ingin-tahu/, akses tanggal 06 Maret 2013).
b)     Pengertian Rasa Malu
Rasa malu adalah satu perasaan negatif, tidak enak hati dan rendah diri yang timbul dalam diri seseorang akibat dari pada kesadaran diri mengenai perlakuan tidak senonoh atau tidak sesuai dengan hati nurani yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Setiap orang yang normal mempunyai perasaan malu, tetapi setiap masyarakat mempunyai pandangan yang berbeda mengenai malu. Malu dalam masyarakat Melayu mempunyai 3 lapis pengertian, yaitu:
  • Malu sebagai perasaan, malu merupakan perasaan rendah diri ataupun berasa segan  terhadap kekurangan yang ada pada diri sendiri apabila dibandingkan dengan orang lain.
  • Malu sebagai tanda harga diri, malu dianggap sebagai tanda harga diri karena dikatakan seseorang itu dapat merasai maruah dan harga dirinya apabila seseorang mempunyai perasaan malu.
  • Malu sebagai fungsi kawalan sosial, dari segi kehidupan bermasyarakat, perasaan malu itu berkaitan dengan maruah, harga diri dan air mukanya seseorang. Jika kedudukan sosial seseorang telah terjejas dan menjadi rendah, maka ketercemaran ini berawal dari pada perlakuannya sendiri dan juga oleh tekanan sosial.
Namun dilain hal malu juga sebagian dari Iman yaitu Islam menilai, watak malu itu merupakan bagian dari iman, dengan demikian orang yang tidak mempunyai rasa malu adalah orang yang hilang imannya. Orang hidup bermasyarakat sudah tentu harus mendengarkan apa kata masyarakat tentang dirinya. Masyarakat pula yang berhak mengoreksi apa-apa kelakuan yang tidak baik atau tak pantas anggotanya, bagi yang tak punya malu omongan atau koreksi masyarakat akan dianggapnya angin lalu.[1]
  1. TUBUH
Tubuh adalah suatu keseluruhan jasad manusia atau binatang yang kelihatan dari ujung kaki sampai ujung rambut. Sedangkan bahasa tubuh menenurut David Cohen ialah sebagai bentuk topeng-topeng, mengungkapkan bahasa tubuh juga menyingkapkan topeng-topeng kita. Namun, bentuk-bentuk bahasa tubuh seringkali digunakan sebagai isyarat pesan palsu untuk tujuan tertentu. Hal ini dapat dihindari dengan mengenal jenis bahasa tubuh yang ada.
Bentuk dan tipe umum dari bahasa tubuh menurut Beliak dan Baker ada tiga, yaitu: Kontak mata, Ekspresi wajah dan Gerakan Tubuh. Dengan mengetahui bentuk dan jenis bahasa tubuh, memungkinkan seseorang mengetahui cara berkomunikasi yang baik dengan orang lain, karena komunikasi yang baik merupakan awal dari terciptanya suatu hubungan sosial yang baik pula (www.feblitan.wordpress.com/2010/05/10/makalah-komunikasi-bahasa-tubuh/, akses tanggal 07 Maret 2013).
  1. HATI
a.      Berbagai macam hati dan kreterianya
            Hati manusia juga memiliki komponen sifat hidup dan mati, dalam konteks ini ada tiga klasifikasi hati manusia :
·         Qalbun Shahih, yaitu hati yang sehat dan bersih dari setiap nafsu yang menentang perintah dan larangan Allah, dan dari setiap penyimpangan yang menyalahi keutamaan-Nya. Karenanya hati ini murni pengabdian ubudiahnya kepada Allah swt, baik pengabdian secara karsa, cinta, berserah diri, taubat, maupun takut akan siksaaannya.
·         Qalbun Mayyit, ini kebalikan dari qalbun shahih, hati yang mati tidak pernah mengenal Tuhannya, tidak menyembah-Nya apalagi mencintainya, akan tetapi ia berdiri berdampingan dengan syahwatnya dan memperturut keinginannya, walaupun hal ini menjadikan Allah murka dan marah ia tidak peduli lagi apakah Allah ridha atau murka terhadapnya, sebab ia telah mengabdi kepada selain Allah.
·         Qalbun Maridh, yaitu hati yang sebenarnya memiliki kehidupan, namun didalamnya tersimpan benih-benih penyakit. Kadang-kadang ia “Berpenyakit” dan kadang-kadang pula hidup secara normal bergantung ketahanan “Kekebalan” hatinya.
b.      Ciri-ciri Hati yang Sakit
            Tanda-tanda spesifik hati yang sakit atau mati adalah jika ia tidak merasa sakit atau pedih oleh goresan-goresan pisau kemaksiatan, dan diantara tanda-tanda hati yang sedang sakit yaitu berpaling dari “Menu-menu utama hati” yang berguna demikebaikannya, namun yang dipilihnya justru menu-menu yang kotor dan meracuni.
c.       Ciri-ciri hati yang sehat
·         Apa bila hati pergi meninggalkan dunia ini dan berdomisili dialam akhirat, sehingga seakan dia termasuk penduduknya.
·         Jika dia tertinggal wiridnya dari al-qur’an atau dzikir, maka ia merasakan sakit yang tiada terperi melebihi sakitnya orang tamak dan kikir saat kehilangan barang kesayangannya.
·         Dia senantiasa merindukan untuk mengabdikan diri dijalan Allah seperti rindunya seseorang kepada orang yang sangat ia sayangi.
·         Apa bila tujuan hidupnya hanya satu, yaitu taat kepada Allah swt.
·         Bila sedang melakukan sholat, maka sirnalah semua kegundahannya pada kenikmatan dunia yang semu itu.
·         Sangat menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakannya melebihi rasa kekhawatiran orang bakhil menjaga hartanya.
·         Tidak pernah terputus dan malas untuk mengingat Allah.
·         Lebih mengutamakan pada pencapaian kualitas dari satu amal perbuatan dari pada kuantitasnya.
d.      Faktor Penyebab Sakitnya Hati
            Penyebab timbulnya penyakit dihati adalah dikarenakan banyaknya fitnah yang selalu dibidikkan pada hati, fitnah-fitnah tersebut dapat berupa : Fitnah syahwat, dimana reaksinya sangat keras sampai dapat merancukan tujuan hidup dan iradah seseorang dan yang lainnya adalah fitnah keragu-raguan yang menyebabkan kacaunya persepsi dan ‘iktikad.
            Disini Rasulullah membagi hati manusia menjadi dua kelompok berdasarkan fitnahnya:
·         Hati yang ketika melihat fitnah langsung menyerapnya sebagaimana tanah kering menyerap air, maka ia ternoda oleh jelaga hitam.
·         Hati yang putih bersih, terpancar dari benderangnya cahaya iman, jika dilihatkan padanya fitnah, maka sesegera mungkin ia berpaling dan menhindarinya, sehingga cahayanya kian terang-benderang.



e.       Empat Macam Racun Hati
·         Berlebihan dalam berbicara
            Disebutkan dalam musnad Imam Ahmad, dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda yang artinya : “Tidak akan lurus keimanan seseorang berbicara sehingga lurus hatinya, dan tidak akan lurus hatinya sehingga lurus lidahnya.
·         Berlebihan dalam memandang sesuatu
Berlebih-lebihan dalam memandang sesuatu bisa menimbulkan angan-angan indah dan menggoreskan kenangan yang sulit terlupakan dan pada gilirannya akan merusak kesucian hati.
·         Berlebihan dalam makan
            Sedikit makan akan melunakkan hati, menguatkan pemahaman, merendahkan nafsu birahi dan melemahkan nafsu amarah, sedangkan banyak makan, bahkan sampai kekenyangan akan berakibat sebaliknya.
·         Berlebihan dalam bergaul
            Itulah penyakit akut yang membawa bencana berbagai keburukan, betapa tragisnya suatu pergaulan justru merampas kenikmatan yang telah ada, karenanya pula timbul benih-benih permusuhan dan kebencian yang terpendam hingga menyesakkan rongga-rongga dada. Namun rasa itu sulit dihindari terutama oleh hati yang sudah terluka, sebab memang berlebih-lebihan dalam pergaulan dapat mendatangkan kerugian didunia dan diakhirat.
f.       Kiat Menjadikan Hati Tetap Hidup
·         Dzikrullah dan tilawah qur’an
            Al-imam Syamsuddin Ibnul Qayyim menyebutkan “Sesungguhnya dzikir adalah makan pokok bagi hati dan ruh, apabila hamba Allah gersang dari siraman dzikir, maka jadilah dia bagaikan tubuh yang terhalang untuk memperoleh makan pokok. Dan diantara faedah dzikrullah ialah : Dapat mengusir pengaruh dan mematahkan serta menundukkan syaithan, Membebaskan diri dari belenggu kelalaian dan kesalahan dan Sebagai obat bagi kekerasan hati.
·         Bershalawat Kepada Nabi saw
            Rasulullah bersabda yang diriwayatkan Abu Hurairah artinya : “Barang siapa yang bershalawat untukku satu kali, maka Allah akan memberinya rahmad sepuluh kali lipat”. Al-Iraki berkata : Tidak hanya sebatas itu saja, tetapi Allah akan menambahkannya dengan menulis sepuluh kebaikan dan menghapus darinya sepuluh keburukan dan mengangkat sepuluh derajat”.
·         Qiyamullail
            Diantara nash-nash Qur’ani yang menjelaskan tentang qiyamullail adalah qs. Al-muzammil : 20 yang artinya : “Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sholat) kurang dari dua pertiga malam atau sperdua malam atau sepertiganya……….”.
            Selain itu juga dikuatkan oleh hadis yang berasal dari Aisyah yang berkata :” Adalah Rasulullah saw melakukan diantara sholat isya dan shalat fajar sebanyak sebelas rakaat, yang setiap dua rakaat diakhiri dengan salam kemudian berwitir pada satu rakaat terakhir”. Ibnu Munkadir berkata : “Bagiki kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga perkara yaitu : Qiyamullail, bersilaturrahmi dengan ikhwan dan shalat berjamaah”.
g.      Bahaya Hati yang Keras
            Sesungguhnya bila hati itu telah menjadi keras, maka dunia akan menjadi paling banyak menyita perhatiaan baginya, mungkin sebagian orang islam merasakan fenomena yang sangat berbahaya ini, ia pun telah berusaha untuk mengobatinya dan kembali pada satu kehidupan yang islami. Akan tetapi hal itu dirasakan sangat sulit baginya, kalaupun bisa kembali pada kehidupan yang islami, ia pun susah untuk bersikap istiqomah, hal ini disebabkan kerena hatinya telah menjadi keras, hitam, dan lemah. Inilah yang juga menjadi penyebab mengapa seorang muslim tidak tergugah hatinya ketika dibacakan ayat-ayat al-qur’an atau hadis Rasulullah saw.
v  Sebab-sebab hati menjadi keras
·         Melupakan kematian, sakaratul maut, alam kubur, dan kerepotam didalamnya, siksa dan nikmat kubur, padahal alam kubur tempat akhirat pertama kali.
·         Terlalu mencintai dunia dan tenggelam didalamnya, serta menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya.
·         Lupa dari dzikrullah dan lupa membaca kitab-kitabnya, seolah-olah ia hanya membaca majalah karena tidak pernah memikirkan ancaman, dan berita-berita yang ada didalamnya.
·         Suka bergaul dan duduk-duduk dengan orang-orang yang banya bergurau dan tertawa dan orang-orang yang lupa akan kematian.
·         Terlalu banyak dosa dan maksiat, sehingga kemaksiatan itu sudah menjadi terbiasa baginya.
v  Ciri-ciri hati yang keras
·         Tidak terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitarnya seperti kematian, ayat-ayat kauniah, keajaiban-keajaiban yang terjadi didepan matanya setiap saat.
·         Rasa cintanya terhadap kenikmatan dunia semakin bertambah, kesuksesan duniawinya dianggap sebagai ukuran dalam hal dicintai dan dibeenci oleh orang lain dan pada akhirnya ia terjebak pada sikap hasud, egoistis dan bakhil.
·         Berlambat-lambat untuk melakukan amal kebaikan terutama dalam hal ibadah, bahkan mungkin ia bersikap sembrono dalam melaksanakan sebagian ibadahnya.
·         Sesumgguhnya kemaksiatan-kemaksiatan baginya akan menumbuhkan kemaksiatan yang semisal dengannya dan melahirkan kemaksiatan yang lain.
·         Lemahnya keinginan untuk melakukan amal shalih dan bertaubat, hingga hal itu nyaris tidak ada didalam dirinya.
·         Lemahnya sikap penganggungan kepada Allah dan rasa takut kepada-Nya serta tidak peduli terhadap kemaksiatan dan dosa-dosa yang dilakukannya.
·         Kesedihan yang dialami oleh orang yang hatinya keras hampir-hampir tidak dapat menenangkan kehidupannya.
·         Kewajiban dan kefardhuan yang ditetapkan Allah kepadanya terasa sangat berat dipunggungnya.
v  Bagaimana Mengobati Hati yang Keras?
            Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa apabila kita berada dalam kondisi sakit, ini artinya kita sedang berada dalam keadaan bahaya, baik didunia maupun nanti diakhirat, berikut ini sarana untuk mengobati hati yang sakit sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para ulama, antara lain :
·         Mau mengambil pelajaran dari peristiwa kematian dan hal-hal yang menyusahkan ketika sudah mati, dalam hal ini Rasulullah saw bersabda :”Perbanyaklah kalian mengingat mati”. Kematian itu dapat memutuskan kenikmatan dan memisahkan dari kekasih. Oleh sebab itu hendaknya kita semua sibuk untuk mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk menemuinya, sebab kematian itu adalh akhir dari tempat kehidupan dunia dan awal dari kehidupan akhirat.
·         Menyaksikan orang yang sedang sakaratul maut. Sesungguhnya sakaratul maut itu kondisi yang sangat kritis sehingga para sahabat, tabiin, waliyullah dan orang-orang shalih pun merasa tersentak karena takut, sebab disaat detik-detik tyerakhir ini para syaitan akan mengumpulkan segala kekuatan dan tipu dayanya untuk menggoda manusia. Sesungguhnya menyaksikan orang-prang yang sedang sakaratul maut dan melayani mereka ketika ruh mau keluar itu sangat besar artinya sebagai pelajaran bagi kita, sebab semua manusia tidak lama lagi akan mengalami seperti itu.
·         Ziarah Kubur. Sesungguhnya ziarah kubur itu sangat penting bagi orang muslim, terutama bagi orang-orang yang hatinya keras, sebab ziarah kubur itu dapat mengingatkan kematian. Dengan begitu seseorang akan memikirkan bagaimana keadaan orang-orang yang sudah meninggal dialam kubur.
·         Membayangkan terjadinya hari kiamat dan huru-haranya. Jika ada seseorang ingin kembali kedunia dan mau menghabiskan seluruh umurnya untuk ketaatan kepada Allah, maka katakanlah bahwa dulu ada orang yang saleh yang pernah menggali liang kubur didekat rumahnya setiap kali hatinya merasa keras.
·         Memikirkan bahwa dunia itu sekedar rumah singgah bagi orang asing dan orang yang sedang melakukan perjalanan, sedangkan tempat tinggal yang hakiki adalah akhirat, surge atau neraka.
·         Selalu ingat Allah dengan lidah dan hatinya. Supaya orang hatinya tidak keras maka hendaknya ia selalu memikirkan ayat-ayat Allah, keagungan kekuasaan-Nya dan perasaan selalu butuh kepada Allah.
·         Memperbanyak membaca al-qur’an. Agar hati seseorang tidak sampai keras, maka hendaklah ia membaca al-qur’an, memikirkan janji-janji dan ancaman Allah, perintah dan larangannya.
·         Selalu mengerjakan sholat tepat pada waktunya. Sebaiknya ia mengerjakan sholat secara berjamaah dimasjid.
·         Menghadiri majlis para ulama dan pemberi nasehat. Untuk mengobati hati yang keras seseorang perlu menghadiri majelis para ulama, orang-orang shalih serta mau mengkaji sejarah Nabi Muhammad, para sahabat, tabiin, dan para mujtahidin.
·         Berhati-hati untuk tidak banyak berbicara. Untuk mengobati hati yang keras seseorang harus berhati-hati agar jangan sampai banyak berbicara, bergurau, tertawa terbahak-bahak yang tidak ada gunanya.
·         Memperbanyak istigfar. Untuk mengobati hati yang keras seseorang hendaknya memperbanyak istighfar, terutama membaca sayyidul istughfar sebagaimana yang diajarkan Nabi saw.
DAFTAR PUSTAKA

Amir Said Az-Zaibari, 2002. Manajemen Kalbu, Yogyakarta : Mitra Pustaka.
Ahmad Faried, 2004. Menyucikan Jiwa, Surabaya, Risalah Gusti.
Mahjuddin, 2000. Pendidikan Hati, Jakarta : Kalam Mulia.
Muhammad Amir Syukur dan Fathimah Usman, 2008. Terapi Hati. Semarang : Pustaka Nuun
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, 2004. Amalan Hati, Jakarta : Maktabah Abiyyu




Tidak ada komentar:

Posting Komentar