Sabtu, 20 Februari 2016

ISLAM DI KOREA

    ISLAM DI KOREA

  

Telah kita ketahui bersama dan juga oleh dunia bahwa Korea merupakan salah satu Negara yang sangat maju di bidang tekhnologi, berbagai produk elektronik Korea dengan kualitas yang lux membanjiri berbagai Negara, meskipun begitu terdapat satu hal yang sering terlupakan di Negeri Ginseng ini dari sorotan khalayak yakni kehidupan beragama di Negeri ini. Memang sebagian besar masyarakat di Korea tidak beragama (atheis) dengan jumlah mencapai 45%, kemudian diikuti dengan pemeluk agama Budha 23%, Kristen 18% dan Katolik 10%, tidak lupa terdapat satu masyarakat minoritas yang menganut agama tauhid yang berusaha untuk tetap eksis di tengah-tengah mayoritas masyarakat pada umumnya, ya….. kelompok minoritas tersebut adalah umat Islam.
Islam pertama kali dikenal di Korea sejak tahun 1955 dengan datangnya tentara Turki dengan misi perdamaian dibawah PBB, disana mereka membangun sebuah tempat sholat sederhana dari tenda dan mengenalkan tentang Islam di negeri ginseng ini, sejak saat itu kaum Muslimin mulai ada dan jumlahnya terus bertambah dari tahun ketahun, meski demikian dapat kita ketahui ini sangat berbeda dengan Indonesia. Jumlah penduduk asli Korea yang beragama Islam sampai saat ini tidak lebih dari 0,1% atau sekitar 50 juta jiwa, di samping jumlah tersebut, terdapat sekitar 200.000 muslim pendatang dari berbagai Negara didunia, baik untuk belajar, bekerja, ataupun menetap di Korea.
Masjid yang pertama dibangun di Korea adalah Islamic Seoul Central yang berada di Kota Itaewon, masjid ini selesai dibagun dan dibuka untuk publik pada tahun 1974, tidak hanya sebagai tempat ibadah sholat, di komplek masjid juga dilengkapi dengan kantor, ruang kelas, sekolah dan aula untuk konferensi. Hal ini dimaksud agar masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat sholat saja, namun juga sebagai pusat dakwah dan pendidikan, sebagai contoh program pengobatan gratis diadakan secara rutin untuk masyarakat umum dikomplek masjid ini, segala kegiatan aktivitas ibadah dan dakwah dikoordinasi oleh Korean Muslim Federation (KMF), mengingat sebagian besar jumlah kaum muslimin di Korea adalah pendatang, maka seluruh aktivitas ibadah di masjid meliputu sholat Jum’at, Idul Fitri dan yang lainnya serta disampaikan dalam 3 bahasa yakni Arab, Inggris dan Korea, sampai sekarang ada sekitar 21 Masjid besar tersebar dibeberapa pusat kota di Korea, selain masjid, beberapa Universitas atau perusahaan menyediakan ruangan untuk sholat bagi mahasiswa maupun karyawannya.
Dalam hal makanan, untuk mendapatkan makanan yang halal di Negeri Ginseng ini tidaklah sulit, hampir disetiap komplek masjid terdapat took muslim yang menyediakan berbagai macam makanan halal dari berbagai Negara, di samping itu, terdapat took khusus yang menjual daging halal yang disembelih secara resmi, terkait makanan kemasan produksi Korea perlu kehati-hatian dalam memilih, karena sebagian besar makanan kemasan mengandung babi dan turunannya. KMF sudah mengeluarkan list makanan-makanan yang sudah dicek kehalalannya, masyarakat Korea sangat gemar memakan daging, sehingga sebagian besar restoran memiliki menu utama daging, baik babi, sapi maupun ayam.
Kalau soal budaya, ada dua hal positif yang sangat kentara dikehidupan masyarakat Korea, yakni kerja keras dan kebersamaan, hal ini berlaku untuk semua komunitas, Universitas, perusahaan maupun yang lainnya, meskipun demikian kedua hal tersebut bisa menjadi masalah bagi orang muslim jika tidak bisa berhati-hati dalam bersikap, terkait yang pertama bagi sebagian besar orang Korea yang tidak beragama, kehidupan hanya untuk mendapatkan kesenangan hidup atau tidak ada yang khusus lain setelahnya. Oleh karena itu sebagian waktu mereka hanya untuk mengejar tujuan ini, tidak anaeh jika dijumpai sebagian dari mereka cendrung menerapkan ini pada bawahannya, sehingga pandai dalam mengatur waktu adalah kunci utama untuk mendapatkan kesuksesan baik dunia maupun akhirat.

Untuk yang kedua terkait kebersamaan, dalam beberapa kesempatan kegiatan bersama sering dilakukan, hal ini cukup baik untuk meningkatkan keakraban antar anggota dalam komunitas tersebut, namun tidak semua kebersamaan bebas dari masalah, salah satu yang sangat kentara adalah saat kegiatan makan bersama dalam situasi tertentu, misalnya menyambut anggota baru dan juga liburan akhir tahun, jika sekedar jamuan makan bersama saja tentu tidak menjadi masalah, namun sudah menjadi hal yang lumrah bahwa jamuan makan di Negeri ini juga diiringi dengan sajian khomar atau soju. Ditambah lagi setelah selesai makan biasanya dilanjutkan dengan pergi bersama ke bar untuk menyanyi atau mengobrol oleh karena itu penolakan secara halus dengan menjelaskan secara baik harus dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar