Minggu, 21 Februari 2016

Pengaruh Negatif Media Massa Televisi Terhadap Perkembangan Anak dibawah Umur di RT 01 RW 22 Gg Syukur VI, Kecamatan Pontianak Barat

Nama               : Maryamatul Munawwarah                Nim                 : 1113111006
MK/UAS        : Filsafat Ilmu                                      Dosen              : Abdul Mukti, MA
Jurusan            : KPI

Pengaruh Negatif Media Massa Televisi Terhadap Perkembangan Anak dibawah Umur
di RT 01 RW 22 Gg Syukur VI, Kecamatan Pontianak Barat

Dewasa ini, media massa sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan anak dibawah umur, contoh media massa yang sangat berpengaruh adalah media massa televisi, televisi sangat mudah mempengaruhi masyarakat, khususnya anak-anak. Sedangkan pengaruhnya terhadap individu berbeda-beda, tanpa kita sadari media massa telah membawa anak-anak pada pola budaya yang baru dan menentukan pola pikir serta perilakunya. Sesuai dengan literatur yang penulis dapatkan dalam (http://seputaribudanbayi.blogspot.com/2012/09/dampak-buruk-televisi-bagi-anak.html), banyak acara televisi di Indonesia yang tidak mendidik dan itu sudah menjadi rahasia umum. Tapi, dari sekian banyaknya tayangan “sampah” ditelevisi itu biasanya tayang pada jam-jam saat anak-anak kita menonton televisi. Dan takukah Anda, bahwa otak anak memiliki kemampuan sangat cepat untuk mengingat dan meniru sesuatu, berbagai hal yang disampaikan pada anak, baik melalui penglihatannya maupun pendengarannya akan dengan mudah dicerna otaknya dan televisi yang merupakan gabungan antara bahasa visual (penglihatan) dan pendengaran sekaligus adalah salah satu media yang paling mudah mempengaruhi sekaligus mencemari otak anak-anak kita. Tidak heran saat ini orang tua mulai dituntut untuk berhati-hati dan selektif dalam memilih tayangan televisi yang ditonton anak-anak agar tidak berdampak negatif terhadap perkembangan anak.
Namun, dampak yang paling terlihat ditimbulkan media massa beraneka ragam, contohnya : terjadinya menyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh anak-anak dibawah umur dari norma-norma sosial dan nilai-nilai budaya. Dampak lainnya bagi anak-anak dibawah umur yaitu cenderung menuntut segala sesuatu serba instant atau cepat yang mengakibatkan menurunnya minat belajar mereka. Sesuai dengan apa yang telah penulis telusuri disalah satu literatur yakni (http://teddydharmawan.blogspot.com/2012/04/pengaruh-negatif-media-massa-di-era.html), sering kali sekarang banyak pemberitaan yang melakukan adegan kekerasan, menampilkan suatu aksi pornografi, musik yang disampaikan juga tidak sesuai umur yang mengakibatkan efek negatif dari anak-anak dibawah umur, pengawasan orang tua menjadi hal yang paling penting disini. Tetapi, diera globalisasi ini, terkadang orang tua ingin sesuatu yang praktis. Mereka tidak begitu perduli dengan apa yang media massa sampaikan kepublik dan terkadang pola pikir dari anak-anak dibawah umur tersebut sudah terlanjur “terbius” oleh dampak media massa, sehingga nasihat-nasihat yang orangtua berikan tidak berpengaruh apa-apa. Sedangkan pada literatur lainnya yang penulis dapatkan yaitu dalam (http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2012/06/20/dampak-negatif-televisi-terhadap-anak/), kebiasaan menonton televisi bisa mengakibatkan menurunnya minat baca anak-anak terhadap buku. Malas adalah hal yang paling sering terjadi jika seorang anak sudah terpengaruh oleh asyiknya menonton televisi sehingga melupakan belajarnya dan hal ini merupakan hal yang sangat merugikan bagi anak itu sendiri karena dengan bermalas-malasan dia tidak akan mendapatkan apa-apa dan apa yang ia cita-citakan dalam hidupnya, maka dari itu alangkah baiknya orang tua membatasi waktu menonton televisi dan menyaring tayangan yang sesuai dengan kebutuhan sang anak, selain malas pengaruh buruk televisi terhadap tingkah laku anak yakni mencontoh hal yang tidak seharusnya dicontoh, misalkan anak usia dibawah lima tahun menonton tayangan televisi untuk orang dewasa, tentu hal ini sangat “berbahaya” karena anak bisa dewasa sebelum dewasa, maksudnya adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang dewasa tidak seharusnya dicontoh oleh anak kecil, seperti kekerasan, gaya hidup seperti berpenampilan, bergaul dengan gaya-gaya berbicara yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang baik dan lain sebagainya
Sedangkan dampak yang paling kontras dirasakan masyarakat khususnya anak dibawah umur ialah perubahan gaya hidup, media massa sangat mempengaruhi gaya hidup yaitu untuk menjadi serupa dengan apa yang ditayangkan oleh media tersebut. Sadar atau tidak masyarakatpun khususnya anak dibawah umur telah masuk kedalamnya bahkan menuntut lebih dari itu, namun kehadiran media massa lebih berpengaruh terhadap generasi muda atau remaja yang sedang berada dalam tahap pencarian jati diri. Sangat jelas sekali dalam  (http://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa), menyatakan media visual atau televisi dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik atau tampan dan kuat. Contohnya anak-anak kecil dengan cepat mengidentifikasikan mereka sebagai penyihir seperti Harry Potter, atau putri raja seperti tokoh Disney. Bagi pemirsa dewasa, proses pengidolaaan ini terjadi dengan lebih halus, mungkin remaja ABG akan meniru gaya bicara idola mereka, meniru cara mereka berpakaian, sementara untuk orang dewasa mereka mengkomunikasikan gambar yang mereka lihat dengan gambaran yang mereka inginkan untuk mereka secara lebih halus. Mungkin saat kita menyisir rambut kita dengan cara tertentu kita melihat diri kita mirip sekali dengan  “gaya rambut lupus”, atau menggunakan kacamata a'la artis “Catatan si Boy”. Namun diliteratur lain yang penulis temukan tepatnya dalam (http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/11/televisi-menjajah-hidup-anak-kita-476968.html), betapa mudah menemukan ragam perilaku janggal yang kerap dilakonkan anak-anak kita, mulai dari kekerasan, kurangnya minat belajar, sampai ragam laku tidak terpuji yang ditampilkan sangat renyah dihadapan kita. Sekilas, muncul pertanyaan “Ada apa dengan anak ini?” Padahal jika ditelusuri, perilaku janggal anak-anak kita kerap muncul sebagai hasil doktrinasi tayangan televisi yang kurang mendidik.
Selain dari pada itu, anak-anak yang banyak menonton televisi biasanya memperoleh nilai yang lebih rendah dibanding anak yang sedikit saja menonton televisi dan yang lebih tampak lagi ialah televisi mampu membius pemirsanya untuk terus-menerus menyaksikan program yang ditayangkan. Sama halnya yang tercantum dalam beberapa literatur yang penulis dapatkan contohnya di (http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2012/06/20/dampak-negatif-televisi-terhadap-anak/), Televisi telah mampu membius para pemirsanya untuk terus menyaksikan acara demi acara yang dikemas sedemikian rupa, dan di bubuhi dengan assesories-assesories yang menarik, sehingga membuat pemirsanya terkagum-kagum dengan acara yang disajikan. Lain dari pada itu dalam (http://alvandibrilian.blogspot.com/2012/08/dampak-negative-dari-perkembangan-tv.html), di Texas, Amerika Serikat yang dilakukan selama lebih dari tiga tahun terhadap 200 anak usia 2-7 tahun menemukan bahwa anak-anak yang banyak menonton program hiburan dan kartun terbukti memperoleh nilai yang lebih rendah dibanding anak yang sedikit saja menghabiskan waktunya untuk menonton tayangan yang sama.

Pertanyaan Penelitian :
  1. Apa dampak negatif yang ditimbulkan dari menonton televisi? 
2.      Mengapa anak-anak bisa kecanduan teknologi khususnya Media Masa televisi?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar