Senin, 22 Februari 2016

METODOLOGI 'AQLIE (Maryamatul Munawwarah 1113111006)

METODOLOGI ‘AQLIE
  1. KETERAMPILAN INTELEKTUAL  
Dalam proses belajar mengajar yang menekankan konstruksi pengetahuan, kegiatan utama yang berlangsung adalah berpikir atau mengembangkan keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran  dilakukan dengan menggunakan keterampilan intelektual untuk mengembangkan suatu eksplanasi. Keterampilan intelektual adalah kemampuan menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah, dalam proses pembelajaran, pengetahuan bersumber dari materi subyek.

Elaborasi terhadap materi subyek dilakukan menurut aturan intelektual yang elemennya adalah keterampilan intelektual. Keterampilan intelektual dapat menunjukkan bagaimana guru mengorganisasikan materi subyek secara logis, pengorganisasian materi subyek dilaksanakan berdasarkan jenis-jenis tindakan wacana yang dilakukan guru selama proses pembelajaran. Berikut ini klasifikasi keterampilan intelektual menurut D’Angelo, Farida (2009) dalam (www.mardiana-safitri.blogspot.com/2012/02/keterampilan-intelektual-metode-diskusi.html, akses tanggal 05 April 2013) sebagai berikut :
  • Deskripsi, cara untuk menyampaikan atau menggambarkan obyek secara keseluruhan dengan kata-kata yang akurat dari umum ke khusus (spesifikasi dan karakterisasi). Kata-kata yang digunakan menyusun gambaran obyek tersebut dalam kesatuan logika yang utuh meliputi ukuran, bentuk dan elemen pembentuk
  • Definisi, merupakan suatu deskripsi abstrak atau penggambaran secara konseptual suatu istilah atau obyek. Definisi adalah suatu cara berpikir dalam batasan-batasan tertentu. Mendefinisikan berarti membuat batasan terhadap suatu obyek dan menyatakan inti sifat alaminya
  • Klasifikasi, kemampuan dasar aktivitas mental untuk mengelompokkan gagasan-gagasan dan obyek-obyek sejenis
  • Komparasi, kemampuan melihat adanya persamaan-perbedaan
  • Analogi, kesimpulan logika yang didasarkan pada alasan adanya kesamaan pada beberapa obyek
  • Eksemplifikasi, suatu usaha untuk menggambarkan suatu prinsip umum, pernyataan atau hukum dengan menyebutkan suatu contoh yang lebih spesifik
  • Sebab akibat, merupakan dua kata yang saling berhubungan, dimana salah satu akan selalu menerangkan yang lain. Sebab adalah sesuatu yang akan menimbulkan akibat dan bertanggung jawab terhadap timbulnya suatu tindakan, kejadian, kondisi atau hasil. Akibat adalah hasil dari suatu sebab yang dapat berupa kerja atau tindakan
  • Proses, merupakan rangkaian dari tingkah laku, perubahan langkah atau operasi yang menghasilkan suatu fakta akhir atau hasil
  • Analisis, suatu proses untuk membagi sesuatu yang kompleks menjadi unit-unit yang lebih sederhana yang dilakukan secara sistematis
  • Pemecahan masalah, pemberian solusi terhadap persoalan yang dihadapi dengan menggunakan dasar pengetahuan yang telah dimiliki.

Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang yang meliputi, deskripsi, klasifikasi, definisi, komparasi, analogi, eksemplifikasi, sebab akibat, proses dan analisis, serta pemecahan masalah.

  1. PERKEMBANGAN MENTAL-INTELEKTUAL
Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak hanya dilihat berdasarkan aspek fisiknya saja, melainkan juga dilihat  dalam aspek kemampuan mental intelektualnya yaitu dengan semakin bertumbuhnya kemampuan anak secara fisik, anak juga akan mengeksplorasi lingkungan dan menyerap informasi-informasi disekitarnya yang akan membantu perkembangan mental intelektualnya.
Anak-anak pada usia dini perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak, anak pada usia dini dimaksudkan sebagai usia dimana anak belum memasuki suatu lembaga pendidikan formal seperti SD. Biasanya mereka tetap tinggal dirumah atau mengikuti kegiatan dalam berbagai bentuk semisal lembaga pendidikan pra sekolah seperti kelompok bermain, dan taman kanak-kanak. Ciri-ciri anak usia dini, mengacu pada teori Piaget, dapat dikatakan sebagai usia yang belum dapat dituntut untuk berpikir secara logis (tahap pra operasional) yang ditandai dengan pemikiran seperti berikut :
  • Berpikir secara konkrit, dimana kemampuan representasi simbolik yang memungkinkan seseorang untuk memikirkan hal abstrak (seperti cinta atau keadilan) belum dapat dipahaminya
  • Realisme, yaitu kecenderungan yang kuat untuk menanggapi segala sesuatu sebagai hal yang riil atau nyata
  • Egosentris, yaitu melihat segala sesuatu hanya dari sudut pandangnya sendiri dan tidak mudah menerima penjelasan dari sisi lain
  • Kecenderungan untuk berpikir secara sederhana dan tidak mudah menerima sesuatu yang majemuk
  • Animisme, yaitu kecenderungan untuk berpikir bahwa semua objek di lingkungannya memiliki kualitas kemanusiaan sebagaimana yang dimiliki anak
  • Sentrasi, yaitu kecenderungan untuk mengkonsentrasikan diri pada hanya satu aspek dari suatu situasi
  • Anak usia dini dapat dikatakan memiliki imajinasi yang amat kaya dan imajinasi ini sering dikatakan sebagai awal munculnya bibit kreatifitas pada mereka.
Pada usia dini, anak masih dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan dalam segala segi, termasuk otaknya, otak merupakan pusat dari intelegansi pada anak. Koestler telah mengemukakan suatu teori tentang istilah belahan otak kiri dan kanan yang tugas dan fungsi, serta ciri dan responnya berbeda terhadap pengalaman belajar meskipun tidak dalam arti mutlak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar