Minggu, 21 Februari 2016

PROGRAM TELEVISI, KARAKTERISTIK TELEVISI

BROADCASTING
PROGRAM TELEVISI, KARAKTERISTIK TELEVISI
DOSEN PENGAMPU :
SYARIFAH AMINAH, M. Si




                                      DISUSUN OLEH :
Maryamatul Munawwarah

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM  (KPI)
JURUSAN  DAKWAH
SEKOLAH  TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONTIANAK
2013


PROGRAM TELEVISI, KARAKTERISTIK TELEVISI SIARAN
Televisi adalah alat komunikasi massa yang digunakan dalam proses komunikasi dengan ciri-cirinya : Berlangsung satu arah, komunikator melembaga, pesan bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dengan komunikan yang heterogen . Televisi merupakan media elektronik yang paling sempurna dan mempunyai efek yang paling besar terhadap khalayak dibanding dengan media elektronik lainnya seperti radio, karena televisi merupakan media audiovisual yang bersifat informatif, hiburan, pendidikan dan juga alat kontrol sosial.
Dengan kesempurnaan teknologi media televisi, televisi mampu menjadi media penyiaran yang paling diminati dan digunakan oleh masyarakat luas pada saat ini dibanding dengan media lainnya seperti radio, majalah, koran dan media lainnya. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa televisi pada saat ini merupakan salah satu sarana media yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, karena dari media televisi, orang atau masyarakat mendapatkan sebagian dari kebutuhan hidupnya yaitu : Informasi, hiburan, pengetahuan, pendidikan dan lain sebagainya.

A.    Program Televisi
Siaran atau mata acara atau rangkaian mata acara berupa pesan-pesan dalam bentuk suara, gambar atau suara dalam gambar yang dapat didengar atau dilihat oleh khalayak dengan pesawat penerima siaran televisi dengan atau tanpa alat bantu.
Penyiaran adalah keseluruhan kegiatan yang memungkinkan terselenggaranya siaran radio atau siaran televisi yang meliputi segi idiil, perangkat lunak dan perangkat keras melalui sarana pemancar atau sarana transmisi didarat atau diantariksa dengan menggunakan gelombang elektromagnetik atau transmisi kabel, seret optic atau media lainnya dipancarluaskan untuk dapat diterima oleh khalayak dengan pesawat penerima siaran radio atau pesawat penerima siaran televisi dengan alat bantu.
Soenarto (2007) dalam (Syarifah Aminah dan Juniawati, 2013 : 56-57) program adalah suatu jadwal atau perencanaan untuk menindak lanjuti dengan penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada diudara. Secara teknis penyiaran televisi, program televisi diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari kehari dan dari jam kejam setiap harinya.

B.     Karakteristik Televisi
Menurut (Syarifah Aminah dan Juniawati, 2013 : 56-57) berbicara tentang karakteristik sesuatu medium tidaklah terlepas dari aspek potensi atau keunggulan medium yang bersangkutan disatu sisi dan sekaligus juga aspek kelemahan atau keterbatasan medium tersebut disisi lainnya. Beberapa potensi atau keunggulan medium televisi dapat dilihat dari ciri spesifiknya yaitu antara lain :
·         Siaran televisi bersifat terbuka. Artinya siaran televisi mempunyai daya jangkau yang sangat luas dan mampu meniadakan batasan wilayah geografis
·         Siaran televisi memiliki potensi penetratik untuk mempengaruhi sikap, pandangan, gaya hidup, orientasi dan motivasi masyarakat
·         Siaran televisi dapat berhubungan langsung dengan pemirsa tanpa harus dibatasi oleh sistem politik, sosial, budaya dan masyarakat yang menjadi khalayak sasarannya.
Selain yang dikemukakan diatas, potensi lain yang menjadi karakteristik televisi adalah kemampuan untuk menayangkan berbagai obyek yang abstrak atau yang tidak dapat dilihat oleh mata, banyak yang berbahaya atau yang tidak dapat dijumpai dilingkungan tempat tinggal, obyek yang ditayangkan televisi dapat dimanfaatkan masyarakat pada saat yang bersamaan secara serempak dan meluas.
Setiap jenis media massa memiliki karakteristik baik secara fisik maupun dampak yang diakibatkanya, karena penelitian yang dilakukan adalah dari media massa televisi, maka pentingnya untuk memahami televisi secara fisik yang dapat dijelaskan sebagai berikut :[1]
·         Media televisi adalah media elektronik. Medium televisi bekerja secara elektris, bermula dari sinar yang dikenakan pada objek atau benda, terbentuklah sinar pantul. Sinar pantul dilewatkan dengan sistem lensa sehingga terbentuklah gambar proyeksi (gejala sinar) diubah menjadi signal listrik atau gelombang elektromagnetik (gejala listrik) melalui pendekatan photo elektrik cell
·         Media televisi adalah media audio visual gerak. Media televisi mengutamakan setiap gambar yang disajikan dipilih yang mengandung unsur gerak
·         Media televisi adalah media transitor. Media televisi hanya meneruskan isi pesan yang berarti, isi pesan yang berarti isi pesan hanya didengar atau dilihat sekilas, maka penyusun naskah untuk karya jurnalistik harus tepat
·         Media televisi adalah media non rinci. Media televisi tidak dapat menyajikan sisi pesan secara rinci karena sifat pesan atau informasi televisi hanya lewat begitu saja (transitory). Itulah sebabnya medium televisi tidak menguasai waktu tetapi menguasai ruang, oleh karena itu berita televisi disajikan sangat ringkas tiap berita
·         Media televisi adalah ukuran ratio layer. Gambar yang mengandung unsur gerak atau lebih menarik ditonton dalam layar televisi relatif kecil
·         Media televisi adalah media pandang dengar. Media televisi menyajikan informasi dalam bentuk audio visual secara sinkron
·         Media televisi adalah media personal (close up media). Visual yang diliput sangat mengutamakan gambar-gambar clouse up (jarak dekat) karena ukuran layar televisi relatif kecil
·         Media televisi adalah incorporate media. Media yang dapat untuk menyajikan media lain (slide, fotografik dan lain-lain)
Sedangkan menurut (Askurifai Baksin, 2006 : 63-68) karakteristik jurnalistik televisi adalah :
·         Penampilan Anchor (penyaji berita)
Media cetak mengandalkan rentetan kalimat dan kata-kata, sesekali ditingkahi dengan foto dan ilustrasi berita, kekuatan berita dimedia cetak ini tentunya pada aspek pemilihan kata terutama untuk headline (judul). Sementara sebagai pengait dan pemikat pembaca unsure lead (teras berita) menjadi kekuatan berikutnya.
Tanpa menutup realitas yang ada mayoritas masyarakat Indonesia masuk dalam ketegori headline readers (pembaca judul berita) yakni masyaraakat yang lebih banyak membaca judul-judul berita, daripada membaca tuntas keseluruhan berita. Mungkin karena masyarakat kita begitu sibuk sehingga tidak sempat membaca tubuh berita atau ada kemalasan tersendiri sehingga begitu memegang surat kabar yang dibaca hanya judul-judulnya saja, tetapi bila ada berita-berita yang cukup tinggi nilai kedekatannya baik dari segi geografis, peristiwa maupun ikatan emosional maka para headline readers juga akan membaca seluruh isi berita.
Dengan menampilan audiovisual, televisi mampu member alternatif totonan yang informatif. Dalam kondisi apapun televisi mampu memberi suguhan yang menyenangkan, alhasil ketika berhadapan dengan media surat kabar orang hanya membaca headline tetapi ketika menontron televisi khalayak begitu pasrah menerima apa saja yang disuguhkan namun demikian masih ada kelebihan membaca surat kabar dibanding dengan televisi.
Selain itu kedudukan seorang anchor dalam reporter dimonitor juga mempengaruhi persepsi dan penerimaan penonton, anchor yang tampak memiliki integritas dan cerdas mampu menghipnotis penonton untuk melototi tayangan berita. Penampilan anchor yang santai, bersahabat dan komunikatif mampu mengajak penonton untuk lebih antusias mengukuti tayangan berita, sebaliknya jika penampilan terlalu kaku, formal sekali, kurang bersahabat serta tidak kelihatan integritasnya maka bisa jadi penonton langsung memindahkan channel televisinya.
·         Narasumber
Jika mendengar narasumber langsung menuturkan kesaksian tentang suatu kejadian, khalayak mendapatkan kepuasan tersendiri itulah yang menjadi kelebihan televisi. Tetapi jika khalayak membaca surat kabar, dia hanya mampu membaca nama dan identitas para narasumber.
Berkaitan dengan penyampaian berita seorang reporter televisi harus mampu mengambil engle materi berita secara variatif, bisa jadi dalam sebuah berita penyusunannya mendahuluan pendapat narasumber yang langsung diuraikan oleh reporternya. Tapi pada kesempatan lain mungkin sebaliknya, uraian reporter didahulukan untuk kemudian disusul pendapat narasumber, kepandaian menyusun bahan berita inilah yang menjadi tuntutan seorang reporter televisi.
·         Bahasa
Hampir setiap bangsa didunia mempunyai bahasa sebagai bagian dari representasi kebudayaannya, bahasa yang mereka gunakan terutama dipakai sebagai media komunikasi. Sampai akhirnya ditemukan mesin cetak, bahasa tetap merupakan unsur esensial dalam mendukung suatu kegiatan komunikasi.
Antara bahasa sebagai sarana komunikasi verbal dan budaya memang tidak bisa dilepaskan, keduanya saling terkait dan memengaruhi. Bahasa merupakan cerminan dari budaya yang berlaku, sementara budaya menyebarluaskan nilai-nilai melalui bahasa.
C.    Fungsi Televisi
Menurut(www.asiaaudiovisualra09setiyopujilaksono.wordpress.com/2009/07/06/mengenal-lebih-jauh-tentang-televisi/, akses tanggal 08 Mai 2013) Dalam menjalankan fungsinya, media televisi menghadapi berbagai macam khalayak sasaran yang berbeda status sosial dan ekonominya. Seorang pakar komunikasi Charles R Wright mengemukakan pendapatnya tentang fungsi media televisi antara lain bahwa media televisi mempunyai sebagai hiburan. Schramm menyatakan bahwa fungsi media televisi dapat dimanfaatkan sebagai to sell goods for us artinya bahwa media televisi dapat dimanfaatkan sebagai ajang promosi. Dari hasil pengamatan para pakar tadi dapat disimpulkan dan saling melengkapi, sehingga fungsi televisi adalah : Sebagai media penerangan, sebagai media pendidikan, sebagai media hiburan dan sebagai media promosi.

  1. Karakteristik Televisi Menentukan Karakteristik Bahasa Jurnalistik Televisi[2]
·         Menggunakan bahasa sehari-hari, gaya bahasa percakapan atau kalimat tutur
Televisi adalah media audio-visual atau media pandang-dengar, Pemirsa memandang gambar dan mendengar narasi. Penyiar atau presenter atau reporter membacakan narasi atau narasi untuk pemirsa. Penyiar, presenter, atau reporter seolah tengah bercakap-cakap dengan pemirsa, karena itu, kita harus menggunakan bahasa sehari-hari, bahasa percakapan atau kalimat tutur dalam berita televisi yang kita buat.
·         Menggunakan kata atau kalimat sederhana, menghindari kata asing, kata klise, istilah teknis dan eufimisme
Sifat atau karakteristik televisi adalah jangkauannya yang luas, itu artinya berita televisi menjangkau khalayak dari berbagai tingkat sosial-ekonomi. Jika untuk memperoleh informasi dari media cetak orang harus bisa membaca, untuk memperoleh informasi dari televisi orang tidak harus pandai membaca, artinya orang buta hurufpun bisa menonton berita televisi. Karena itu, bahasa jurnalistik televisi harus bisa dipahami oleh rata-rata penonton televisi, bahasa yang dapat dipahami oleh rata-rata penonton televisi adalah bahasa yang sederhana, yang menghindari penggunaan kata asing atau istilah teknis yang belum umum, jika terpaksa menggunakan kata asing atau istilah teknis, upayakan menjelaskan arti atau maknanya.
·         Menggunakan kalimat pendek atau ekonomi kata
Kalimat panjang seringkali lebih sulit dimengerti dibanding kalimat pendek, padahal televisi bersifat sekilas dan satu arah, artinya ketika penonton tidak paham dengan berita yang kalimatnya terlampau panjang, dia tidak dapat mengulang mendengar berita tersebut. Lagi pula, kekuatan berita ada pada gambar, jadi buat apa menggunakan kalimat yang panjang-panjang, selain itu, televisi mengutamakan kecepatan. Kalimat panjang hanya akan menjadikan alur berita berjalan lamban, tetapi jika suatu berita melulu terdiri dari kalimat-kalimat pendek, akan kedengaran membosankan.
·         Menghindari kalimat terbalik, subyek dan predikat berdekatan posisinya, jabatan mendahului nama pemangku jabatan
Karakteristik bahasa jurnalistik televisi yang seperti ini sangat terkait dengan karakteristik televisi yang bersifat sekilas dan searah. Jika menggunakan kalimat terbalik atau letak subyek dan predikat berjauhan, boleh jadi penonton lupa siapa mengatakan atau melakukan apa.
·         Menggunakan kalimat aktif, jangan menyembunyikan kata kerja yang kuat dibalik kata benda
Kalimat aktif lebih memiliki kekuatan dibanding kalimat pasif, kalimat aktif juga lebih dimengerti dibanding kalimat pasif. Karena televisi merupakan media yang mengandalkan kecepatan dan bersifat sekilas, penggunaan kalimat aktif membuat penonton lebih mudah memahami berita tekevisi.
·         Jangan terlampau banyak menggunakan angka-angka
Jika kita terlampau banyak menggunakan angka-angka, apalagi angka yang terlampau detil, pemirsa sulit mengingat apalagi memahaminya, karena itu, berhati-hatilah dalam menggunakan angka-angka. Jangan menggunakan angka-angka yang terlalu detil, penggunaan angka yang terlalu banyak dan detil juga membuat kalimat kita menjadi panjang, padahal seperti telah disebut diatas, kita sebaiknya menggunakan kalimat-kalimat pendek dalam berita televisi yang kita tulis.
Proses pembuatan berita terdiri dari dua tahap yaitu : Mengumpulkan materi dan mengedit materi tersebut. Editor gambar melakukan pekerjaan editing berdasarkan materi yang ada di video kaset. Kaset video memiliki kemampuan untuk menyimpan gambar dan suara yang masing-masing disimpan pada jalur tertentu pada pita kaset.





REFERENSI

Syarifah Aminah dan Juniawati, 2013. Dasar-dasar Penyiaran. Pontianak : STAIN  Pontianak Press
Askurifai Baksin, 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung : Simbiosa Rekatama Media


Tidak ada komentar:

Posting Komentar