Minggu, 21 Februari 2016

TUJUAN DAN FUNGSI PSIKOLOGI DAKWAH


BAB II
PEMBAHASAN
A.    TUJUAN PSIKOLOGI
            Seorang da’I atau juru dakwah yang mempelajari psikologi janganlah mengharap bahwa ia mendapatkan jawaban atas semua masalah yang dihadapi bertalian dengan tingkah laku masyarakat sasarannya, psikologi tidak menyediakan resep untuk segala jenis penyakit dalam bidang dakwah. Psikologi sangatlah membantu da’I atau juru dakwah dalam tiga hal yaitu :
·         Psikologi memungkinkannya mengenal berbagai konsep atau prinsip yang dapat menolongnya menelaah tingkah laku manusia dengan lebih kritis dan yang dapat memberikan kepadanya pengetian yang lebih mendalam tentang tingkah laku itu.
·         Psikologi dapat memberikan kepadanya keterampilan yang diperlukan untuk mengelolah hasil berbagai kegiatan psikis manusia sebagai makhluk individu, social dan ber-Ketuhanan, dalam proses dakwah misalnya menafsirkan gejala kehendak yang melahirkan tingkah laku bermotivasi, gejala perasaan dan emosi .
·         Psikologi beranggapan bahwa tingkah laku manusia dapat diamati sebab-sebabnya atau dasar-dasarnya, dapat diramalkan dan diterangkan, khusus bagi juru dakwah atau da’I psikologi dapat memberikan jalan bagaiman menyampaikan materi dan penerapan metode dakwah kepada individual manusia yang merupakan makhluk totalitas dan memiliki kepribadian yang berbeda-beda baik karena faktor dari dalam atau dari dalam dirinya. Pengertian ini sangatlah berguna dan menguntungkan bagi pembangunan masyarakat secara efektif dan efisien, pada setiap taraf perkembangannya yang turut menentukan kepribadiannya dalam hubungannya ddengan lingkungan, kontak sosialnya, dan last but not least (lalu tetapi tidak sedikit) dalam kesadarannya kepada Penciptanya.



B.     TUJUAN DAKWAH
            Tujuan dakwah secara umum yaitu untuk mengajak umat manusia (mukmin, kafir, musyrik) pada jalan yang benar diridhai Allah SWT agar dapat hidup bahagia dan sejahtera didunia dan diakhirat. Makarimul akhlak yang membudaya dalam masyarakat atau masyarakat akhlak dan mengakhlakkan masyarakat adalah tujuan utama dakwah, sesuai dengan misi besar Nabi Muhammad SAW untuk apa beliau diutus kedunia ini, akhlah akan menjadi pemimpin dalam tiga besar fungsi psikis manusia yaitu berfikir, kehendak dan perasaan. Akhlak seseorang akan membentuk akhlak masyarakat, negara dan umat manusia seluruhnya, maka karenanya bangunan akhlak inilah yang sangat diutamakan dalam dakwah sebagai tujuan utamanya.
            Dengan proses ini maka dakwah bertujuan langsung untuk mengajak manusia mengenal Tuhannya dan mempercayai-Nya sekaligus mengikuti jalan petunjuk-Nya, dakwah juga bertujuan untuk menyeru manusia kepada mengindahkan seruan Allah dan Rasul-Nya serta memenuhi panggilan-Nya dalam hal yang dapat memberikan kebahagiaan hidupnya didunia dan diakhirat kelak (Tujuan Umun). Disamping itu dakwah menginginkan dan berusaha bagaimana membentuk satu tatanan masyarakat islam yang utuh fis silmi kaffah (Tujuan Khusus).
            Tidak ketinggalan pula dakwa bertujuan agar tingkah laku manusia yang berakhlak itu secara eksis dapat tercermin dalam fakta hidup dan tingkah lakunya serta dapat mempengaruhi jalan pikirannya (Tujuan Urgen), banyak problema hidup yang dihadapi manusia dan dakwa menghendaki untuk dapat meringankan beban manusia dengan jalan memberikan pemecahan-pemecahan permasalahan yang terus berkembang atau member jawaban atas berbagai persoalan yang dihadapi oleh setiap golongan manusia disegala ruang dan waktu (Tujuan Insidental).
            Jelaslah bahwa dakwah dengan tujuan-tujuan tersebut diatas dapat membentuk masyarakat manusia yang konstruksif menurut ajaran islam disamping mengadakan koreksi terhadap suatu situasi dan segala kondisi atau seluruh bentuk penyimpangan dan penyelewengan dari ajaran agama dan menjauhkan manusia dari segala macamkejahiliyahan dan kebekuan fikiran, jadi tujuan final dari dakwah adalah amar ma’ruf nahi munkar.

           
            Tujuan dakwah dalam al-Qur’an :
  • Menghidupkan hati yang mati atau menyadarkan manusia akan arti hidup yang sebenarnya (Q.S Al-Anfal : 24).
  • Agar manusia mendapat ampunan dan menghindarkan adzab dari Allah (Q.S Nuh : 7).
  • Untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukannya (Q.S Ar-Rad : 36).
  • Untuk menegakkan agama dan tidak terpecah belah (Q.S As-Syura : 13).
  • Mengajak dan menuntun kejalan yang lurus atau mengeluarkan manusia dari kegelapan atau kesesatan menuju kearah yang terang di bawah petunjuk Ilahi (Q.S Al-Mukmin : 73 dan Q.S Al-Jum’ah : 1-2).

C.    TUJUAN PSIKOLOGI DAKWAH
            Dari segi psikologi, dakwah dalam prosesnya dipandang sebagai pembawa perubahan atau proses, psikologi banyak memberikan jalan kepada perumusan tujuan dakwah, pemilihan materi dan penentuan metodenya, jadi psikologi dakwah merupakan alat bantu bagi juru dakwah dan para da’i untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi tingkah laku manusia sebagai objek dakwah serta untuk mendapakan pengertian praktis untuk penyapaian dakwah dapat dipakai secara metodologi kepada sasaran supaya tujuan dakwah dapat secara efisien, efektif dan intensif.
            Tujuan mempelajari psikologi dawah bagi juru dakwah ialah agar juru dakwah memahami esensi tujuan dakwah yakni mempengaruhi watak dan membentuk akhlakul karimah . manusia berwatak dan beakhlak yang dibentuk oleh dakwah yang akan melahirkan manusia yang berkulitas, maka islam dengan keberhasilan mencapai tujuan dakwah itu akan menjadi budaya manusia dialam semesta ini. Maka dakwah, juru dakwah, metode dakwah dan materi dakwah perlu efektifitas, intensitas, dan efisiensi dalam proses pelaksanaan nya yang dalam hal ini juru dakwahlah yang mesti membekali kemampuan mempengaruhi hati nurani objek yang paling dalam yakni internalisasi, karena tujuan itu merupakan tujuan umum semua manusia.

            Dari definisi diatas tujuan psikologi dakwah dapat disimpulkan yakni:
·         Memberi gambaran tentang beberapa aspek psikologi dan aspek dakwatulogis manusia untuk juru dakwah agar mereka dapat membekali dirinya dengan kemampuan-kemampuan teoritais supaya dapat mengadaptasikannya dengan benar dan tepat sasaran sesuai dengan situasi kondisi jiwa dan fisiknya.
·          Memberi pandangan tentang pentingnya memahami materi dakwah.
·          Memberi pengertian tentang manusia sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek dakwah dengan segala ciri khas kepribadiannya.
            Selain itu tujuan psiologi dakwah adalah membantu dan memberikan pandangan kepada para da’i tentang tingkah laku atau perilaku mad’u dan hal-hal yang mempengaruhi tingkah laku tersebut yang berkaitan dengan aspek kejiwaan atau psikis sehingga mempermudah para da’i untuk mengajak mereka kepada apa yang di kehendaki oleh ajaran Islam.
            Dengan demikian maka psikologi dakwah mempunyai titik perhatian kepada pengetahuan tentang tingkah laku manusia dan kehidupan psikologisnya. Perubahan tingkah laku manusia baru terjadi apabila telah mengalami proses belajar dan pendidikan, oleh karena itu psikologi dakwahpun memperhatikan masalah pengembangan daya cipta, daya karsa dan rasa (kognisi, konasi, dan emosi) dalam proses penghayatan dan pengalaman ajaran agama. Dari sini dakwah sebenarnya menimbulkan emosi atau perasaan mad’u mau menerima dan mengamalkan pesan da’i secara ikhlas.
            Selain dari yang diatas, tujuan Psikologi dakwah adalah memberikan pandangan tentang mungkinnya dilakukan perubahan tingkah laku atau sikap mental atau psikologis sasaran dakwah atau penerangan agama sesuai dengan perikehidupan yang dikehendaki oleh ajaran agama yang didakwahkan oleh juru dakwah atau da’i.
            Demikian tujuan mempelajari psikologi dakwah bagi juru dakwah agar ia memehami esensi tujuan dakwah yakni mempengaruhi watak dan membentuk akhlaqul karimah, manusia yang berwatak dan berakhlak yang dibentuk oleh dakwah akan melahirkan manusia utuh dan tangguh. Perbuatan akan menghasilkan budaya, maka islam dengan keberhasilan juru dakwah dalam mencapai tujuan dakwahnya itu akan menjadi budaya manusia dialam semesta ini, maka dakwah, juru dakwah, metode dakwah dan materi dakwah perlu efektifitas, intensitas dan efisiensi dalam proses pelaksanaannya.
           
            Bahwa tujuan itu memang menjadi tujuan umum semua manusia, bisa dicapai dan bukan otopis, memang merupakan falsafah dan prinsip tujuan dakwah berdasarkan pendapat falsafi tersebut diatas maka sungguh amat tepat jika tujuan psikologi dakwah dapat disimpulkan sebagai berikut:
  • Memberikan gambaran tentang beberapa aspek psikologis dan aspek dakwatologis manusia untuk juru dakwah agar mereka mau membekali dirinya dengan kemampuan-kemampuan teoritis, bagaimana mengaktualisasikan metode-metode dakwah dan kearah sasaran dakwah sesuai dengan situasi kejiwaan dan psikisnya.
  • Memberikan pandangan tentang betapa pentingnya memahami materi dakwah sebagai urat nadi kehidupan manusia sehingga teknis operasionalnya dapat disajikan bukan hanya sebagai ilmu yang mati, tetapi dapat didekati secara tradisional atau substansial dan menyangkut proses pengembangannya secara kontekstual harus mampu terus mengalir kedalam seluruh pembuluh darah kehidupan kejiwaannya yang akan melahirkan tingkah laku bermotifasi.
  • Memberikan pengertian tentang manusia sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek dakwah dengan segala ciri khas kepribadiannya.
            Jadi, dakwah sebenarnya adalah suatu proses pembentukan watak manusia, maka dalam rangka pembentukan itu dakwah menempuh pendekatan-pendekatan psikologis agar lebih memungkinlan bisa lebih cepat sampai ketujuan.
            Sasaran dakwah adalah orang-orang yang dituju oleh suatu kegiatan dakwah yaitu bermacam-macam :
  • Dari umur : Anak-anak, pemuda, remaja, dan orang tua.
  • Dari jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan.
  • Dari segi profesi atau pekerjaan : Buruh, petani, pedagang, pegawai, seniman, dan lain-lain.
  • Dari lingkungan : Rumah, sekolah, masyarakat, pemerintah dan lain-lain.
  • Dari segi sosial cultural : Priyayi, abangan, dan santri.
  • Dari tingkat hidup sosial ekonomi : Orang kaya, menengah, dan miskin.
  • Dari segi sosiologis : Pedesaan, perkotaan, pegunungan, dan pesisir.

  1. FUNGSI PSIKOLOGI DAKWAH
            Ukuran keberhasilan suatu penyampaian adalah apabila pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i sampai kepada mad’u dalam keadaan utuh, sedangkan ukuran keberhasilan dakwah dalam arti ajakan adalah manakala mad’u memenuhi ajakan da’i. Pengalaman mengajar bahwa tidak semua ajakan baik diterima sebagai ajakan baik.
            Tidak jarang seorang da’I yang telah bekerja keras menyampaikan dan mengajak masyarakat kearah kebaikan demi kebahagian mereka justru salah dipahami, konsep kebaikan pada fikiran dan hati da’I tidak terkomunikasikan sehingga mad’u tidak dapat menangkapnya atau bahkan ditangkap dengan pemahaman sebaliknya.
            Dakwah yang semacam ini dapat disebut sebagai dakwah yang tidak komunikatif dan dakwah yang tidak komunikatif pasti tidak efektif, contohnya senyum ramah ibu tiri belum tentu dipahami oleh anak tirinya. Jadi, suatu pesan baru yang dianggap komunikatif manakalha dipahami oleh penerima pesan itu dan untuk menjadikan pesan itu dipahami, komunikator harus memahami komdisi psikologi orang yang menjadi komunikan.
            Begitupula para da’I manakala ingin agar pesan dakwahnya dipahami maka dakwahnya itu harus disampaikan dengan pendekatan psikologis yakni sesuai dengan tindakan dan kebutuhan jiwa mad’u sesuai dengan cara berfikir dan cara merasa mad’u, dakwa seperti itulah yang disebut dakwah persuasif.
            Ungkapan Nabi yang sudah popular dalam hal ini adalah “ Berbicaralah kepada orang sesuai dengan kadar akal mereka “, kadar akal dapat dipahami sebagai tingkatan intelektual biasa juga dipahami sebagai cara berfikir, cara merasa dan kecendrungan kejiwaan lainnya. Akan tetapi melalui komunikasi dakwa yang terus menerus betapapun hasilnya da’I dan mad’u sekurang-kurangnya dapat memetik tiga hal yaitu :
  • Menemukan dirinya atau mengerti siapa dirinya dan menempatkan dirinya pada posisi yang tepat.
  • Mengembangkan konsep diri, konsep diri adalah pandangan dan perasaan seseorang tentang diri sendiri.
  • Menetapkan hubungan dengan dunia sekitar


  1. POSISI PSIKOLOGI DAKWAH DALAM IMPLEMENTASI DAKWAH
            Aktivitas dakwah yang diartikan sebagai sebuah sistem secara material terdiri dari berbagai unsur atau komponen (utama), mulai dari da’i, isi dakwah, metode dakwah serta media dakwah, untuk menuju proses dakwah yang efektif dan efisien, sudah menjadi hal yang wajib untuk memaksimalkan setiap komponen-komponenya. Paradigma inilah yang mengakibatkan para da’i terfokuskan memaksimalkan komponen yang sifatnya material, padahal ada yang sifatnya imaterialyang juga perlu di perhatikan seperti psikologi mad’u dan kehidupan sosialnya.
            Seiring berkembangnya keilmuan jiwa atau biasa disebut ilmu psikologi, aktivitas dakwah tidak lagi mengadalkan unsur material semata, kajian psikologi bisa dimanfaatkan sebagai solusi untuk mengefektifkan proses dakwah. Dalam kaitanya dengan dakwah, ilmu psikologi dirasa penting guna mengetahui kejiwaan mad’u, dengan mengetahui kondisinya tentu da’i akan bisa memilih metode yang sesuai dengan mad’u sehingga dakwah berjalan efektif.
ü  Karakteristik yang harus di pahami dalam dakwah
      Secara garis besar, karakteristik bisa ditinjau dari beberapa sudut pandang, dan yang paling sentral  bisa dipandag dari segi usia.
§  Usia Anak-Anak.
Dari segi aktivitas, keberagamaan anak-anak masih berada dalam taraf meniru, yakni meniru apa saja yang dilakukan orang tua dan orang-orang disekitarnya, mereka belum mau mencari tahu apa landasan dilakukanya sebuah aktivitas ibadah, cara pandang merekapun sangat positivistik dan sangat kongkrit.
  • Usia Remaja
Masa remaja kerap disebut sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. aktivitas keberagamaan masa anak-anak pun terkoreksi oleh pandangan kepentingan dan fungsi aktivitas bagi individu.
§  Usia Dewasa
Fase dewasa bisa dikatakan sebagai puncak dari cara berfikir manusia tak terkecuali dalam keberagamaan. Di fase inilah manusia sudah mampu mendeferiesiasi kehidupan beragama, mampu menempatkan rasio, emosi, sosial dan ritual dalam bagian kehidupan keberagamaan.

BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
            Dari pemaparan makalah diatas dapatlah ditarik kesimpulannya yakni tujuan dan fungsi psikologi dakwah dapat membantu dan memberikan pandangan kepada para da’i tentang tingkah laku atau perilaku mad’u dan hal-hal yang mempengaruhi tingkah laku tersebut yang berkaitan dengan aspek kejiwaan atau psikis sehingga mempermudah para da’i untuk mengajak mereka kepada apa yang di kehendaki oleh ajaran Islam.
B.     SARAN
                Didalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan atau jauh dari kata sempurna, maka dari itu bagi para pembaca atau pendengar kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan dalam penulisan makalah ini.











DAFTAR PUSTAKA
            DR. Achmad Mubarok, MA. 1999, Psikologi Dakwah. Jakarta : Pustaka firdaus
            Prof. H. M. Arifin, M. Ed. 2000, Psikologi Dakwah, Jakarta : Bumi Aksara

            Jalaluddin Kafie. 1993, Psikologi Dakwah, Surabaya : Indah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar